FITNESS & HEALTH

Virus Zombie Berusia Lebih dari 48.500 Tahun Kembali Bangkit, Kok Bisa?

Medcom
Kamis 01 Desember 2022 / 19:13
Jakarta: Dunia mulai menghadapi ancaman-ancaman yang datang ketika es di kutub mengalami pencairan. Salah satunya adalah virus zombie, yang dikabarkan pemanasan global menjadi pemicu utama dari ‘bangkit’nya virus ini.

Virus zombie ini ditemukan setelah terperangkap di permafrost (es yang membeku) Siberia dengan usia lebih dari 48.500 tahun. Tim peneliti dari Rusia, Jerman, dan Prancis pun dikabarkan sedang memeriksa virus ini.

Sebanyak 13 virus baru diidentifikasi oleh para ilmuwan yang melihat sampel permafrost yang dikumpulkan dari Rusia. Salah satu virus tetap menular diberi nama Pandoravirus yedoma atau heboh disebut dengan virus zombie. Hal ini berdasarkan ukurannya dan tanah permafrost tempat virus itu ditemukan.

Tim dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis menyebut, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai bahaya apa yang dapat terjadi dari risiko virus di permafrost karena perubahan iklim.

Tentu ini merupakan kabar yang membuat warga dunia waspada. Sesuai penelitian, virus beku kuno yang hidup kembali setelah tidak aktif selama bertahun-tahun dapat mengancam kesehatan masyarakat.

Para ilmuwan mengatakan bahwa semua virus zombie berpotensi menyebabkan infeksi pada manusia, yang dapat menjadi ancaman besar bagi manusia. Dia juga menyebutkan bahwa mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit berbahaya pada makhluk.

Namun, sampai saat ini para ilmuwan belum dapat menentukan seberapa menular virus ini setelah terpapar cahaya, panas, dan oksigen. Karena virus-virus ini ditemukan di permafrost yang mencair akibat pemanasan global.

Para ilmuwan memperingatkan hampir seperempat Belahan Bumi Utara sarat dengan permafrost, yang mengandung bakteri dan virus yang membeku secara permanen. Sebuah studi menunjukkan, setiap kenaikan suhu satu derajat Celcius, akan ada 1,5 juta mil persegi permafrost cair.

Saat iklim menghangat, permafrost mencair secara permanen, melepaskan bahan organik yang membeku selama jutaan tahun. Bahan organik juga terurai menjadi metana dan karbon dioksida, menyebabkan efek rumah kaca.

Para ilmuwan juga menambahkan bahwa semakin banyak bakteri yang dilepaskan karena kenaikan suhu global telah meningkatkan kecepatan pencairan lapisan es. Bakteri ini bisa termasuk patogen yang berpotensi berbahaya.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH