WISATA
Liburan Akhir Tahun di TMII: Jadwal Atraksi hingga Nonton Konser Slank
A. Firdaus
Sabtu 20 Desember 2025 / 13:09
Jakarta: Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyiapkan perayaan akhir tahun 2025 hingga awal 2026 dengan konsep yang lebih reflektif, inklusif, dan sarat makna budaya. Mengusung tema besar 'Hadiah dari Jelajah Budaya adalah Kisah Penuh Makna', TMII ingin menghadirkan pengalaman liburan yang tidak sekadar menghadirkan hiburan, tetapi juga meninggalkan kesan emosional serta nilai kebersamaan bagi pengunjung.
Berbeda dari perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya, TMII tahun ini menghadirkan rangkaian aktivasi budaya dan nonbudaya yang bersifat multisensori. Mulai dari pertunjukan tradisi, instalasi cahaya, musik modern bernuansa etnik, hingga sajian kuliner Nusantara, seluruh program dirancang untuk mengajak pengunjung “mengurai kisah dan pulang dengan makna”.
Plt. Direktur Utama TMII, Ratri Paramita, menegaskan bahwa TMII kini telah berevolusi menjadi destinasi budaya modern yang edukatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Momentum Nataru pun dimaknai sebagai ruang kebersamaan, bukan sekadar hiburan musiman.
“Momentum Nataru bukan hanya soal perayaan, tetapi juga budaya dan kebersamaan. Kami ingin menghadirkan hadiah melalui jelajah budaya di TMII sebagai kisah penuh makna, sekaligus memberdayakan UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya agar dampak sosial dan ekonominya benar-benar terasa,” ujar perempuan yang akrab disapa Mita ini dalam Konferensi Pers Pekan Nataru di TMII.
Sejak awal Desember, TMII telah memulai rangkaian akhir tahun dengan kegiatan yang menekankan nilai spiritual dan solidaritas. Salah satunya melalui doa bersama yang digelar pada 10 Desember di Anjungan Sumatra Barat, melibatkan insan media dan menjadi simbol pembuka perayaan akhir tahun yang lebih reflektif. TMII bersama Indonesia Regional Business Management juga menyalurkan bantuan sosial sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Plt. Dirut TMII, Ratri Paramita (tengah depan). Dok. A. Firdaus/Medcom
Rangkaian kemudian berlanjut dengan Ratus Jaro, pertunjukan tari kolosal yang melibatkan sekitar 500 seniman dan digelar pada 19 Desember. Acara ini menegaskan komitmen TMII untuk menempatkan budaya sebagai pusat perayaan, meski berada di tengah maraknya hiburan modern.
Memasuki puncak libur akhir tahun, TMII menghadirkan berbagai atraksi baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Salah satunya Hutan Menyala Dongeng Nusantara, instalasi cahaya tematik hasil kolaborasi dengan Diamond Aquar, yang menghadirkan kisah budaya Nusantara melalui tata cahaya artistik dan imersif.
Selain itu, pengunjung dapat menikmati Circus Nusantara dan Animal Parade dari Jagat Satwa Nusantara, Jazz Senja Nusantara bersama Jazz Gunung Indonesia, hingga parade dan pertunjukan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Seluruh pertunjukan dirancang untuk menjembatani budaya tradisional dengan sentuhan modern, sehingga relevan bagi lintas generasi.

Slank bersama para keynote speaker di konferensi pers persiapan TMII pekan Nataru. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sebagai payung besar perayaan akhir tahun, TMII menghadirkan program Sukaria Ga Ada Habisnya. Salah satu rangkaian utamanya adalah Sorak Sorai Festival 2.0, hasil kolaborasi TMII dan Gebyar Komunikasi, yang digelar sepanjang periode liburan Nataru, mulai 19 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.
Festival ini menghadirkan konser musik dari deretan musisi papan atas seperti Slank, Barasuara, NDX, Vieratalle, hingga Soulfu. Tak hanya konser, pengunjung juga disuguhi pertunjukan kembang api, instalasi seni, air mancur menari, serta ragam kuliner Nusantara yang ramah keluarga.
Direktur Utama Gebyar Komunikasi, Danny K. Armananta, menyebut Sorak Sorai Festival 2.0 dirancang sebagai hadiah pengalaman bagi keluarga dan generasi muda yang ingin merayakan akhir tahun dengan cara berbeda.
“Kami mengemas seluruh rangkaian program sebagai perayaan budaya yang hangat, inklusif, dan relevan bagi semua usia,” ujarnya.
Tak hanya berfokus pada hiburan, TMII juga menempatkan dampak sosial sebagai bagian penting dari perayaan Nataru. Lebih dari 50 UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya dilibatkan dalam bazar dan rangkaian acara. Para pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung.
Dukungan turut datang dari Bank Raya yang menghadirkan kemudahan transaksi digital selama perayaan berlangsung, sekaligus berbagai aktivitas interaktif bagi pengunjung. Untuk memastikan kenyamanan, TMII juga memperkuat sistem crowd management, mobilitas internal, kesiapan fasilitas, layanan digital, serta protokol keamanan yang lebih responsif.
Melalui perpaduan budaya, hiburan, kreativitas, layanan modern, dan nilai sosial, rangkaian Nataru di TMII diharapkan menjadi “hadiah dari hati” bagi masyarakat Indonesia yang ingin menutup tahun dengan perjalanan liburan yang penuh makna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Berbeda dari perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya, TMII tahun ini menghadirkan rangkaian aktivasi budaya dan nonbudaya yang bersifat multisensori. Mulai dari pertunjukan tradisi, instalasi cahaya, musik modern bernuansa etnik, hingga sajian kuliner Nusantara, seluruh program dirancang untuk mengajak pengunjung “mengurai kisah dan pulang dengan makna”.
Plt. Direktur Utama TMII, Ratri Paramita, menegaskan bahwa TMII kini telah berevolusi menjadi destinasi budaya modern yang edukatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Momentum Nataru pun dimaknai sebagai ruang kebersamaan, bukan sekadar hiburan musiman.
“Momentum Nataru bukan hanya soal perayaan, tetapi juga budaya dan kebersamaan. Kami ingin menghadirkan hadiah melalui jelajah budaya di TMII sebagai kisah penuh makna, sekaligus memberdayakan UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya agar dampak sosial dan ekonominya benar-benar terasa,” ujar perempuan yang akrab disapa Mita ini dalam Konferensi Pers Pekan Nataru di TMII.
Rangkaian dimulai dengan refleksi dan solidaritas
Sejak awal Desember, TMII telah memulai rangkaian akhir tahun dengan kegiatan yang menekankan nilai spiritual dan solidaritas. Salah satunya melalui doa bersama yang digelar pada 10 Desember di Anjungan Sumatra Barat, melibatkan insan media dan menjadi simbol pembuka perayaan akhir tahun yang lebih reflektif. TMII bersama Indonesia Regional Business Management juga menyalurkan bantuan sosial sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Plt. Dirut TMII, Ratri Paramita (tengah depan). Dok. A. Firdaus/Medcom
Rangkaian kemudian berlanjut dengan Ratus Jaro, pertunjukan tari kolosal yang melibatkan sekitar 500 seniman dan digelar pada 19 Desember. Acara ini menegaskan komitmen TMII untuk menempatkan budaya sebagai pusat perayaan, meski berada di tengah maraknya hiburan modern.
Atraksi baru hingga festival musik keluarga
Memasuki puncak libur akhir tahun, TMII menghadirkan berbagai atraksi baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Salah satunya Hutan Menyala Dongeng Nusantara, instalasi cahaya tematik hasil kolaborasi dengan Diamond Aquar, yang menghadirkan kisah budaya Nusantara melalui tata cahaya artistik dan imersif.
Selain itu, pengunjung dapat menikmati Circus Nusantara dan Animal Parade dari Jagat Satwa Nusantara, Jazz Senja Nusantara bersama Jazz Gunung Indonesia, hingga parade dan pertunjukan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Seluruh pertunjukan dirancang untuk menjembatani budaya tradisional dengan sentuhan modern, sehingga relevan bagi lintas generasi.

Slank bersama para keynote speaker di konferensi pers persiapan TMII pekan Nataru. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sebagai payung besar perayaan akhir tahun, TMII menghadirkan program Sukaria Ga Ada Habisnya. Salah satu rangkaian utamanya adalah Sorak Sorai Festival 2.0, hasil kolaborasi TMII dan Gebyar Komunikasi, yang digelar sepanjang periode liburan Nataru, mulai 19 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.
Festival ini menghadirkan konser musik dari deretan musisi papan atas seperti Slank, Barasuara, NDX, Vieratalle, hingga Soulfu. Tak hanya konser, pengunjung juga disuguhi pertunjukan kembang api, instalasi seni, air mancur menari, serta ragam kuliner Nusantara yang ramah keluarga.
Direktur Utama Gebyar Komunikasi, Danny K. Armananta, menyebut Sorak Sorai Festival 2.0 dirancang sebagai hadiah pengalaman bagi keluarga dan generasi muda yang ingin merayakan akhir tahun dengan cara berbeda.
“Kami mengemas seluruh rangkaian program sebagai perayaan budaya yang hangat, inklusif, dan relevan bagi semua usia,” ujarnya.
Dampak sosial dan kenyamanan pengunjung
Tak hanya berfokus pada hiburan, TMII juga menempatkan dampak sosial sebagai bagian penting dari perayaan Nataru. Lebih dari 50 UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya dilibatkan dalam bazar dan rangkaian acara. Para pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung.
Dukungan turut datang dari Bank Raya yang menghadirkan kemudahan transaksi digital selama perayaan berlangsung, sekaligus berbagai aktivitas interaktif bagi pengunjung. Untuk memastikan kenyamanan, TMII juga memperkuat sistem crowd management, mobilitas internal, kesiapan fasilitas, layanan digital, serta protokol keamanan yang lebih responsif.
Melalui perpaduan budaya, hiburan, kreativitas, layanan modern, dan nilai sosial, rangkaian Nataru di TMII diharapkan menjadi “hadiah dari hati” bagi masyarakat Indonesia yang ingin menutup tahun dengan perjalanan liburan yang penuh makna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)