Sonny Pudjisasono selaku produser eksekutif film ini memberikan tanggapan. Dalam pertemuan Sonny dengan tim Medcom.id di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Sonny menyampaikan pandangannya secara terbuka. Ia mempertanyakan fokus kritik yang ditujukan kepada filmnya.
"Tanggapan saya adalah sebenarnya, yang disayangkan muncul seperti ini seperi apanya? Apakah disayangkan karena ada film dalam rangka 80 tahun Indonesia merdeka, ataukah, karena dengar isu dapet budget dari negara, atau masalah kualitas?," ujar Sonny.
Menurut Sonny, kualitas film bersifat subjektif dan tidak memiliki patokan yang baku.
“Kalau bicara kualitas, tidak ada patokan “wuih bikin film harus kualitas seperti ini, seperti ini,” beda-beda, gitu loh. Beda-beda, fashion masing-masing, kreatif pembuat film. Terus kedua, tidak ada, setiap produser bikin film, ingin bikin film jelek itu tidak ada. Semua pasti bikin yang terbaik," tambah Sonny.
baca juga:
|
Ia menegaskan, penontonlah yang pada akhirnya menentukan penilaian terhadap sebuah film.
“Persoalannya adalah, penontohlah lagi-lagi yang menentukan baik buruknya penonton. Jangan lagi, ada polisi di perfilman. Kalau sampai ada polisi di perfilman, wah bahaya. Ini persoalan budaya, persoalan kreatif. Kreatif itu tidak bisa, dibatasin tidak bisa dibendung dan tidak bisa dikasih “harus ini harus gini” kreatif itu muncul dengan sendirinya, dengan fashion macem-macem," ujar Sonny.
Sonny juga mengaku dirinya tidak menyangka film ini akan mendapat sorotan sebesar sekarang, apalagi hingga menjadi perbincangan viral di media sosial. Menurutnya, ia mengira karya tersebut akan mendapatkan respons biasa-biasa saja. Namun, kenyataannya, film ini justru menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat, baik berupa pujian maupun kritik.
“Sebagai salah satu yang ikut menggagas ini saya mengucapkan terima kasih terhadap apresiasi itu semua. Yang saya ga sangka, yang saya pikir “wah filmnya begini aja ga” tapi ternyata di apresiasi oleh masyarakat jadi viral, walaupun itu pro kontra.”
Sonny mengungkapkan, setelah ia menelusuri penyebab pro dan kontra tersebut, ia menemukan bahwa sebagian besar polemik muncul karena adanya anggapan bahwa film ini menggunakan dana negara. Ia menyebut isu itu diwarnai rasa iri dari pihak-pihak tertentu.
Meski begitu, Sonny justru menanggapinya dengan santai. Ia bahkan menyebut akan senang jika benar ada dana negara yang digunakan untuk produksi. Namun, faktanya, pembuatan film ini justru didanai secara bersama oleh pihak-pihak yang terlibat.
"Kaget saya ih, asik dong kalau ada seperti itu. Ini aja kita patungan segala macam," ujarnya.
(Dashyauly Hutauruk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id