KULINER
Kemenekraf Dukung Kuliner Indonesia Tembus Pasar Global
Medcom
Sabtu 02 Agustus 2025 / 08:00
Jakarta: Kementerian Ekonomi Kreatif (KemenEkraf) menegaskan komitmennya terus memberikan dukungan kepada produk makanan dan kuliner Indonesia menembus pasar dunia. Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya pun mengapresiasi keberhasilan Sour Sally merambah pasar internasional di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Filipina.
Menurut Teuku Riefky Harsya, salah satu kunci keberhasilan produk frozen yogurt itu menembus pasar dua negara di Timur Tengah tersebut adalah melalui sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Dia menyebut ekspansi tersebut contoh nyata dari gastrodiplomasi yang sukses. Artinya kuliner digunakan sebagai alat diplomasi untuk memperkuat hubungan antarnegara. Cara ini dianggap efektif mempromosikan kuliner Indonesia di kancah internasional.
"Kami yakin pelaku ekonomi kreatif Indonesia mampu bersaing di kancah global dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, serta mencapai target 8% pertumbuhan ekonomi nasional. Keberhasilan Sour Sally dapat memacu semangat dan menginspirasi para pelaku usaha kuliner lokal untuk memiliki visi global, serta dapat menjadi tolak ukur bagi penggiat ekonomi kreatif kuliner Indonesia," kata Teuku Riefky Harsya.
Sour Sally tahun ini akan melakukan ekspansi ke Dubai, Arab Saudi dan Filipina. Mereka menargetkan pembukaan total 75 gerai di luar negeri sebagai bagian dari ekspansi internasional. Rinciannya, mencakup 15 gerai di Uni Emirat Arab (UEA), 15 gerai di Arab Saudi, dan 45 gerai di Filipina.
"Ini menandai perjalanan 17 tahun, kami akan ekspansi ke luar, di UEA ada 15 cabang, Saudi Arabia 15, dan juga di Filipina nanti akan ada 48 cabang. Di Indonesia sudah ada 135 cabang. Untuk di luar nanti buah-buahannya juga berasal dari Indonesia dan juga ada rasa khas Indonesia," kata CEO dan Pendiri Sour Sally Group Donny Pramono.
Donny juga menegaskan komitmennya mencegah sampah bahan baku yogurt terbuang sia-sia atau zero food waste. Selain itu juga mengolah bahan makan untuk menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali.
"Dari produk sendiri wastenya memang sangat jarang, almost zero waste. Karena kebanyakan yang kita produksi itu kita konsumsi juga misalnya, tetap di ulang-ulang itu bisa dipakai. Kami juga lebih banyak, kayak cup kita kan paper-based, meskipun sendok itu masih plastik, tapi mayoritas dari customer punya packaging itu ada di kertas, bukan plastik," ujarnya
Dia meyakini sebagai merek Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Apalagi saat ini pasar bisnis yogurt di Indonesia masih terus tumbuh.
"Kalau mau punya kualitas yang bagus harus bisa global," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Menurut Teuku Riefky Harsya, salah satu kunci keberhasilan produk frozen yogurt itu menembus pasar dua negara di Timur Tengah tersebut adalah melalui sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Dia menyebut ekspansi tersebut contoh nyata dari gastrodiplomasi yang sukses. Artinya kuliner digunakan sebagai alat diplomasi untuk memperkuat hubungan antarnegara. Cara ini dianggap efektif mempromosikan kuliner Indonesia di kancah internasional.
"Kami yakin pelaku ekonomi kreatif Indonesia mampu bersaing di kancah global dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, serta mencapai target 8% pertumbuhan ekonomi nasional. Keberhasilan Sour Sally dapat memacu semangat dan menginspirasi para pelaku usaha kuliner lokal untuk memiliki visi global, serta dapat menjadi tolak ukur bagi penggiat ekonomi kreatif kuliner Indonesia," kata Teuku Riefky Harsya.
baca juga:
|
Sour Sally tahun ini akan melakukan ekspansi ke Dubai, Arab Saudi dan Filipina. Mereka menargetkan pembukaan total 75 gerai di luar negeri sebagai bagian dari ekspansi internasional. Rinciannya, mencakup 15 gerai di Uni Emirat Arab (UEA), 15 gerai di Arab Saudi, dan 45 gerai di Filipina.
"Ini menandai perjalanan 17 tahun, kami akan ekspansi ke luar, di UEA ada 15 cabang, Saudi Arabia 15, dan juga di Filipina nanti akan ada 48 cabang. Di Indonesia sudah ada 135 cabang. Untuk di luar nanti buah-buahannya juga berasal dari Indonesia dan juga ada rasa khas Indonesia," kata CEO dan Pendiri Sour Sally Group Donny Pramono.
Donny juga menegaskan komitmennya mencegah sampah bahan baku yogurt terbuang sia-sia atau zero food waste. Selain itu juga mengolah bahan makan untuk menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali.
"Dari produk sendiri wastenya memang sangat jarang, almost zero waste. Karena kebanyakan yang kita produksi itu kita konsumsi juga misalnya, tetap di ulang-ulang itu bisa dipakai. Kami juga lebih banyak, kayak cup kita kan paper-based, meskipun sendok itu masih plastik, tapi mayoritas dari customer punya packaging itu ada di kertas, bukan plastik," ujarnya
Dia meyakini sebagai merek Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Apalagi saat ini pasar bisnis yogurt di Indonesia masih terus tumbuh.
"Kalau mau punya kualitas yang bagus harus bisa global," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)