Ilustrasi jemaah haji. Medcom.id/Pythag Kurniati
Ilustrasi jemaah haji. Medcom.id/Pythag Kurniati

Kendala Teknis, Pesawat Pengangkut Calon Haji Putar Balik

Haji Haji 2019
ant • 17 Juli 2019 15:11
Mekkah: Pesawat Garuda Indonesia yang membawa jemaah calon haji dengan tujuan Madinah, Arab Saudi, terpaksa memutar balik kembali ke Bandara Sultan Hasanudin Makassar, Sulawes Selatan, Selasa, 16 Juli 2019. Pesawat sempat terbang sekitar 4 jam dan kembali karena persoalan teknis.
 
Kepala Daerah Kerja Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Jauhari, mengonfirmasi terjadi penundaan penerbangan pesawat pengangkut jemaah calon haji asal Indonesia ke Madinah.
 
"Akibatnya, pesawat tersebut terpaksa kembali ke bandara asal di Makassar dan mengalami keterlambatan," katanya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Laporan yang diterima PPIH Daker Madinah, pesawat bernomor GA1114 tersebut membawa sekitar 400 calon haji asal kloter Ujung Pandang (UPG) 14 dari Bandara Sultan Hasanuddin tujuan Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah.
Pesawat itu, kata Jauhari, berangkat pada pukul 19.00 waktu setempat, Selasa, 16 Juli dan baru diberangkatkan lagi pada pukul 06.00, Rabu 17 Juli.
 
"Sesuai laporan, pesawat sudah sempat terbang, karena ada alasan teknis sehingga kembali lagi dan baru diterbangkan 10 jam kemudian," kata Jauhari.
 
Berdasarkan data di situs penerbangan Flight Aware, pesawat Boeing 747-400 tersebut sudah terbang selama sekitar 2 jam sebelum memutuskan putar balik. Total pesawat itu sudah mengudara 4 jam hingga kembali lagi ke bandara Sultan Hasanuddin.
 
Pihak Garuda Indonesia telah menginformasikan keterlambatan tersebut kepada tim PPIH di bandara Madinah dalam surat resminya. Pesawat yang seharusnya tiba pukul 01.15 waktu Saudi, molor menjadi pukul 11.25 waktu Saudi.
 
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan akibat keterlambatan penerbangan ini," kata Garuda Indonesia.
 
Jauhari mengatakan, keterlambatan penerbangan ini berdampak pada penyediaan akomodasi dan katering jemaah kloter UPG 14. Koordinasi terkait perubahan tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait, sehingga tidak berdampak buruk bagi ibadah jemaah.
 
Dari sisi katering misalnya, jika tidak dilakukan koordinasi maka makanan akan terlanjur disediakan padahal jemaah telat datang. Makanan tersebut tidak akan layak konsumsi. Untuk akomodasi, keterlambatan akan berdampak pada waktu penyewaan hotel.
 
"Layanan akomodasi basisnya adalah kedatangan. Jika mengacu pada jadwal awal, tentu check outnya juga lebih cepat. Maka kami mengantisipasi berupa reploting agar hak jemaah untuk melaksanakan arbain terpenuhi," kata Jauhari.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif