Pemilihan dan proses kurasi untuk mengirim perwakilan film dari Indonesia dilakukan oleh Komite Seleksi Oscar Indonesia. Komite ini terdiri dari sembilan insan perfilman, yakni Slamet Rahardjo, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Alim Studio, Cesa David Luckmansyah, Ratna Riantiarno, Nur Hidayat, Sha Ine Febriyanti, dan Deddy Mizwar.
Film ini menyuguhkan kisah yang mengharukan tentang perjuangan perempuan dalam menghadapi diskriminasi dan tradisi yang mengakar.
| Baca juga: Reza Arap Siap Tanggung Kerugian Pedagang Akibat Aksi Penggemar Speed |
Deddy Mizwar berharap adanya dukungan penuh dari berbagai pihak untuk film Women from Rote Island. Perlu diketahui agar mendapat atensi dewan juri Piala Oscar, sebuah film harus melakukan promosi habis-habisan dengan biaya yang besar. Tujuannya, film itu menarik perhatian juri dan kemudian ditonton dengan harapan terpilih maju ke babak seleksi selanjutnya.
"Hasil evaluasi kami, dukungan promosi film di Piala Oscars paling lemah. Sulit bagi panitia untuk menarik perhatian juri dan masyarakat di ajang itu," kata Deddy seperti diberitakan Antara.
"Padahal, misi kita tidak hanya untuk memboyong Oscars, melainkan juga meletakkan film Indonesia di dalam peta film dunia," lanjutnya.
Film Women from Rote Island berkisah tentang Martha yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang berkerja di Malaysia. Martha dalam kondisi depresi berat sebab ia sempat diperkosa di perkebunan tempat dia bekerja sebagai buruh kelapa sawit.
Martha pulang ke kampungnya di Pulau Rote setelah sang ayah meninggal. Namun, penderitaan Martha terus berlanjut karena dia harus dipasung lantaran dianggap sakit jiwa. Dalam kondisi terpasung, Martha kembali mengalami pemerkosaan hingga hamil.
Film Women from Rote Island dibintangi sejumlah pemain baru seperti Linda Adoe, Sallum Ratu Ke, Irma Rihi, Van Jhoov, dan lainnya.
"Saya sangat menikmati menikmati syuting bersama aktor lokal yang sangat luar biasa. Sebab saya ingin memberikan ranah kepada para generasi baru yang memiliki bakat. Lewat film ini kita sama-sama mengampanyekan stop kekerasan seksual," kata Jeremias Nyangoen.
Melalui film ini pula, tim produksi dan pemain ingin menyampaikan kepada para korban kekerasan seksual untuk berani bersuara.
"Kita sebagai perempuan atau siapapun yang merasakan kekerasan baik verbal atau non verbal, harus berani speak up dan melawan ya," kata Sallum Ratu Ke
| Baca juga: Nino RAN Resmi Menikah dengan Dokter Gigi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
