Film Shutter merupakan adaptasi dari horor legendaris Thailand garapan Banjong Pisanthanakun, yang dikenal sebagai salah satu film paling berpengaruh di Asia. Dalam versi Indonesia ini, elemen teror psikologis dan mistik berpadu dengan isu sosial yang tajam, menjadikannya film yang menggugah sekaligus menakutkan.
Film Shutter bercerita tentang berpusat pada Darwin, seorang fotografer muda yang hidupnya berubah setelah kecelakaan tragis bersama kekasihnya Pia. Malam itu, di jalan yang sepi, mereka menabrak seorang wanita misterius peristiwa yang kemudian menjadi awal dari mimpi buruk tanpa akhir.
Tak lama setelah kejadian itu, Darwin mulai melihat bayangan ganjil di setiap hasil fotonya. Sosok perempuan yang sama terus muncul, menatap dari balik kegelapan. Seiring waktu, Pia menemukan fakta bahwa sosok tersebut bukan sekadar roh penasaran, melainkan korban dari sebuah kejahatan masa lalu yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus.
Penelusuran Pia membuka rahasia kelam yang selama ini disembunyikan Darwin kisah tentang pelecehan seksual di kampus, ketidaksetaraan gender, dan lemahnya mekanisme pelaporan yang membuat banyak korban bungkam. Teror yang mereka alami bukan hanya datang dari dunia gaib, tapi juga dari rasa bersalah dan ketidakadilan yang belum ditegakkan.
"Di satu sisi ini film horor yang bikin jantung berdebar. Tapi di sisi lain, Shutter membawa pesan kuat tentang keberanian untuk bersuara. Kami ingin penonton bukan cuma takut, tapi juga tersentuh dan berpikir,," kata Frederica selaku produser.
Sementara bagi Herwin Novianto, Shutter adalah perjalanan emosional yang penuh makna.
“Saya ingin membuat horor yang punya jiwa. Ketakutan di film ini bukan hanya dari hantu, tapi dari kenyataan yang sering disembunyikan. Bayangan itu adalah simbol trauma dan kebenaran yang tertindas,” jelasnya.
Vino G. Bastian mengaku perannya sebagai Darwin mengguncang dirinya secara pribadi. Karakter ini selalu dihantui rasa bersalah yang justru meneror dirinya sendiri
"Darwin ini karakter yang hidup dalam kebohongan. Ketika rahasia masa lalunya terungkap, penonton akan sadar bahwa teror terbesar justru datang dari rasa bersalah. Main di film ini seperti masuk ke dunia gelap yang juga merefleksikan banyak realitas sosial kita," kata Vino.
Sementara Anya Geraldine menilai karakter Pia sebagai lambang keberanian perempuan. Selain Vino dan Anya, film ini dibintangi Niken Anjani, Rangga Nattra, Dewi Gita, Michelle Tahalea, Angie Ang, dan Nugie.
"Pia adalah karakter yang berani. Dia mewakili suara perempuan yang tidak tinggal diam saat menghadapi ketidakadilan. Di film ini, aku merasa Pia bukan hanya kekasih Darwin, tapi juga simbol kekuatan dan empati. Buat aku pribadi, pesan film ini penting banget tentang bagaimana kampus, atau ruang mana pun, seharusnya aman buat semua orang," kata Anya.
Kengerian Shutter juga dilengkapi dengan nuansa musikal yang memikat. Lagu tema "Di Batas Malam" ciptaan Mondo Gascaro dan dibawakan Danilla Riyadi menjadi jembatan emosional yang memperkuat atmosfer film.
Film Shutter bakal tayang di bioskop mulai 30 Oktober 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id