Para aktor yang membintangi Pengepungan di Bukit Duri pun disebut memiliki keresahan dan kekhawatiran yang sama dengan isu yang ada di dalam film tersebut. Salah satunya Morgan Oey yang menyoroti isu sistem pendidikan di Indonesia dan kekerasan di dalamnya, seperti aksi tawuran.
"Buat aku pribadi kita bisa melihat ya kayak keresahan terhadap dunia pendidikan, terhadap sistem pendidikan. Terus keresahan terhadap kekerasan yang gak ada habisnya gitu," ungkap Morgan Oey, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu, 5 Maret 2025.
Ketika membintangi film Pengepungan di Bukit Duri, ia menemukan persamaan kehidupan dengan karakter Edwin yang diperankannya.
baca juga: |
"Saya juga termasuk warga keturunan (Tionghoa), saya juga mengalami generational trauma di sini. Yang memang dialami sama Edwin juga di sini, yaitu diskriminasi, ketidakadilan sosial gitu," ujar Morgan Oey.
Menurutnya, keresahan yang dirasakan oleh para pemain mengenai isu yang ada di dalam filmnya, membuat mereka bisa memberikan yang terbaik melalui karakter yang diperankan. Apalagi dengan Morgan yang merasa relevan terhadap isu-isu tersebut.
"Buat saya sih memang ketika kami mendapat kesempatan ini, kenapa kita lebih, mungkin bisa kasih yang terbaik dalam setiap peran kami, terutama saya secara pribadi karena saya relate, dan saya resah melihat isu-isu ini gitu, lho," ucap Morgan Oey.
Kedekatannya dengan isu yang ada di film Pengepungan di Bukit Duri membuat ingatan masa lalunya tersebut muncul. Namun Morgan mengaku baik-baik saja.
Hal itu disampaikan oleh Omara Esteghlal, pemeran karakter Jefri. Ia menjelaskan bahwa Morgan menilai karakter Edwin memiliki peran yang penting untuk menyuarakan keresahan yang selama ini dipendam oleh banyak orang.
"Morgan bilang it's okay untuk dia triggered sekarang, karena menurut dia perannya dia di sini sangat penting gitu. Walaupun dia triggered but at least itu adalah necessary buat dia ngelakuin itu karena dia menjadi penyuara buat orang-orang yang juga dari dulu memendam ini," jelas Omara Esteghlal.
Ia pun memberikan pujian terhadap Morgan yang rela menghilangkan emosi pribadinya yang sebenarnya bisa saja menjadi penghalang untuk masuk ke dalam karakter Edwin, sebagai sosok yang menyuarakan keresahan.
Morgan pun percaya bahwa perannya dalam film Pengepungan di Bukit Duri bisa menjadi proses terapi untuk pengalaman hidupnya. Hal itu pun berlaku pada pemain lainnya yang relevan terhadap isu di dalam tersebut.
"Aku percaya kalau ini adalah proses terapi kami, dari masing-masing karakter yang punya emotional baggage masing-masing di setiap karakter. Ini menjadi semacam terapi kami apa yang pernah kami alami dulu, apa segala macam tuh bagaimana bisa agak sedikit lega ya," pungkas Morgan.
Selain Morgan Oey dan Omara Esteghlal, film drama aksi ini juga dibintangi oleh Hana Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Faris Fadjar, Florian Rutters, Dewa Dayana, Sandy Pradana, Milo Taslim, dan Sheila Kusnadi. Film Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang pada 17 April 2025.
Film Pengepungan di Bukit Duri menceritakan tentang Edwin (Morgan Oey) yang berjanji pada kakaknya, sebelum meninggal, untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Akhirnya, Edwin pun melamar menjadi guru di sekolah untuk anak-anak bermasalah, yakni SMA Duri.
Setelah menjadi guru, Edwin harus menghadapi murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. Hingga akhirnya Edwin berhasil bertemu dengan anak kakaknya itu, tetapi kerusuhan terjadi di seluruh kota. Kejadian itu membuat mereka, termasuk Edwin, terjebak di sekolah dan harus berhadapan dengan anak-anak brutal yang mengincar nyawanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id