YOUR FASHION

Dorong Pertumbuhan Industri Kreatif, SPOTLIGHT Indonesia 2022 Hadirkan Millenial Batik & Tenun Ecofashion

Rosa Anggreati
Selasa 13 Desember 2022 / 18:07
Jakarta: Pandemi covid-19 turut menghantam industri kreatif. Banyak pengrajin batik dan tenun terdampak. Kini, hanya tersisa 25 persen pengrajin yang masih bisa berproduksi. 

Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia menyebutkan jumlah pengrajin yang masih berproduksi tinggal 25 persen (32.895) dari total 151.565 saat pandemi covid-19. Untuk itu, pelaku usaha batik dan tenun membutuhkan solusi berbasis inovasi dalam new normal saat ini.

Di tengah situasi ini, peluang yang bisa dilakukan adalah inovasi produk dan pasar menggunakan inovasi digital untuk memanfaatkan peluang pasar di tengah situasi pandemi covid-19. Milenial menjadi segmen pasar potensial karena jumlah yang besar yaitu 60 persen dari populasi Indonesia, kemampuan ekonomi yang cukup baik, namun mereka memiliki preferensi produk yang berbeda. 

Untuk mendorong bangkitnya industri kreatif, dilakukan terobosan Link & Match berbasis inovasi, yaitu program Matching Fund Kedaireka dengan tema “Millenial Batik & Tenun Eco-fashion: Narasi di Balik Kolaborasi Karya Kreatif.”  

Inovasi tersebut fokus pada produk ecofashion ready to wear yang memperkuat makna/nilai di balik batik dan tenun, memanfaatkan inovasi digital, dan segmen milenial. Produk batik dan tenun ecofashion ini untuk memenuhi selera anak muda yang energik, fleksibel, kreatif, dan sekaligus membawa misi regenerasi batik dan keberlanjutan lingkungan.  

Karya kreatif ini perlu dipublikasikan agar dikenal oleh para millenial dan publik pada umumnya. Salah satu bentuk publikasi dan advokasi melalui fashion show. SpotLight Indonesia yang diusung Indonesian Fashion Chamber (IFC) pada 1-4 Desember selaras dengan tujuan dari program Matching Fund Kedaireka. 

Dalam exhibition dan fashion show Spotlight Indonesia dipersembahkan karya kolaborasi kreatif ini berupa 6 mini collection batik terdiri dari 44 look yang dihasilkan dari karya kain batik 8 klaster batik dari Parahita Craft, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Batang, Kabupaten Klaten, dan Kota Surakarta. Karya kreatif batik milenial ini mengusung ide ecofashion for sustainability yang diterjemahkan dalam ide desain, antara lain upcycling design, zero waste design, natural dye, dan one zise fits all.   

Program ini merupakan inisiasi dari Universitas Kristen Satya Wacana yang berkolaborasi dengan  Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Sebelas Maret bersama Dunia Usaha dan Industri (DUDI) yang diwakili oleh Indonesia Fashion Chamber Chapter Semarang, Parahita Craft, dan Suara Merdeka. Ada 120 DUDI batik dan tenun sebagai penerima manfaat langsung.

Melalui perhelatan Spotlight Indonesia ini diharapkan dapat mempromosikan karya kreatif Millenial Batik dan Tenun Ecofashion kepada para milenial dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai ruang dialog mengajak anak muda sebagai pelopor dalam menggunakan dan mempromosikan batik dan tenun ecofashion kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Gerakan bersama ini diharapkan secara bertahap mewujudkan iklim usaha yang kondusif bagi sektor batik dan tenun serta usaha kreatif turunannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ROS)

MOST SEARCH