"Beruntung Gus Menteri dan jajarannya termasuk Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umrah bertindak cepat dan tegas berkoordinasi langsung dengan Mashariq dan menekan mereka untuk memperbaiki kinerjanya," kata Machendra, Rabu 5 Juli 2023.
Menurut Machendra, insiden katering, transportasi atau air, bisa saja melebar seandainya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan jajarannya tidak langsung turun menangani persoalan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebab, Gus Men dengan perangkatnya termasuk Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH), dikatakan Machendra hanya sebatas meminimalisasi risiko lebih besar karena pengelolaan di Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina ) di bawah kendali penuh Mashariq.
langkah Menag melakukan koordinasi dengan meminta Dirjen PHU dan yang lain melakukan akselerasi dengan terus menekan pihak Mashariq, apa yang terjadi di Armuzna bisa diatasi dengan cepat. Seperti saat mengorganisir bis yang terlihat lamban mengangkut jamaah saat pagi di muzdalifah sehingga berimbas pada keterlambatan pendorongan jamaah ke Mina.
Begitu juga ketika Mashariq selaku penyelenggara haji dari Arab terlambat menyediakan katering untuk jamaah dan tempat tidur yang terbatas.
"PPIH melakukan langkah taktis dengan mendatangan mashariq dan meminta jaminan saat itu dengan tidak mentolerir keterlambatan distribusi makanan maupun penyediaan tempat yang sesuai dengan jamaah," katanya.
Stafsus Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu menambahkan, ketersediaan makanan yang tepat waktu, distribusi air dan tempat tidur yang layak bagi jamaah menjadi dasar lancarnya ibadah haji.
"Mungkin, jamaah anggap ini bagian dari ujian kesabaran ibadah. Tetapi di balik itu adalah ketidakmampuan Mashariq yang telah ditunjuk gagal merealisasikan hal yang telah disepakati dengan pemerintah Indonesia," kata Machendra.
Ditegaskan Machendra, langkah Gus Men dan jajarannya menekan dan memberikan ultimatum pada mashariq sudah tepat. Dia meminta PPIH tidak memberikan toleransi pada hal yang dinilai kasuistik.
"Jamaah mungkin dapat menerima karena menganggap ujian, tetapi sebagai amirul hajj Gus Menteri harus memberikan jaminan lancarnya beribadah bagi jamaah," ujarnya Machendra.
Menurut dia, haji ramah lansia ini akan menjadi dasar pelayanan lansia Haji di masa mendatang, maka penting memberikan penekanan dalam beberapa hal untuk tahun depan. Seperti, pentingnya screening kesehatan baik jasmani karena akan berpengaruh pada penanganan di lapangan.
Selain itu, perlunya pendamping lansia atau yang risiko tinggi dari keluarga dapat dipertimbangkan dibuka kembali.
"Karena banyak dari petugas ingin melayani maksimal jamaah lansia tapi menjadi canggung karena bukan mahram atau perihal lain," kata Machendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FZN)