WISATA

Fakta-fakta Mengenai Tren Ekowisata yang Perlu Kamu Ketahui

Raka Lestari
Sabtu 23 Oktober 2021 / 13:44
Jakarta: Tren ecotourism atau ekowisata saat ini sedang naik daun. Wisata yang berhubungan langsung dengan alam ini dianggap bisa memberikan manfaat seperti menjernihkan pikiran. Serta bisa menyegarkan mental ketika sudah lelah dari hiruk pikuk kota besar.

Meski sedang begitu digemari, belum semua orang memahami benar tentang ekowisata. Apa saja fakta-fakta tentang ekowisata yang perlu diketahui?
 

1. Wisata alam pasti ekowisata


Ada hal mendasar yang membedakan destinasi ekowisata dengan tempat wisata secara umum, yaitu fasilitas pendukung. Di tempat wisata umum, meski menampilkan keindahan alam, biasanya terdapat bermacam fasilitas untuk mendukung kenyamanan pengunjung. Misalnya, toilet dan tempat makan.

“Di destinasi ekowisata, kamu tidak akan menemukan fasilitas pendukung. Karena tujuan ekowisata adalah melindungi kealamian suatu lingkungan, sekaligus menyejahterakan masyarakat sekitar," kata Diyah Deviyanti, Project Coordinator Hutan Itu Indonesia (HII).
 

2. Ekowisata itu murah


Kita mungkin berpikir, karena traveling ke alam, artinya tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menginap di hotel dengan fasilitas bagus atau untuk makan di resto. Jadi, sudah pasti biayanya akan lebih murah daripada jalan-jalan ke kota.

Rupanya anggapan ini tak benar. Ekowisata justru cenderung memakan banyak biaya. Diyah mencontohkan, kalau suatu tempat wisata dibuka secara besar-besaran, tiket masuknya akan lebih murah. Sedangkan pada destinasi ekowisata yang jumlah pengunjungnya dibatasi, biayanya akan lebih tinggi.
 

3. Eco-friendly traveling sama dengan ecotourism


Karena sama-sama ada kata ‘eco’, dan sama-sama mengandung unsur wisata, maka tak sedikit yang menyangka bahwa eco-friendly traveling sama dengan ecotourism. Sebenarnya tidak sama. Eco-friendly traveling lebih pada rasa kepedulian atau tanggung jawab sebagai traveler terhadap lingkungan.   

Diyah mencontohkan perilaku eco-friendly traveling. Ketika kita pergi dengan pesawat, artinya ada jejak karbon yang cukup besar. Maksudnya, ada karbondioksida dari pesawat yang dihasilkan dan berpotensi menyebabkan polusi.

"Kalau kita paham soal eco-friendly traveling, kita punya tanggung jawab untuk ‘mengganti’ pelepasan karbon tersebut. Salah satu caranya adalah mengadopsi pohon yang sudah cukup besar dan telah menghasilkan banyak oksigen," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH