Replika Istana Maimun Medan yang dipajang di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara -- ANT/Irsan Mulyadi
Replika Istana Maimun Medan yang dipajang di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara -- ANT/Irsan Mulyadi

Perjalanan Budaya Kerajaan Nusantara

Anggi Tondi Martaon • 27 Januari 2016 14:30
medcom.id, Jakarta: Sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah berdiri banyak kerajaan di nusantara yang kaya dengan seni, budaya dan tradisi. Saat itulah dimulainya peradaban Indonesia.
 
Salah satu budaya dan tradisi yang masih ada hingga kini yaitu Istana Maimun atau sering disebut Istana Putri Hijau di Medan, Sumatera Utara. Bangunan megah ini merupakan pusat pemerintahan kesultanan Melayu Deli yang didirikan saat kepemimpinan Sultan Tuanku Sultan Ma'moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada 26 Agustus 1888.
 
Menurut juru kunci Istana Maimoon Tengku Ashamudin, pembangunan istana yang dihuni para ahli waris Kesultanan Deli ini menggunakan jasa arsitektur Belanda yaitu Theodoor van Erp. Namun, Istana Maimun tetap mengadopsi budaya timur tengah dan melayu yang menjadi ciri khas kerajaan Islam.

"Gaya Timur Tengah di istana ini ditunjukkan dengan dominasi warna hijau dan kuning yang menjadi ciri khas melayu," kata Tengku Ashamudin kepada Yovie Widianto dalam program Idenesia.
 
Selain melihat kemewahan Istana Maimun, Yovie juga mendapat suguhan Tari Mak Inang Pulau Kampai. Bahkan, Yovie berkesempatan belajar gerakan tarian yang menceritakan pertemuan pria dan wanita, perjalan kasih mereka hingga melangsungkan pernikahan.
 
Kerajaan lain yang masih mempertahankan tradisi dan budaya hingga saat ini adalah Kesultanan Ternate di wilayah timur Indonesia. Kesultanan Ternate yang berdiri pada 1257 ini terkenal dengan cerita perjuanganya melawan penjajah.
 
Setidaknya ada tiga bangsa Eropa berusaha menguasai Ternate, yaitu Belanda, Inggris dan Portugis (Portugal). Sebab, rempah-rempah asal Ternate terkenal bagus hingga tanah Eropa.
 
Kerajaan yang terletak di kaki Gunung Gamalama ini memiliki lambang kerajaan berupa burung elang berkepala dua. Elang tersebut memiliki dua sayap dan hati menghadap ke bawah, yang berarti bahwa raja harus cinta ke rakyat dan melindungi mereka.
 
"Burung elang secara alamiah mampu menguasai udara, laut dan, darat. Ini mewakili filosofi kekuasaan sesungguhnya, yaitu pemimpin dan rakyat itu sama, seimbang, dan satu hati," terang kepala keluarga besar Kesultanan Ternate Iskandar M Djae.
 
Begitu banyak keunikan budaya dan tradisi Indonesia yang masih dipertahankan hingga kini. Jika dikumpulkan dalam satu tempat, kita dapat melihat warna-warni Indonesia.
 
Seperti yang terjadi saat digelar Festival Keraton Nusantara dan Masyarakat Adat Asean di Kendari. Ada 155 kerajaan, kesultanan, dan keraton dari berbagai daerah di Indonesia hadir dalam acara yang berlangsung pada 12-15 November 2015 itu.
 
Selain raja nusantara, ada delapan kerajaan dari luar negeri yang akan memeriahkan kegiatan, yaitu Belanda, Singapura, Malaysia, Filipina dan Pakistan. Beberapa kegiatan yang digelar diantaranya pameran budaya, gelar seni budaya, karnaval budaya, dan seminar budaya.
 
Penasaran dengan perjalanan budaya Yovie Widianto? Saksikan program IDEnesia pada Kamis (28/1/2016) pukul 22.30 WIB di Metro TV. Jangan lupa, ikuti kuis dari IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya. (Adv)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan