Jumpa pers Samsara (Foto: medcom/nuel)
Jumpa pers Samsara (Foto: medcom/nuel)

Musik Tradisi Bali dan Elektronik Iringi Kisah Pesugihan di Film Samsara

Imanuel R Matatula • 21 November 2024 18:29
Jakarta: Sutradara Garin Nugroho kembali menghadirkan film bisu hitam putih berjudul Samsara, setelah sebelumnya pernah menghasilkan karya film serupa berjudul Setan Jawa.
 
Film dengan konsep baru, perpaduan antara musik tradisional dan elektronik ini berhasil mengantarkan Garin sebagai Sutradara terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2024.
 
Produser film Samsara, Gita Fara menyebut Samsara memiliki dua versi, pertama versi yang dibuat khusus untuk dinilai dalam FFI 2024, ada pula versi yang disiapkan untuk Cine -Concert yang nantinya akan ditampilkan pada penikmat seni pada Desember mendatang.

Gita bercerita,  Samsara merupakan kelanjutan kerjasama dirinya dengan yang dulu sempat membuat karya dengan format serupa.
 
“Meskipun beda, tapi temanya sama tentang pesugihan. Kali ini kita datang ke Bali untuk mengeksplor budaya sekaligus musik, dan ruang-ruang yang ada di Bali,” kata Gita kepada Medcom.id di kawasan Jakarta Selatan, Kamis, 21 November 2024.
 
baca juga: Garin Nugroho Sempat Ragu Bisa Raih Sutradara Terbaik FFI 2024

 
Gita menyebut hal yang paling menonjol dari film Samsara adalah musik. Saat pertama kali membahas film ini dengan Garin, sosok musisi yang terlintas dalam pikirannya adalah, Wayan Sudirana dan Kasimyn.
 
Wayan sendiri merupakan seorang komposer musik dan etnomusikolog lulusan University of British Columbia, Kanada. Ia mempelajari musik kuno Bali, berbagai tradisi musik dunia, dari Korea, Ghana, dan India, serta musik klasik barat.
 
Sedangkan Kasimyn merupakan bagian dari grup musik Gabber Modus Operandi. Mereka pernah berkolaborasi dengan bintang musik internasional, Bjork, dalam albumnya, Fossora (2022).
 
“Karena memang film ini rohnya adalah musiknya, jadi pertama kali yang kita cari itu siapa musisi yang bisa diajak berkolaborasi,” tutur Gita.
 
Perpaduan antara musik tradisional dengan elektronik diharapkan Gita menjadi format baru dalam karya film bisu. Kata Gita, timnya ingin kembali pada asal muasal film yaitu visual hitam putih tanpa dialog.
 
"Kami ingin membawa pengalaman baru untuk penonton sinema yang ini (masa lalu) dengan masa sekarang, dengan kolaborasi antara gamelan Bali dan musik elektronik.
 
Sebagai informasi Cine-Concert Samsara akan ditampilkan ke hadapan para penikmat seni Yogyakarta pada 5 Desember 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas serta Jakarta pada 13 - 15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan