Garin Nugroho (Foto: medcom/nuel)
Garin Nugroho (Foto: medcom/nuel)

Garin Nugroho Ingatkan Pentingnya 'Kegilaan' dalam Berkarya

Imanuel R Matatula • 22 November 2024 08:33
Jakarta: Sutradara film Samsara, Garin Nugroho kerap kali menyebut perlunya kegilaan terukur dalam berkarya. Kepada Medcom.id Garin menjelaskan lebih jauh soal kegilaan tersebut.
 
Garin menjelaskan dirinya sangat tertarik dengan yang namanya inovasi. Agar inovasi tersebut dapat tercapai, menurut Garin perlu yang namanya kegilaan-kegilaan dalam berpikir maupun proses kreatif, agar tercipta sebuah karya yang tidak biasa. Namun perlu diingat bahwa kegilaan yang dimaksud itu harus terukur dan profesional.
 
"Kalau ada kegilaan, imajinasi misalkan ditambah dengan profesional hasilnya bisa melampaui batas-batas yang sudah dilakukan,” kata Garin kepada Medcom.id.

Menurut Garin, jika suatu karya tidak ditambah dengan kegilaan, karya tersebut hanya sebatas keterampilan. Garin menyebut hal yang telah dilakukan kebanyakan orang pada umumnya adalah hal yang membosankan, sehingga dirinya mencoba menghadirkan film Samsara sebagai bentuk kegilaan itu.
 
“Kegilaan bukan hanya pada proses kreatif, tapi juga manajemennya, proses manajemen dari Samsara juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada, jadi ada kegilaan terukur pada penciptaan dan juga ada kegilaan terukur pada manajemen,” tutur Garin.
 
baca juga: Garin Nugroho Sempat Ragu Bisa Raih Sutradara Terbaik FFI 2024

 
Film Samsara sendiri merupakan film bisu dengan visual hitam putih. Film ini memadukan antara musik tradisional dan juga musik elektronik, yang dipadupadankan dengan tari-tarian hingga busana khas daerah.
 
Ini bukan baru kali pertama bagi Garin untuk membuat sebuah karya film dengan format serupa, sebelumnya dia juga pernah membuat film hitam putih dengan judul Setan Jawa.
 
Keberanian Garin dalam membuat karya film yang berbeda dari pada biasanya menghantarkan Samsara pada penghargaan bergengsi tanah air, Festival Film Indonesia (FFI) 2024.
 
Dalam malam Anugerah Piala Citra FFI, Samsara berhasil membawa pulang 4 Piala Citra yang terdiri dari Penata Busana Terbaik (Retno Ratih Damayanti), Pengarah Sinematografi Terbaik (Batara Goempar I.C.S.), Sutradara Terbaik (Garin Nugroho), dan Penata Musik Terbaik (Wayan Sudirana, Kasimyn).
 
Sebagai informasi Cine-Concert Samsara akan ditampilkan ke hadapan para penikmat seni Yogyakarta pada 5 Desember 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas, serta Jakarta pada 13 - 15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Sinopsis Samsara


Samsara berlatar tempat di Bali pada tahun 1930-an. Bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya.
 
Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
 
Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan