GADGET TALK

Suka Belanja Pakai Transaksi Non-Tunai, Kenali Ekosistemnya demi Perlindungan Data Pribadimu

A. Firdaus
Sabtu 16 Maret 2024 / 17:09
Maros: Seiring perubahan perilaku masyarakat dari offline (luring) menjadi online (daring) dalam era digital ini, seperti perilaku bekerja dan belanja, maka berpengaruh juga pada perilaku transaksi masyarakat menjadi digital.

Transaksi digital ini memiliki beberapa tantangan, seperti keamanan data pribadi dan finansial yang harus dipertimbangkan secara serius untuk menghindari penipuan dan kebocoran informasi. Founder Goleti.id Heni Andriyani, tantangan lainnya adalah ketergantungan pada teknologi yang menciptakan risiko gangguan layanan dan serangan siber serta kesulitan teknis dalam menggunakan aplikasi transaksi digital.

Kendati demikian, Heni menilai, transaksi digital sudah menjadi bagian dari masyarakat karena memiliki sejumlah keuntungan. Pertama, kemudahan akses karena memungkinkan orang untuk bertransaksi dari mana saja asalkan terhubung dengan internet. Kedua, efisiensi waktu dan biaya karena dapat menghemat waktu dan biaya transportasi. Ketiga, kemudahan pelacakan dan manajemen keuangan.

"Keempat, fleksibilitas metode pembayaran karena ada beragam metode pembayaran yang dapat dipilih konsumen sesuai preferensi dan kebutuhan, seperti kartu kredit, transfer bank, e-wallet, hingga cryptocurrency," ujar Heni dalam program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024.

Heni mengatakan, agar terhindar dari kegiatan yang merugikan termasuk kemungkinan data pribadi yang disalahgunakan maka konsumen perlu mengenal ekosistem transaksi daring, seperti lokapasar, dompet digital, serta transaksi digital lain. Masyarakat juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk belajar dan berkreasi secara positif agar terhindar dari masalah di kemudian hari.

CEO & Co-Founder Kururio Indonesia Eko Prasetya, mengatakan data pribadi di dunia maya perlu dilindungi karena terkait sejumlah hal yakni, mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh orang yang tidak bertanggung jawab, kemungkinan munculnya intimidasi daring secara gender, menghindari potensi penipuan, menjauhi potensi pencemaran nama baik, serta memiliki kendali atas data pribadi sendiri.

Untuk itu, kata Eko, masyarakat sebagai warganet perlu menjunjung tinggi etika berinternet sebagai salah satu upaya perlindungan data pribadi. Sebab, kita tidak pernah tahu siapa sebenarnya lawan bicara kita di internet. Etika digital dapat menjadi pedoman dalam menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, serta menjunjung nilai-nilai kebajikan.

Sementara itu, Anggota Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Sulawesi Tenggara menyampaikan, terdapat sejumlah hal penting yang perlu dicermati dalam era digital sekarang ini, yakni tidak ada sistem yang 100 persen aman, keamanan selalu berbanding terbalik dengan kenyamanan, platform yang paling banyak dipakai justru yang paling berisiko mendapat serangan siber, keamanan digital membutuhkan biaya tetapi jangan melebihi aset yang dilindungi, serta tanggung jawab perlindungan data pribadi ada pada pemilik data pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH