Menurut Ketua BPI, Gunawan Paggaru, masyarakat memiliki kekuatan untuk mendorong kemajuan industri film. Ia menyarankan, jika sebuah film menuai banyak isu dan kritik seperti yang terjadi pada Merah Putih: One for All, langkah terbaik adalah tidak menontonnya.
“Kita berharap masyarakat film kita itu harus kritis, harus pintar memilih film,” ujar Gunawan Paggaru kepada Medcom.id pada Senin, 11 Agustus 2025.
“Kalau sudah ada isu-isu seperti ini, apalagi di media sosial, itu stop deh jangan nonton," lanjutnya.
Dampak Penonton Kritis pada Kualitas Film Nasional
Gunawan menjelaskan bahwa tindakan boikot penonton bukanlah bentuk perlawanan, melainkan dorongan positif bagi para sineas. Dengan tidak menonton film yang dinilai tidak layak, pembuat film akan terpaksa meningkatkan kompetensinya.“Kalau masyarakat kita kritis, memutuskan untuk tidak menonton yang tidak layak ditonton, itu filmmaker-nya harus meningkatkan kompetensinya. Ini menolong juga filmmaker juga, kan harus menyesuaikan,” jelasnya.
Sebaliknya, jika film yang dinilai buruk tetap laku di pasaran, akan muncul anggapan berbahaya di kalangan filmmaker tidak profesional bahwa karya seperti itu yang disukai penonton. Hal ini pun akan bisa menghambat perkembangan industri perfilman nasional.
Isu Film Merah Putih dan Kritik Terhadap Sistem Bioskop
Film animasi yang dijadwalkan tayang mulai 14 Agustus ini telah memicu sejumlah isu serius, mulai dari dugaan pembajakan aset, kualitas yang dianggap buruk, hingga kritik terhadap sistem distribusi film di bioskop.Isu antrean film juga sempat disinggung sutradara Hanung Bramantyo, yang mempertanyakan bagaimana film Merah Putih: One for All bisa mendapatkan jadwal tayang sementara ada ratusan film Indonesia lain yang sudah mengantre.
“Terus kenapa buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang? Kopet!” tulis Hanung dalam unggahan insta story di Instagram.
Gunawan Paggaru mendukung kekhawatiran ini dan bahkan meminta pihak bioskop untuk menarik film tersebut dari penayangan.
“Masalahnya ini ada yang antre, nih, tapi kok film yang tidak layak ditonton diberi jadwal, kan? Artinya tidak layak secara kualitas maupun dia tidak ikut antre,” ungkapnya.
Dengan berbagai isu yang beredar, Gunawan Paggaru berharap masyarakat tidak menonton film Merah Putih: One for All dan meminta pihak bioskop untuk membatalkan penayangannya. Peran penonton yang cerdas dan kritis diharapkan dapat menjadi kekuatan untuk menciptakan industri film yang lebih berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id