Suntikan semangat lainnya datang dari bos Nagaswara, Rahayu Kertawiguna. Bagi Rahayu, Kerispatih seperti cinta pertamanya di industri musik. Kerispatih memang artis pertama Nagaswara ketika merilis album Kejujuran Hati. Karena itu, ketika Kerispatih datang kepadanya membawa lagu baru, Rahayu memberikan dukungan penuh.
"Kerispatih berjuang untuk eksistensi. Itu yang membuat saya semangat. Seperti mengulang Kejujuran Hati," kata Rahayu.
"Pernah Terluka" diciptakan oleh Arief. Dibuat dan diaransemen oleh seorang gitaris membuat lagu ini berbeda dari lagu Kerispatih sebelumnya yang dibuat Badai melalui piano. Meski begitu, mereka tetap tidak menghilangkan benang musik Kerispatih yang pernah ada.
"Pak Rahayu bilang Kerispatih jangan sampai hilang benang merahnya. Sekarang sudah tidak ada campur tangan dari Mas Badai, hari ini Arief yang lebih banyak mencipta lagu dan aransemen. Saya yakin pasti ada perbedaan, muncullah lagu ini. Tapi kita lebih segar sekarang dan bisa dibilang mengusung nafas baru. Mudah-mudahan inilah Kerispatih yang baru," papar Fandy.
"Dengan lagu ini kami jadi ada semangat baru. Mungkin tadinya semangatnya sempat berkurang. Jadi kami semangat banget untuk tidak berhenti sampai di sini," imbuhnya.
"Pernah Terluka" diharapkan Kerispatih bisa mengobati kerinduan para penggemarnya. Setelah memulai langkah baru, Kerispatih bertekad terus melahirkan karya-karya baru. Kerispatih sudah menyimpan lima lagu lain yang mereka rencanakan masuk ke dalam mini album. Dengan begitu, mereka yakin bayang-bayang para personel terdahulunya perlahan bisa terkikis.
"Kami sempat ketemu Badai. Kami sudah perdengarkan lagu ini ke Badai. Responsnya cukup baik. Dia mendukung. Dia senang Kerispatih bisa berkarya lagi dan produksi sendiri sekian tahun. Dia kirim pesan ke saya, bilang selamat single barunya," kata Fandy.
Kehidupan Setelah Badai
Sosok Badai dan Sammy Simorangkir memang begitu menancap kuat dalam diri Kerispatih. Meski keduanya sudah tidak lagi tergabung, bayang-bayang Badai dan Sammy terus membayangi Kerispatih. Hal itu tak dipungkiri para personel tersisa Kerispatih.
Setelah Badai atau Sammy pergi, Arief memastikan nama Kerispatih sebagai sebuah band tidak akan menjadi sengketa. Para pendiri band yang masih tergabung berhak melanjutkan panji Kerispatih.
"Kerispatih itu dibuat ketika kami masih di kampus Institut Musik Indonesia (IMI). Itu saya Arief sama Anton, Andika, Badai dan Sammy. Itu kami ngumpul di kantin bikin band waktu itu bawain musik jazz instrumental untuk mewakili kampus. Jadi nama Kerispatih dibuat bareng-bareng dan tidak bisa dibilang milik satu orang," jelas Arief.

"Ibarat di perusahaan kalau ada yang resign, perusahaannya tetap ada. Termasuk juga kalau saya amit-amit tidak ada, Kerispatih tetap masih ada. Siapapun personelnya, Kerispatih tetap berjalan," lanjutnya.
Mengenai lagu, Fandy, Anton dan Arief juga sudah berkomunikasi dengan Badai. Mereka sudah sepakat, Kerispatih masih bisa membawakan lagu-lagu yang dulu diciptakan Badai. Layaknya profesional, Kerispatih tetap membayar royalti kepada Badai sebagai pencipta lagu.
"Kami menjalankan kewajiban kami sebagai pengguna. Bukan karena Kerispatih menggunakan lagunya, tapi membantu penciptanya. Bagaimana menggunakan sesuatu yang legal dengan berurusan dengan lembaga manajemen kolektif WAMI," ucap Fandy.
Kepergian Badai membuat proses kreatif Kerispatih tentu menjadi berbeda. Yang pasti bagi Fandy, sisa tiga personel membuat kelegaan tersendiri baginya. Fandy merasa sudah tidak ada lagi terbebani sebagai vokalis baru menggantikan Sammy dulu.
"Saya merasa lebih lega. Tidak merasa tertekan, lebih santai. Beban saya seperti lepas. Kemarin pasti ada bayang-bayang vokalis sebelumnya, karya-karya sebelumnya. Selalu dibandingkan. Mungkin karena usia juga, sudah semakin dewasa. Sudah tidak lagi memikirkan komentar netizen," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News