Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka menjelaskan obat-obatan yang disiapkan didominasi obat cair. Potensi penyakit yang menyerang menyebabkan dehidrasi.
"Pola penyakit di sana itu kita harus melakukan rehidrasi sehingga cairan infus cukup banyak karena kasus-kasusnya cukup banyak di sana, mengingat jumlah haji kita 231 ribu," kata Eka dalam acara temu media di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juli 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Potensi timbulnya penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) hingga batuk kerap menyerang jemaah haji. Sebanyak 79 ton obatan-obatan itu melingkupi obat batuk hingga penambah gizi seperti susu.
Baca: Embarkasi Surabaya Berangkatkan 38.150 Calon Haji
"Jadi jumlah 79 ton itu bukan hanya tablet yang kecil-kecil tersebut," tutur dia.
Eka berharap kesigapan Kemenkes mengawal kesehatan dapat menurunkan angka jemaah yang dirawat di rumah sakit (RS) Arab Saudi. Mengingat haji 2018, dalam kurun waktu 76 hari, 4 ribu jemaah haji yang dirawat, dan 400 ribu lebih dirawat jalan.
"Selama kurun waktu haji di kloter satu jemaah haji rata-rata dua kali diperiksa kesehatannya ke dokter," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(OGI)