Ilustrasi haji. Foto: Dok Kemenag
Ilustrasi haji. Foto: Dok Kemenag

Menag Respons Keluhan Tenda Jemaah Haji: Mina dari Dulu Seperti Itu

Haji ibadah haji Jemaah Haji Yaqut Cholil Qoumas Kementerian Agama
Fatha Annisa • 19 Juni 2024 18:59
Jakarta: Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menanggapi keluhan terkait tenda jemaah haji Indonesia di Mina yang dinilai overcapacity. Ia berdalih luas wilayah Mina memang terbatas.
 
Jemaah Indonesia berjumlah 213.000. Yaqut menjelaskan, dengan terbatasnya wilayah Mina dan banyaknya jemaah haji Indonesia, per orang hanya dapat ruang kurang dari 0,8 meter persegi.
 
"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan," ujar Yaqut dalam keterangan resmi, Rabu, 19 Juli 2024.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut Yaqut, permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri yang perlu dipertimbangkan pada penyelenggaraan haji di tahun-tahun berikutnya. Terlebih, Indonesia kembali mendapat 221.000 kuota haji di tahun 2025.
 
Baca juga:Kemenkes: Poli Rehabilitasi Medik Ramai Dikunjungi Jemaah Haji

 
“Menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan. Dalam keterbatasan wilayah, ada tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa. Ini yang perlu menjadi pertimbangan,” ujarnya.
 
Ia mengatakan, pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini. Sejumlah catatan maupun keluhan jemaah akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji berikutnya.
 
“Kita tetap akan upayakan kuota tambahan dalam jumlah yang terukur untuk tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah," tegasnya.
 
Kendati demikian, Yaqut menilai penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berjalan dengan sukses. Pelayanan jemaah pada fase kedatangan, kata Menag, berjalan lancar. Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah juga terserap optimal.
Baca juga:550 Jemaah Haji Meninggal Akibat Cuaca Panas Ekstrem, Mayoritas dari Mesir

 
Proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan pun berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah. Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.
 
Selanjutnya, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.
 
"Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri," tuturnya.
 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SUR)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif