WISATA
Penanaman Bakau di Benoa demi Menekan Emisi Karbon di Sektor Pariwisata
A. Firdaus
Sabtu 04 Mei 2024 / 16:16
Nusa Dua: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menanam bibit bakau di Mangrove Telaga Waja, Benoa, Jumat (3/5/2024). Ia tak sendiri melakukan aksi offsetting ini, karena juga mengajakdelegasi "The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific".
Pada kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga menyampaikan sepanjang pelaksanaan di Nusa Dua yang berlangsung pada 2 hingga 4 Mei 2024 diperkirakan tercipta sekitar 297.179,74 kilogram emisi karbon. Sehingga, emisi karbon ini perlu dikompensasi dengan penanaman 9.005 bibit bakau.
"Dekarbonisasi ini adalah langkah penting yang harus kita lakukan untuk membuktikan komitmen kita dalam menciptakan pariwisata yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan," kata Menparekraf Sandiaga.
Baca juga: Wamenparekraf: Perempuan Punya Peran Penting di Sektor Parekraf Dunia
Penanaman bakau ini juga bertujuan untuk mencapai target penekanan emisi karbon di sektor pariwisata dari delapan persen menjadi empat persen di tahun 2035 mendatang.
"Pohon bakau ini adalah tanaman yang efektif untuk menyerap emisi karbon. Tidak hanya menyerap emisi karbon, Sandiaga menuturkan pohon bakau ini juga mampu menurunkan suhu di sekitarnya hingga 2 derajat celcius dari suhu aslinya. Jadi di sini terasa lebih sejuk karena mangrove ini bisa menurunkan suhu," ungkap Sandiaga.
Hal ini diapresiasi oleh Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang. Menurutnya penanaman ini menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan.
"Ini membuktikan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan ekowisata. Jadi kami sangat senang untuk bergabung dalam kegiatan ini dalam melindungi keberlanjutan alam di Indonesia," ungkap Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Pada kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga menyampaikan sepanjang pelaksanaan di Nusa Dua yang berlangsung pada 2 hingga 4 Mei 2024 diperkirakan tercipta sekitar 297.179,74 kilogram emisi karbon. Sehingga, emisi karbon ini perlu dikompensasi dengan penanaman 9.005 bibit bakau.
"Dekarbonisasi ini adalah langkah penting yang harus kita lakukan untuk membuktikan komitmen kita dalam menciptakan pariwisata yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan," kata Menparekraf Sandiaga.
Baca juga: Wamenparekraf: Perempuan Punya Peran Penting di Sektor Parekraf Dunia
Penanaman bakau ini juga bertujuan untuk mencapai target penekanan emisi karbon di sektor pariwisata dari delapan persen menjadi empat persen di tahun 2035 mendatang.
"Pohon bakau ini adalah tanaman yang efektif untuk menyerap emisi karbon. Tidak hanya menyerap emisi karbon, Sandiaga menuturkan pohon bakau ini juga mampu menurunkan suhu di sekitarnya hingga 2 derajat celcius dari suhu aslinya. Jadi di sini terasa lebih sejuk karena mangrove ini bisa menurunkan suhu," ungkap Sandiaga.
Hal ini diapresiasi oleh Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang. Menurutnya penanaman ini menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan.
"Ini membuktikan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan ekowisata. Jadi kami sangat senang untuk bergabung dalam kegiatan ini dalam melindungi keberlanjutan alam di Indonesia," ungkap Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)