FAMILY
8 Tips Mengatasi Ketergantungan Berlebihan Anak pada Orang Tuanya
A. Firdaus
Sabtu 22 November 2025 / 17:10
Jakarta: Melihat anak tumbuh menjadi orang yang percaya diri dan bisa menghadapi dunia sendiri adalah impian orang tua. Namun di sisi lain, orang tua merasa bersalah dan khawatir jika anaknya terlalu tergantung padanya.
Ketergantungan anak pada orang tua adalah kondisi saat anak sangat bergantung pada orang tua, sering kali karena pola asuh yang terlalu protektif, kebiasaan memanjakan, atau kurangnya dorongan kemandirian, yang dapat menghambat perkembangan emosional, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalahnya.
Gejalanya bisa berupa kecemasan saat berpisah, kurangnya inisiatif, rasa percaya diri rendah, dan kesulitan menghadapi konflik atau tantangan sendiri.
Untuk itu, dengan memberikan dukungan yang baik, kamu bisa membantu anak kamu belajar bahwa pemisahan itu aman dan wajar. Cara orang tua dapat membantu anak-anak yang kesulitan berpisah adalah dengan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari.
Masalah dalam ini bukan tentang memaksa anak, tapi tentang membangun kepercayaan secara perlahan. Disadur dari Parents, berikut adalah delapan tips praktis dari para ahli:
Jika itu hanya momen kecil ketika anak kamu melakukan sesuatu sendiri, seperti mengikat tali sepatu atau memilih pakaian sendiri. Kamu bisa memberikan pujian seperti "Bagus sekali, kamu bisa melakukannya sendiri!" Memujinya dapat membuat anak merasa bangga dan ingin mencoba lebih banyak hal tanpa bantuan.
“Konsistensi dalam aktivitas harian, seperti antar jemput pagi, waktu makan, dan waktu tidur karena hal ini membantu anak merasa aman dan mengurangi kecemasan,” kata Danika Perry, PsyD, seorang psikolog anak di Nemours Children’s Health kepada Parents.
Contohnya, jika kamu selalu bangun pagi untuk sarapan bersama, anak kamu akan tahu apa yang diharapkan.
Dr. Perry menyarankan orang tua untuk membuat perpisahan singkat, untuk meyakinkan anak bahwa pemisahan itu aman. Coba lakukan ini dengan senyum dan kata-kata positif, seperti "Aku pergi sebentar, tapi aku akan kembali."
Menurut Dr. Perry, memulai dengan pemisahan singkat dan meningkatkan durasi pemisahan seiring dengan meningkatnya kepercayaan diri anak dapat membantu.
Mulai dari meninggalkan anak di rumah dengan pengasuh selama 10 menit, lalu tingkatkan menjadi satu jam. Ini seperti latihan kecil yang membuat anak terbiasa dengan ide perpisahan.
“Ketika orang tua mengatakan berapa lama mereka akan pergi dan menepati janji tersebut, hal ini membangun rasa kepercayaan dan mungkin mengurangi kecemasan pemisahan pada anak,” kata Sara Briggs, PhD, LPC, dari program konseling kesehatan mental klinis di Universitas Phoenix. Jadi, jika kamu bilang akan pulang pukul 5 sore, pastikan kamu pulang tepat waktu.
“Beri tahu anak kamu bahwa kamu berhak memiliki ruang pribadi dan bahwa kebutuhan semua orang penting,” saran Dr. Perry. Hal ini mencontohkan ekspresi emosi yang sehat dan juga mengajarkan anak untuk menghormati batas orang lain.
Akui perasaan tanpa terlalu memanjakan ketakutan. Kamu bisa mencoba mengatakan sesuatu seperti, “Aku tahu sulit saat aku pergi, tapi aku akan selalu kembali.”
Vanessa Kennedy, PhD, Psikolog Klinis dan Direktur Psikologi di Driftwood Recovery menyarankan agar kamu mencoba olahraga, mainan yang bisa digenggam, mengalihkan perhatian melalui aktivitas, atau berbicara atau menulis tentang perasaan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Ketergantungan anak pada orang tua adalah kondisi saat anak sangat bergantung pada orang tua, sering kali karena pola asuh yang terlalu protektif, kebiasaan memanjakan, atau kurangnya dorongan kemandirian, yang dapat menghambat perkembangan emosional, percaya diri, dan kemampuan memecahkan masalahnya.
Gejalanya bisa berupa kecemasan saat berpisah, kurangnya inisiatif, rasa percaya diri rendah, dan kesulitan menghadapi konflik atau tantangan sendiri.
Untuk itu, dengan memberikan dukungan yang baik, kamu bisa membantu anak kamu belajar bahwa pemisahan itu aman dan wajar. Cara orang tua dapat membantu anak-anak yang kesulitan berpisah adalah dengan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari.
Masalah dalam ini bukan tentang memaksa anak, tapi tentang membangun kepercayaan secara perlahan. Disadur dari Parents, berikut adalah delapan tips praktis dari para ahli:
1. Dorong kemandirian pada anak kamu
Jika itu hanya momen kecil ketika anak kamu melakukan sesuatu sendiri, seperti mengikat tali sepatu atau memilih pakaian sendiri. Kamu bisa memberikan pujian seperti "Bagus sekali, kamu bisa melakukannya sendiri!" Memujinya dapat membuat anak merasa bangga dan ingin mencoba lebih banyak hal tanpa bantuan.
2. Tetapkan rutinitas yang dapat diprediksi
“Konsistensi dalam aktivitas harian, seperti antar jemput pagi, waktu makan, dan waktu tidur karena hal ini membantu anak merasa aman dan mengurangi kecemasan,” kata Danika Perry, PsyD, seorang psikolog anak di Nemours Children’s Health kepada Parents.
Contohnya, jika kamu selalu bangun pagi untuk sarapan bersama, anak kamu akan tahu apa yang diharapkan.
3. Contohkan pemisahan yang tenang
Dr. Perry menyarankan orang tua untuk membuat perpisahan singkat, untuk meyakinkan anak bahwa pemisahan itu aman. Coba lakukan ini dengan senyum dan kata-kata positif, seperti "Aku pergi sebentar, tapi aku akan kembali."
4. Memisahkan diri secara bertahap
Menurut Dr. Perry, memulai dengan pemisahan singkat dan meningkatkan durasi pemisahan seiring dengan meningkatnya kepercayaan diri anak dapat membantu.
Mulai dari meninggalkan anak di rumah dengan pengasuh selama 10 menit, lalu tingkatkan menjadi satu jam. Ini seperti latihan kecil yang membuat anak terbiasa dengan ide perpisahan.
5. Kelola ekspektasi
“Ketika orang tua mengatakan berapa lama mereka akan pergi dan menepati janji tersebut, hal ini membangun rasa kepercayaan dan mungkin mengurangi kecemasan pemisahan pada anak,” kata Sara Briggs, PhD, LPC, dari program konseling kesehatan mental klinis di Universitas Phoenix. Jadi, jika kamu bilang akan pulang pukul 5 sore, pastikan kamu pulang tepat waktu.
6. Tetapkan dan contohkan batas-batas
“Beri tahu anak kamu bahwa kamu berhak memiliki ruang pribadi dan bahwa kebutuhan semua orang penting,” saran Dr. Perry. Hal ini mencontohkan ekspresi emosi yang sehat dan juga mengajarkan anak untuk menghormati batas orang lain.
7. Validasi emosi
Akui perasaan tanpa terlalu memanjakan ketakutan. Kamu bisa mencoba mengatakan sesuatu seperti, “Aku tahu sulit saat aku pergi, tapi aku akan selalu kembali.”
8. Gunakan alat untuk mengatur emosi
Vanessa Kennedy, PhD, Psikolog Klinis dan Direktur Psikologi di Driftwood Recovery menyarankan agar kamu mencoba olahraga, mainan yang bisa digenggam, mengalihkan perhatian melalui aktivitas, atau berbicara atau menulis tentang perasaan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)