YOUR FASHION
Wastra Jadi Dress Code Upacara 17 Agustus 2025
Yatin Suleha
Minggu 17 Agustus 2025 / 07:41
Jakarta: Dress Code upacara 17 Agustus 2025 kali ini adalah Wastra Nusantara. Hal ini menjadi imbauan dalam Surat Edaran (SE) Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Nomor B-25/M/S/TU.00.03/08/2025 tentang Pedoman Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI Tahun 2025.
Wastra menjadi dress code atau pakaian yang diimbau untuk dikenakan saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI dan Upacara Penurunan Bendera Sang Merah Putih di tingkat nasional. Kedua upacara tersebut akan digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2025.
"Pakaian yang dikenakan saat upacara yaitu Wastra Nusantara," bunyi keterangan tertulis dalam SE tersebut seperti dilansir dari Detik.com.
Dinukil dari berbagai sumber, Wastra adalah sebutan untuk kain tradisional Indonesia yang memiliki makna dan simbol mendalam. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "sehelai kain".
Namun, wastra bukan hanya sekadar kain penutup tubuh. Ia adalah cerminan dari budaya, sejarah, dan kearifan lokal masyarakat pembuatnya.
Baca juga: 5 Motif Batik Betawi Paling Populer, Sarat akan Makna Filosofis
Setiap helai wastra dibuat dengan teknik, motif, dan bahan yang khas, serta sarat akan nilai-nilai filosofis yang diwariskan secara turun-temurun. Wastra sering kali digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan, atau sebagai penanda status sosial.
Indonesia, dengan keragaman budayanya, memiliki berbagai jenis wastra yang terkenal. Berikut beberapa di antaranya:

(Batik. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Berasal dari kata "amba" (menulis) dan "titik", batik adalah kain yang dilukis dengan canting atau cap menggunakan lilin malam. Setiap motif batik memiliki makna filosofis yang berbeda.
Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan, atau motif kawung yang melambangkan kesucian dan kesempurnaan. Batik tersebar di banyak daerah, terutama di Jawa, dengan ciri khas yang berbeda di setiap kota seperti Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan.

(Tenun. Foto: Dok. Istimewa)
Tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik menenun, yaitu menyilangkan benang secara vertikal (lungsin) dan horizontal (pakan). Prosesnya dilakukan secara manual dengan alat tenun tradisional dan sering kali memakan waktu lama.
Ada banyak jenis kain tenun di Indonesia, seperti Ulos dari Batak yang digunakan dalam upacara adat, Tenun Ikat dari Nusa Tenggara yang dibuat dengan mengikat benang sebelum ditenun, dan Tenun Gringsing dari Bali yang terkenal karena teknik double ikat-nya yang sangat rumit.

(Songekt. Foto: Dok. Istimewa)
Songket adalah jenis kain tenun yang ditenun dengan benang emas atau perak, menghasilkan motif yang berkilauan. Kain ini sering kali dianggap sebagai kain mewah dan digunakan pada acara-acara formal. Songket banyak ditemukan di wilayah Sumatera, seperti Palembang dan Minangkabau, serta di Lombok dan Kalimantan.

(Tapis. Foto: Dok. Frenita13)
Tapis adalah kain tradisional khas Lampung yang dibuat dengan teknik sulam. Kain dasar tenun dihiasi dengan sulaman benang emas, perak, atau benang berwarna, menciptakan motif-motif indah yang rumit. Tapis sering digunakan sebagai pakaian adat dan sarung.
Baca juga: Kemenekraf dan Penguatan Industri Batik Daerah bersama Yayasan Batik Jawa Barat

(Lurik. Foto: Dok. Istimewa)
Berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, lurik adalah kain tenun sederhana dengan motif garis-garis membujur, melintang, atau keduanya. Lurik melambangkan kesederhanaan dan sering kali digunakan sebagai pakaian sehari-hari atau pelengkap busana adat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Wastra menjadi dress code atau pakaian yang diimbau untuk dikenakan saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI dan Upacara Penurunan Bendera Sang Merah Putih di tingkat nasional. Kedua upacara tersebut akan digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2025.
"Pakaian yang dikenakan saat upacara yaitu Wastra Nusantara," bunyi keterangan tertulis dalam SE tersebut seperti dilansir dari Detik.com.
Apa itu wastra?
Dinukil dari berbagai sumber, Wastra adalah sebutan untuk kain tradisional Indonesia yang memiliki makna dan simbol mendalam. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "sehelai kain".
Namun, wastra bukan hanya sekadar kain penutup tubuh. Ia adalah cerminan dari budaya, sejarah, dan kearifan lokal masyarakat pembuatnya.
Baca juga: 5 Motif Batik Betawi Paling Populer, Sarat akan Makna Filosofis
Setiap helai wastra dibuat dengan teknik, motif, dan bahan yang khas, serta sarat akan nilai-nilai filosofis yang diwariskan secara turun-temurun. Wastra sering kali digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan, atau sebagai penanda status sosial.
Jenis-jenis wastra di Indonesia
Indonesia, dengan keragaman budayanya, memiliki berbagai jenis wastra yang terkenal. Berikut beberapa di antaranya:
1. Batik

(Batik. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Berasal dari kata "amba" (menulis) dan "titik", batik adalah kain yang dilukis dengan canting atau cap menggunakan lilin malam. Setiap motif batik memiliki makna filosofis yang berbeda.
Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan, atau motif kawung yang melambangkan kesucian dan kesempurnaan. Batik tersebar di banyak daerah, terutama di Jawa, dengan ciri khas yang berbeda di setiap kota seperti Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan.
2. Tenun

(Tenun. Foto: Dok. Istimewa)
Tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik menenun, yaitu menyilangkan benang secara vertikal (lungsin) dan horizontal (pakan). Prosesnya dilakukan secara manual dengan alat tenun tradisional dan sering kali memakan waktu lama.
Ada banyak jenis kain tenun di Indonesia, seperti Ulos dari Batak yang digunakan dalam upacara adat, Tenun Ikat dari Nusa Tenggara yang dibuat dengan mengikat benang sebelum ditenun, dan Tenun Gringsing dari Bali yang terkenal karena teknik double ikat-nya yang sangat rumit.
3. Songket

(Songekt. Foto: Dok. Istimewa)
Songket adalah jenis kain tenun yang ditenun dengan benang emas atau perak, menghasilkan motif yang berkilauan. Kain ini sering kali dianggap sebagai kain mewah dan digunakan pada acara-acara formal. Songket banyak ditemukan di wilayah Sumatera, seperti Palembang dan Minangkabau, serta di Lombok dan Kalimantan.
4. Tapis

(Tapis. Foto: Dok. Frenita13)
Tapis adalah kain tradisional khas Lampung yang dibuat dengan teknik sulam. Kain dasar tenun dihiasi dengan sulaman benang emas, perak, atau benang berwarna, menciptakan motif-motif indah yang rumit. Tapis sering digunakan sebagai pakaian adat dan sarung.
Baca juga: Kemenekraf dan Penguatan Industri Batik Daerah bersama Yayasan Batik Jawa Barat
5. Lurik

(Lurik. Foto: Dok. Istimewa)
Berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, lurik adalah kain tenun sederhana dengan motif garis-garis membujur, melintang, atau keduanya. Lurik melambangkan kesederhanaan dan sering kali digunakan sebagai pakaian sehari-hari atau pelengkap busana adat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)