FITNESS & HEALTH
Peran Media Sosial dalam Memperburuk Budaya 'Glow-Up' Remaja
Yatin Suleha
Kamis 25 September 2025 / 18:42
Jakarta: Media sosial adalah pusat dari masalah ini dengan algoritma yang mendorong konten serupa ke pengguna muda.
Media sosial dipenuhi dengan video yang ditujukan untuk remaja dan bukan hanya video rutinitas ‘glow-up’ yang bisa berbahaya.
“Seluruh rutinitas ‘glow-up’ tren TikTok dan Instagram seputar fitspo dan unboxing produk kecantikan membuat anak-anak ini merasa tidak cukup seperti apa adanya dan memberi mereka ide palsu bahwa jika mereka membeli produk tertentu atau mencoba latihan tertentu, mereka akhirnya akan diterima,” kata Whitney Casares, MD, MPH seorang dokter anak dan penulis buku.a
Baca juga: Saat Anak Sudah Berusia 18 Tahun
Dilansir dari Parents, beberapa tren terbaru di media sosial sangat mengkhawatirkan, terutama saat membayangkan gadis-gadis muda menontonnya.
Ada @skinnytok yang mempromosikan tipe tubuh yang sangat kurus, tips penurunan berat badan yang tidak sehat, dan budaya diet.
.jpg)
(Sebagian besar rutinitas “glow up” menargetkan wanita dan gadis. Di sini anak remaja perlu pendampingan dari orang tua untuk mengetahui hal yang baik dan tidak baik. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Lalu ada @BopHouse content dan influencer serupa, seorang kreator muda yang secara konvensional menarik merekam diri mereka dengan pakaian, produk, dan gaya rambut mahal tanpa mengungkapkan bagaimana mereka bisa membelinya.
Sebagian besar rutinitas “glow up” menargetkan wanita dan gadis, tetapi bahkan laki-laki memiliki versinya sendiri “looksmaxxing” adalah tren yang mendorong remaja laki-laki untuk mengikuti serangkaian kebiasaan untuk mengoptimalkan penampilan mereka.
Saran di bawah tagar #looksmaxxing bervariasi dari yang tidak berbahaya, seperti mendapatkan cukup protein hingga yang berbahaya seperti menggunakan hormon dan obat-obatan ilegal.
Remaja dan anak-anak terpapar berbagai konten yang mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis, gangguan citra tubuh, dan konten seksual yang tidak pantas dan semua itu pada usia yang sangat muda.
Baca juga: 6 Fakta tentang Remaja dan Kencan yang Perlu Diketahui Orang Tua
Algoritma platform ini membuat konten berbahaya muncul terus-menerus, menciptakan adiksi scrolling yang sulit dihentikan, dan memperkuat rasa tidak aman pada remaja yang sedang membangun identitas diri.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Media sosial dipenuhi dengan video yang ditujukan untuk remaja dan bukan hanya video rutinitas ‘glow-up’ yang bisa berbahaya.
“Seluruh rutinitas ‘glow-up’ tren TikTok dan Instagram seputar fitspo dan unboxing produk kecantikan membuat anak-anak ini merasa tidak cukup seperti apa adanya dan memberi mereka ide palsu bahwa jika mereka membeli produk tertentu atau mencoba latihan tertentu, mereka akhirnya akan diterima,” kata Whitney Casares, MD, MPH seorang dokter anak dan penulis buku.a
Baca juga: Saat Anak Sudah Berusia 18 Tahun
Dilansir dari Parents, beberapa tren terbaru di media sosial sangat mengkhawatirkan, terutama saat membayangkan gadis-gadis muda menontonnya.
Ada @skinnytok yang mempromosikan tipe tubuh yang sangat kurus, tips penurunan berat badan yang tidak sehat, dan budaya diet.
.jpg)
(Sebagian besar rutinitas “glow up” menargetkan wanita dan gadis. Di sini anak remaja perlu pendampingan dari orang tua untuk mengetahui hal yang baik dan tidak baik. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Lalu ada @BopHouse content dan influencer serupa, seorang kreator muda yang secara konvensional menarik merekam diri mereka dengan pakaian, produk, dan gaya rambut mahal tanpa mengungkapkan bagaimana mereka bisa membelinya.
Sebagian besar rutinitas “glow up” menargetkan wanita dan gadis, tetapi bahkan laki-laki memiliki versinya sendiri “looksmaxxing” adalah tren yang mendorong remaja laki-laki untuk mengikuti serangkaian kebiasaan untuk mengoptimalkan penampilan mereka.
Saran di bawah tagar #looksmaxxing bervariasi dari yang tidak berbahaya, seperti mendapatkan cukup protein hingga yang berbahaya seperti menggunakan hormon dan obat-obatan ilegal.
Remaja dan anak-anak terpapar berbagai konten yang mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis, gangguan citra tubuh, dan konten seksual yang tidak pantas dan semua itu pada usia yang sangat muda.
Baca juga: 6 Fakta tentang Remaja dan Kencan yang Perlu Diketahui Orang Tua
Algoritma platform ini membuat konten berbahaya muncul terus-menerus, menciptakan adiksi scrolling yang sulit dihentikan, dan memperkuat rasa tidak aman pada remaja yang sedang membangun identitas diri.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)