Mengukir Cerita Jepara

Pelangi Karismakristi • 28 Oktober 2015 15:46
medcom.id, Jepara: Siapa yang tak kenal dengan Raden Ajeng Kartini? Anak bangsawan yang sangat taat pada adat istiadat ini lahir pada 21 April tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Pada masanya, ia berjuang membela hak kaum perempuan agar sejajar dengan pria.
 
Di tanah kelahirannya itu, kini berdiri museum yang menyimpan berbagai peninggalan Kartini semasa hidup. Museum Kartini terletak di Desa Panggang, Kecamatan Jepara. Tepatnya di Alun-alun Nomor 1 Jepara, di sebelah utara Pendopo Kabupaten Jepara.
 
Anda cukup menyiapkan uang Rp2 ribu untuk melihat barang bersejarah Kartini berupa baju, meja belajar, mesin jahit, meja makan, bath up untuk mandi dan buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang merupakan kumpulan surat bersi curahan hati RA Kartini kepada sahabatnya di Belanda. Melalui berbagai barang tersebut, pengunjung dapat lebih mengenal sosok yang dipanggil Trinil oleh ayahnya ini.

Pengunjung juga bisa melihat foto Kartini bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Jumlah barang bersejarah di Museum Kartini terus bertambah karena kerelaan keluarga Kartini menyerahkannya kepada museum.
 
Setelah dipugar dua tahun lalu, Museum Kartini memang menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Jawa Tengah. Jika singgah di Kota Bumi Kartini, tidak perlu segan untuk mampir ke tempat bersejarah ini karena banyak wawasan bisa dipetik.
 
Namun, ke Jepara belum terasa lengkap tanpa mengunjungi kerajinan kayu dan ukiran. Di sini ada desa yang seluruh warganya menjadikan seni ukir menjadi mata pencaharian, yaitu Desa Sembada Ukir, Petekeyan, Tahunan, Jepara.
 
Desa Sembada Ukir tadinya tergolong desa tertinggal. Namun dengan kerjasama dan kerja keras, warganya berhasil meningkatkan perekonomiannya dengan mengembangkan kawasan khusus seni ukir. Keistimewaan hasil ukiran desa terletak pada motifnya yang minimalis.
 
"Di sini ada 35 motif minimalis, termasuk motif botol. Ini pernah menjadi juara nasional Festival Kartini," papar Ketua Paguyuban Ukir Gemah Ripah Raharja di workshop ukirnya.
 
Bagi pencinta kain tradisional, khususnya tenun, Anda bisa mengunjungi Sentra Tenun Troso di Jepara. Warna-warna cerah menjadi ciri khas tenun ikat asal Jepara ini.
 
Menurut seorang pengrajin tenun, mulanya Tenun Troso tidak memiliki motif. Namun setelah pamannya magang di Bali, mulailah memodifikasi kain tenun yang polos menjadi lebih indah dengan memberikan beragam motif.
 
"Kalau saya mau bikin sejarah baru, bikin motif asal-asalan yang tidak sesuai pakem. Hanya menyesuaikan inspirasi saja. Saya juga kombinasikan dengan batik dan bordir," jelas Hoeda, pemilik House of Hoeda's.
 
Sedangkan untuk kuliner, Jepara punya Pindang Serani yaitu ikan kakap merah yang dimasak dengan perpaduan rasa pedas, asam dan manis. Masakan ini cocok disantap siang hari.
 
Penasaran dengan pesona Jepara? Simak perjalanan Yovie Widianto dan Renitasari Adrian dalam IDEnesia di Metro TV pada Kamis (29/10/2015) pukul 22.30 WIB. Jangan lupa, ikuti kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya. Ada bingkisan menarik bagi pemenangnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan