Poster film Perang Kota (Foto: Siaran Pers)
Poster film Perang Kota (Foto: Siaran Pers)

Sinopsis dan Fakta Menarik Film Perang Kota

Imanuel R Matatula • 05 April 2025 16:21
Jakarta: Cinesurya, Starvision dan Kaninga Pictures mempersembahkan film terbaru mereka berjudul Perang Kota, karya sutradara Mouly Surya, yang akan tayang pada 30 April 2025 di bioskop tanah air.
 
Film ini menghadirkan tiga pemeran papan atas tanah air, yakni Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia. Selumnya film Perang Kota telah tampil perdana di International Film Festival Rotterdam pada Februari lalu, dengan judul internasional This City A Battlefield.
 
Film Perang Kota merupakan adaptasi bebas dari novel karya Mochtar Lubis dengan judul Jalan Tak Ada Ujung. Film ini mengambil latar Jakarta pada tahun 1946, masa ketika sekutu datang ke Indonesia diboncengi Belanda dengan keinginan untuk kembali berkuasa.
 
Baca Juga: Perjuangan dan Pengkhianatan Cinta di Film Perang Kota

Perang Kota mengisahkan tentang perjuangan seorang mantan pejuang yang beralih profesi menjadi guru sekolah. Ia mendapat misi rahasia untuk menghabisi petinggi kolonial Belanda.
 

Fakta Menarik Film Perang Kota

Selain tiga pemeran yang sudah disebutkan, Perang Kota juga dibintangi oleh Rukman Rosadi, Imelda Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, Ar Barrani Lintang, Chew Kinwah, Alex Abbad, Indra Birowo, Dea Panendra, dan masih banyak lagi. Berikut fakta menariknya:
 

1. Gunakan Rasio Layar 4:3

Berbeda dengan film yang tayang di bioskop pada umumnya, film Perang Kota menggunakan rasio layar 4:3. Sutradara, Mouly Surya memiliki alasan tersendiri atas hal tersebut, dia ingin penonton lebih fokus pada karakter yang ada dalam film.
 
“Karena memang treatment yang aku mau di film (Perang Kota) kameranya itu selalu bergerak mengikuti karakter-karakter, dan pengen fokus ke mereka gitu istilahnya, pengen fokus terus mengikuti perjalanan mereka, melihat perspektifnya mereka,” kata Mouly Surya.
 
Baca Juga: Ariel Tatum Nangis Diajak Bermain Film Perang Kota

Keputusan ini juga diambil untuk menciptakan nuansa American Classic pada film tersebut. Walaupun penentuan rasio ini menjadi keputusan yang besar karena akan berpengaruh pada filmnya nanti.
 
“Ketika nonton, paling awalnya doang aja kaget, ‘kok gambarnya kecil.’ Tapi lama-lama biasa, nggak akan mengganggu sepanjang film gitu," ucap Mouly Surya.
 

2. Chicco Jerikho Sulit Lepas dari Karakter Isa dalam Perang Kota

Dalam film ini Chicco Jerikho diharuskan menguasai dialek sesuai dengan era di zaman itu, dia  juga dituntut untuk memahami karakter Isa yang penuh dengan monolog batin dan emosi yang mendalam.
 
Bahkan, karakter ini begitu melekat hingga membuat Chicco kesulitan kembali ke dirinya sendiri setelah syuting selesai. 
 
“Kita coba beberapa kali di proses workshop, kita riset, itu kemungkinan terlalu Minang. Karena pada saat itu, bahasa Indonesia belum seperti sekarang, tapi ada aksen Minangnya. Nyari persentasenya itu yang lumayan sulit," ucap Chicco.
 
Baca Juga: Chicco Jerikho Belajar Biola demi Perang Kota

Karakter Isa begitu melekat dalam diri Chicco, bahkan setelah syuting selesai. Hal ini sampai membuat rekan-rekannya terkejut ketika melihat Chicco kembali ke kehidupan normal.  
 
“Aku lihat Chicco lagi pas udah selesai syuting, kok beda ya? Aku hampir nggak mengenali dia,” ujar Ariel Tatum, lawan mainnya dalam film ini. 
 

3. Ariel Tatum Belajar Dialek Minang Hingga Musik Jazz

Salah satu tantangan terbesar bagi Ariel Tatum dalam film ini adalah menyesuaikan dialek Minang. Karena karakter Fatimah yang diperankannya berasal dari Bukittinggi, ia harus memastikan aksennya terdengar natural, tapi tidak berlebihan.
 
“Itu sih lumayan challenging, karena aku memutuskan untuk coba belajar in-depth dulu, abis itu baru kita halusin perlahan," ujar Ariel saat ditemui di daerah Jakarta Selatan.
 
Baca Juga: Jalan Jaksa dan Inspirasi Awal Film Perang Kota

Selain dialek, Ariel juga menghadapi tantangan dalam memainkan piano. Meski sudah terbiasa memainkan musik klasik, dalam film ini ia dituntut untuk membawakan lagu-lagu jazz, yang memiliki gaya dan tempo berbeda.  
 
“Piano juga susah, karena aku biasa main klasik, tiba-tiba disuruh mainkan Gershwin yang alirannya jazz, dan temponya cukup berbeda dengan klasik," ungkapnya. 
 

4. Jerome Kurnia Sempat Ingin Jual Mahal Ditawari Film Ini

Jerome Kurnia yang berperan sebagai Hazil menceritakan awal mulanya dirinya ditawarkan untuk berperan dalam film Perang Kota, yang mana saat itu Jerome sempat ingin jual mahal.
 
"Ada DM yang masuk, ada yang nawarin nih, dan gue udah tahu pada saat itu Mouly siapa. Tapi saat itu gue gak bales dulu, mungkin tiga jam lagi lah baru gue bales, tapi cuma dua menit langsung gue bales, kepikiran,” kata Jerome dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Senin, 24 Maret 2025.
 
Menariknya, pertemuan Jerome dan Mouly berlangsung pukul 07.00 pagi. Dari pertemuan yang terjadi pada 2018 itulah sang Sutradara, Mouly meminta Jerome untuk terlibat dalam film Perang Kota.
 
Sutradara, Mouly mengungkap alasannya memilih Jerome untuk bermain dalam film Perang Kota. Mouly bercerita saat itu dia melihat Jerome bermain dalam film debutnya dengan sutradara Hanung Bramantyo.
 
"Aku nonton ada satu karakter ngomong full bahasa Belanda. Karena itu film pertama dia, saya bertanya ‘siapa nih anak?’” ungkap Mouly.
 
Pada saat itulah Mouly yakin bahwa sosok Hazil ada pada Jerome. Mouly pun mulai mencari tahu tentang Jerome, setelah itu menghubunginya melalui Instagram.
 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan