ILUSTRASI: Jutaan umat Islam dari berbagai negara bertawaf mengelilingi Kakbah, Sabtu (2/9/2017)/AFP Photo/Karim Shahib
ILUSTRASI: Jutaan umat Islam dari berbagai negara bertawaf mengelilingi Kakbah, Sabtu (2/9/2017)/AFP Photo/Karim Shahib

Angin Penunjuk Kakbah

Haji Haji 2018
Sobih AW Adnan • 24 Juli 2018 06:00
Jakarta: Mengulik sejarah Kakbah, seakan tak ada habisnya. Meskipun sejak dulu para ulama bersepakat bahwa titik bangunan suci itu sudah ditentukan sejak masa Nabi Adam as.
 
Pada masa Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail as., barulah pemugaran paling bersejarah dimulai. Perkaranya, bagaimana kisah kedua utusan Allah swt. yang tinggal di Palestina itu bisa menemukan titik Kakbah di Kota Mekah?
 
Ada banyak versi menarik mengenai hal ini. Salah satunya, seperti yang dituturkan Abu Ja'far Muhammad ibn Jarir ibn Yazid atau masyhur dengan nama Imam ath Thabari dalam kitabnya, Tarikh al Umam wa al Muluk.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, sebagaimana pernah diceritakan sahabat Ali Ibn Abi Thalib ketika diminta oleh seseorang yang menghadapnya dan menanyakan kisah pemugaran Kakbah. Ali mengatakan, setelah Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah swt untuk membangun Baitullah, ia dilanda perasaan resah tiada tara. Lantas, Allah mengirimkan as Sakinah (ketenangan), berupa angin yang memiliki dua penjuru.

"Satu penjuru mengikuti yang lain. Keduanya terus bergerak hingga ke Mekah dan berputar-putar di lokasi Kakbah, mirip ular yang sedang melingkar," tulis ath Thabari.

Masih dalam kitab yang sama, ath Thabari juga menyuguhkan versi lainnya. Yakni, sebuah kisah yang menceritakan bahwa perjalanan Nabi Ibrahim ke Mekah dipandu Malaikat Jibril as.
 
Setelah Allah swt. menampakkan pada lokasi Baitullah dan tanda-tanda Tanah Haram kepada Ibrahim, tulis ath Thabari, ia langsung berangkat ditemani Jibril. Hingga setiap memasuki sebuah desa, Nabi Ibrahim selalu bertanya;
 
"Di tanah inikah engkau diperintah untuk memberitahuku, wahai Jibril?"
 
"Teruslah berjalan," jawab Jibril.
 
Sesampainya di Mekah yang kala itu masih berupa tanah tandus dan belum berpenguni, Nabi Ibrahim menjumpai Kakbah masih berbentuk gundukan tanah tinggi berwarna merah.
 
Nabi Ibrahim pun menanyakannya kembali, "Apakah aku diperintahkan untuk membangun Kakbah di sini, ya Jibril?"
 
"Ya, benar" kata Jibril.
 
Setelah itu, Nabi Ibrahim dan Ismail dengan penuh semangat memenuhi perintah Allah swt. membangun Kakbah. Ibn Fadhilah al Umari dalam Masalik al Abshar fi Mamalik al Amshar mengatakan, untuk membangun fondasinya, keduanya memboyong bebatuan dari Gua Hira. Sementara bahan-bahan lainnya diambil dari lima gunung, yakni Hira, Lubnan, al Judi, Thursina, dan Thurzetta.


 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif