FAMILY

Hal yang Perlu Dipertimbangkan saat Mendidik Anak Berusia 18 Tahun

A. Firdaus
Jumat 26 September 2025 / 13:07
Jakarta: Memasuki usia 18 tahun merupakan masa transisi penting bagi seorang anak. Pada momen itu, mereka mulai memasuki fase dewasa muda dengan berbagai kebebasan dan tanggung jawab baru.

Meskipun banyak perubahan terjadi, hubungan antara orang tua dan anak tidak serta merta berubah secara drastis. Anak yang sudah berusia 18 tahun tetap membutuhkan bimbingan, dukungan, dan perhatian dari orang tua agar dapat menjalani kehidupan dewasa dengan baik dan bertanggung jawab.

Dilansir dari Parents, berikut adalah tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik dan mendukung anak pada usia ini.

Baca juga: 5 Tanda Orang Tua yang Terlalu Protektif, Moms dan Dads Termasuk?
 

1. Bimbingan dan dukungan yang terus berlanjut


Anak memang sudah resmi menjadi dewasa secara hukum, tetapi mereka masih memerlukan arahan dan dukungan dari orang tua.

Banyak tantangan yang akan mereka hadapi, terutama ketika mulai menjalani kehidupan yang lebih mandiri, seperti melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, orang tua perlu tetap hadir sebagai sumber bimbingan yang dapat diandalkan.

Salah satu hal yang sangat penting untuk terus dibicarakan adalah mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Kekhawatiran ini tetap relevan bahkan setelah anak berusia 18 tahun. Percakapan tentang topik ini sebaiknya sudah dimulai jauh sebelum anak mencapai usia dewasa, agar mereka memiliki pemahaman yang kuat dan mampu membuat keputusan yang bijak.

Orang tua dapat membantu anak memahami mengapa menghindari minum alkohol secara berlebihan sangat penting, serta risiko yang mungkin timbul dari penggunaan narkoba.
 

2. Persiapan menghadapi tantangan hidup mandiri


Sebagai bagian dari persiapan menuju kemandirian, terutama jika anak akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau mulai tinggal jauh dari rumah, penting untuk membicarakan berbagai tantangan yang mungkin mereka hadapi di luar lingkungan keluarga.

Diskusikan dengan anak mengenai bagaimana mengelola keuangan, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta menghadapi tekanan sosial yang mungkin muncul.

Selain itu, bimbingan tentang hubungan romantis dan kencan juga sangat penting. Anak perlu memahami bagaimana menjalin hubungan yang sehat dan bertanggung jawab, serta mengenali tanda-tanda hubungan yang tidak baik atau berbahaya.

Hal ini akan membantu mereka membuat keputusan yang tepat dan menjaga diri dari risiko emosional maupun fisik.
 

3. Menjaga ikatan keluarga di tengah kebebasan baru


Anak yang berusia 18 tahun mungkin menginginkan lebih banyak kebebasan dan kemandirian, tetapi mereka tetap merupakan bagian penting dari keluarga. Hubungan keluarga yang kuat dapat menjadi sumber dukungan emosional yang sangat dibutuhkan selama masa transisi ini.

Mungkin anak tidak lagi mengikuti semua tradisi keluarga seperti saat mereka masih kecil, namun tidak ada salahnya untuk terus mempertahankan tradisi lain yang dapat mempererat ikatan keluarga.

Misalnya, merayakan liburan bersama, makan malam keluarga secara rutin atau melakukan kegiatan bersama yang menyenangkan.

Tradisi-tradisi ini dapat membantu anak merasa tetap terhubung dengan keluarga dan memberikan rasa aman saat mereka menghadapi tantangan baru dalam hidup. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH