Haki berangkat bersama istrinya, Satuni, 70, lewat Kloter 16 Kota Malang. Keduanya dijadwalkan berangkat bersama calon jamaah haji (CJH) lainnya pada Kamis, 11 Juli 2019 besok.
Butuh waktu sekitar 54 tahun bagi Haki untuk berangkat haji tahun ini. Bapak 12 anak ini menabung sejak tahun 1965 dan memutuskan untuk mendaftar haji pada 2013 lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya menabung dari hasil dagang yang saya kumpulkan di rumah sejak sekitar tahun 1965," katanya saat ditemui Medcom.id di kediamannya di kawasan Jodipan Wetan, Gang 1 RT 15 RW 06, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 9 Juli 2019.
Haki menabung untuk haji dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit, mulai dari Rp5 ribu, Rp10 ribu hingga Rp50 ribu. Uang tersebut didapat dari berdagang jaket kulit, jas, baju, dan lain-lain.
"Uangnya saya simpan di dalam tas. Saya tidak tahu cara menyimpan uang di bank," tutur kakek dari 24 cucu itu.

Meski berdomisili di Kota Malang, Haki seringkali berjualan pakaian di luar kota. Mulai dari Pakis, Kepanjen, Blitar, hingga Pasuruan. Namun karena termakan usia, kini dia tak lagi berjualan di kawasan yang jauh dari rumahnya.
"Saya biasa jualan di pasar yang ramai-ramai. Dulu setiap hari, berangkat subuh pulang sore. Bahkan bisa seminggu sekali pulang ke rumah. Sekarang banyak liburnya," ungkap pria yang merantau ke Malang dari Madura sejak usia 25 tahun ini.
Panggilan Haji Mendadak
Haki mendaftar haji bersama istrinya pada 2013 silam setelah uang hasil tabungannya terkumpul sekitar Rp 85 juta. Awalnya pihak keluarga tak ada yang mengetahui adanya jumlah uang tersebut.
Bahkan, sang istri, Satuni, pun terkejut ketika Haki mengajak untuk berangkat haji saat itu. Sebab, pria yang telah memiliki dua cicit itu tak pernah bercerita telah menyisihkan uang sejak lama.
"Saking lamanya saya mengumpulkan uang di rumah, banyak uang yang sudah rusak dan bau. Bahkan ada beberapa uang yang sudah enggak laku," ungkap pria yang hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR) ini.
Setelah mendaftar haji, Haki sempat mendapatkan kabar bahwa harus menunggu sekitar 15 tahun untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun karena faktor usia, pihak keluarga pun mengusahakan agar Haki dapat berangkat lebih cepat.
"Saya mengajukan tiap bulan bersama anak saya. Bolak-balik ke Kemenag dan Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini," tutur pria yang juga pernah merantau ke Jakarta ini.
Haki mengaku panggilan haji tahun ini cukup mendadak. Dia baru mendapat kabar bisa berangkat ke Tanah Suci sebelum bulan puasa atau sekitar Mei 2019 lalu.
"Biasanya dikabarin sekitar 6 bulan sebelum berangkat. Tapi saya baru dikabarin sebelum bulan puasa. Jadi ini mendadak sekali. Akhirnya saya ikut manasik kilat seminggu," pungkasnya.
Keberangkatan Haki Dikhawatirkan Sang Anak
Berangkat haji di usia 92 tahun, menimbulkan sedikit kekhawatiran bagi putra-putri haki. Putra keempat Haki, M Ghufron mengaku khawatir dengan kondisi sang ayah saat menunaikan ibadah di Tanah Suci.
"Ini anak-anaknya bapak sekarang pulang ke rumah ngumpul semua mau nganter bapak sama ibu haji. Awalnya kita nggak tau juga kalau bapak punya tabungan banyak untuk berangkat haji karena nggak pernah cerita juga," kata pria yang kini menetap di Jakarta ini.
Kekhawatiran putra-putri Haki bukan tanpa alasan. Sebab, kondisi pendengaran Haki kini sudah tak sempurna lagi. Bahkan, Haki sedikit sulit berbicara atau terbata-bata.
Namun secara fisik, Haki masih terhitung sehat. Oleh anak-anaknya, Haki dan istrinya biasa diajak berjalan-jalan di sekitaran kediamannya untuk menjaga kondisi fisik agar tetap prima saat beribadah di tanah suci.
"Banyak-banyak olah raga. Minum madu, minum vitamin. Semua perlengkapan dan obat-obatan juga telah kami siapkan," ungkap Ghufron.
Sementara itu, putri bungsu Haki, Frida Okviani mengaku bangga dan bersyukur sang ayah bisa berangkat haji tahun ini. Keberangkatan haji ini pun menjadi motivasi tersendiri bagi sang anak.
"Bapak dari dulu memang pengen haji. Kami jadi termotivasi untuk berangkat haji. Alhamdulillah anak-anak bapak ada yang sudah daftar haji juga," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)