FAMILY
5 Tanda Orang Tua yang Terlalu Protektif, Moms dan Dads Termasuk?
Aulia Putriningtias
Kamis 25 September 2025 / 18:40
Jakarta: Ketika menjaga anak, tentunya orang tua inginkan perlindungan yang utama bagi sang buah hati. Namun, sikap terlalu protektif tak jarang juga menyakiti hati anak.
Niat baik orang tua di balik pola asuh yang sangat terlindungi seringkali dapat mengakibatkan krisis serius. Tak jarang juga meninggalkan beberapa bekas yang tak terhapuskan, bahkan hingga dewasa.
Orang tua yang terlalu protektif dianggap hanya memberikan momen kemandirian yang singkat bagi anak-anak mereka. Namun dengan melakukan itu, mereka mungkin membuat anak-anak mereka tidak siap menghadapi dunia nyata.
Baca juga: 5 Tahap Pubertas pada Anak Laki-laki
Menjadi orang tua yang terlalu protektif dapat berdampak buruk jika tidak segera disadari. Jika kamu ingin tahu tanda-tanda orang tua yang terlalu protektif, berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai, menurut psikolog Dr. Mimansa Singh Tanwar dalam Healthshots.
Wajar jika orang tua dan anak merasa khawatir atau cemas ketika anak terlibat dalam berbagai kegiatan, kompetisi, dan ujian. Namun, tak jarang orang tua hanya fokus memastikan hasilnya.
Ketika merasa terlalu memaksakan anak untuk memastikan hasil dari usahanya, penting agar orang tua mundur sejenak. Ingatkan bahwa usaha tersebut berada dalam kendali mereka, tetapi bukan hasilnya.
Memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak adalah hal yang wajar. Namun, ketika ekspektasi yang tidak realistis bisa menjadi masalah.
Jika terlalu sering mengulang instruksi atau ekspektasi yang sama dalam waktu singkat kepada anak, perilaku cerewet orang tua yang berlebihan dapat menyebabkan anak menutup diri.
Anak-anak akan menghadapi tantangan dalam berbagai aspek pertumbuhan mereka. Jika melihat mereka mengalami kesulitan membuat orang tua mengambil alih dan mengerjakan tugas mereka, itu bisa jadi pertanda buruk.
Hal inilah yang menunjukkan bahwa kamu sebagai orang tua mungkin berusaha melindungi mereka dari konsekuensinya atau bahkan tidak memberikan kepercayaan kepada anak. Sebaliknya, dukung, bimbing, dan bantu mereka mengatasi tantangan ini dengan memecahkan masalah bersama.
Anak memang di bawah kontrol orang tua, namun, terlalu memperhatikan setiap detail kecil dalam kehidupan anak hanya akan menciptakan rasa kesal dalam diri mereka.
Faktor-faktor seperti menelepon teman atau guru untuk memeriksa atau mengontrol keberadaan anak adalah sifat orang tua yang tidak sehat yang akan membuat kamu kehilangan kepercayaan dari anak. Hal ini dapat mengganggu bagi anak.
Untuk menjaga hubungan yang sehat, belajarlah membangun kepercayaan dan praktikkan komunikasi yang terbuka. Anak perlu juga diajak untuk berkomunikasi dan berdiskusi secara baik-baik.
Ketika orang tua terus-menerus membuat keputusan untuk anak-anak, mereka akan tumbuh menjadi terlalu takut. Contohnya adalah takut mengambil risiko saat bertransisi ke karier baru atau keputusan yang mengubah hidup.
Hal ini akan membuat mereka kehilangan keterampilan hidup yang penting seperti kepercayaan diri dan keyakinan diri. Agar seorang anak mengembangkan rasa tanggung jawab, penting untuk memberi mereka kesempatan bersuara.
Alih-alih membuat semua keputusan besar dan kecil untuk mereka, beri mereka kebebasan memilih dengan membiarkan mereka memulai dari hal-hal kecil. Misalnya adalah memilih hal-hal sehari-hari.
Untuk beberapa pengambilan keputusan besar, libatkan mereka dalam diskusi. Hal ini untuk memahami proses berpikir dan pendapat mereka, serta bantu mereka mengubah perspektif bila diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Niat baik orang tua di balik pola asuh yang sangat terlindungi seringkali dapat mengakibatkan krisis serius. Tak jarang juga meninggalkan beberapa bekas yang tak terhapuskan, bahkan hingga dewasa.
Orang tua yang terlalu protektif dianggap hanya memberikan momen kemandirian yang singkat bagi anak-anak mereka. Namun dengan melakukan itu, mereka mungkin membuat anak-anak mereka tidak siap menghadapi dunia nyata.
Baca juga: 5 Tahap Pubertas pada Anak Laki-laki
Tanda-tanda orang tua yang terlalu protektif
Menjadi orang tua yang terlalu protektif dapat berdampak buruk jika tidak segera disadari. Jika kamu ingin tahu tanda-tanda orang tua yang terlalu protektif, berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai, menurut psikolog Dr. Mimansa Singh Tanwar dalam Healthshots.
1. Selalu memastikan hasilnya
Wajar jika orang tua dan anak merasa khawatir atau cemas ketika anak terlibat dalam berbagai kegiatan, kompetisi, dan ujian. Namun, tak jarang orang tua hanya fokus memastikan hasilnya.
Ketika merasa terlalu memaksakan anak untuk memastikan hasil dari usahanya, penting agar orang tua mundur sejenak. Ingatkan bahwa usaha tersebut berada dalam kendali mereka, tetapi bukan hasilnya.
2. Terlalu banyak memarahi hal yang sama
Memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak adalah hal yang wajar. Namun, ketika ekspektasi yang tidak realistis bisa menjadi masalah.
Jika terlalu sering mengulang instruksi atau ekspektasi yang sama dalam waktu singkat kepada anak, perilaku cerewet orang tua yang berlebihan dapat menyebabkan anak menutup diri.
3. Saat melakukan pekerjaan anak
Anak-anak akan menghadapi tantangan dalam berbagai aspek pertumbuhan mereka. Jika melihat mereka mengalami kesulitan membuat orang tua mengambil alih dan mengerjakan tugas mereka, itu bisa jadi pertanda buruk.
Hal inilah yang menunjukkan bahwa kamu sebagai orang tua mungkin berusaha melindungi mereka dari konsekuensinya atau bahkan tidak memberikan kepercayaan kepada anak. Sebaliknya, dukung, bimbing, dan bantu mereka mengatasi tantangan ini dengan memecahkan masalah bersama.
4. Tidak memberikan kebebasan tertentu
Anak memang di bawah kontrol orang tua, namun, terlalu memperhatikan setiap detail kecil dalam kehidupan anak hanya akan menciptakan rasa kesal dalam diri mereka.
Faktor-faktor seperti menelepon teman atau guru untuk memeriksa atau mengontrol keberadaan anak adalah sifat orang tua yang tidak sehat yang akan membuat kamu kehilangan kepercayaan dari anak. Hal ini dapat mengganggu bagi anak.
Untuk menjaga hubungan yang sehat, belajarlah membangun kepercayaan dan praktikkan komunikasi yang terbuka. Anak perlu juga diajak untuk berkomunikasi dan berdiskusi secara baik-baik.
5. Anak tak diberi pilihan
Ketika orang tua terus-menerus membuat keputusan untuk anak-anak, mereka akan tumbuh menjadi terlalu takut. Contohnya adalah takut mengambil risiko saat bertransisi ke karier baru atau keputusan yang mengubah hidup.
Hal ini akan membuat mereka kehilangan keterampilan hidup yang penting seperti kepercayaan diri dan keyakinan diri. Agar seorang anak mengembangkan rasa tanggung jawab, penting untuk memberi mereka kesempatan bersuara.
Alih-alih membuat semua keputusan besar dan kecil untuk mereka, beri mereka kebebasan memilih dengan membiarkan mereka memulai dari hal-hal kecil. Misalnya adalah memilih hal-hal sehari-hari.
Untuk beberapa pengambilan keputusan besar, libatkan mereka dalam diskusi. Hal ini untuk memahami proses berpikir dan pendapat mereka, serta bantu mereka mengubah perspektif bila diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)