GADGET TALK
Mendeteksi Penyakit Menular lewat Mikrofon di Toilet
Medcom
Sabtu 31 Desember 2022 / 17:27
Jakarta: Teknologi semakin canggih, penemuan-penemuan robot dan alat baru semakin berinovasi. Tim di Georgia Institute of Technology, yang dipimpin oleh insinyur riset Maia Gatlin mengembangkan perangkat prototipe untuk mendeteksi penyakit melalui sensor speaker pada toilet.
Hal ini guna membantu petugas kesehatan yang kerap kali kesulitan kesulitan dalam mengidentifikasi secara cepat sumber wabah dalam kasus penyakit menular, seperti kolera, sehingga sulit untuk diantisipasi.
Dalam kasus kolera, sensor toilet baru dapat membantu, dengan mendeteksi berapa banyak orang di area tertentu yang mengalami salah satu gejala utama – diare.
Para ilmuwan menguji metode ini pada data audio dari sumber online, dengan mengubah setiap sampel audio dari peristiwa ekskresi menjadi spectrogram, yang dapat menangkap suara dalam bentuk visual.
Dilansir dari earth.com, para ahli berpendapat, peristiwa terkait pencernaan yang berbeda menghasilkan fitur yang berbeda dalam audio dan spectrogram. Misalnya, saat buang air kecil menghasilkan nada yang konsisten, buang air besar memiliki nada tunggal, dan diare lebih acak.
Dengan menggunakan mikrofon penangkap suara saat orang menggunakan toilet, lalu memanfaatkan algoritme pada mikroprosesor terintegrasi.
Setelah merancang teknik ini, para peneliti memasukkan gambar spektogram ke algoritme pembelajaran mesin yang dipelajari dari waktu ke waktu untuk mengklasifikasikan setiap peristiwa berdasarkan fiturnya.
Performa algoritme ini diuji terhadap data dengan dan tanpa suara latar belakang untuk memastikan bahwa algoritme ini mempelajari fitur suara yang benar, terlepas dari lingkungan tempat sensor ditempatkan.
Bahkan di fasilitas kesehatan dipergunakan untuk memantau pergerakan usus pasien secara otomatis. Dan suatu hari nanti, algoritme ini dapat juga digunakan untuk perangkat pintar di rumah, sebagai pemantau pergerakan usus dan kesehatan seseorang.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hal ini guna membantu petugas kesehatan yang kerap kali kesulitan kesulitan dalam mengidentifikasi secara cepat sumber wabah dalam kasus penyakit menular, seperti kolera, sehingga sulit untuk diantisipasi.
Dalam kasus kolera, sensor toilet baru dapat membantu, dengan mendeteksi berapa banyak orang di area tertentu yang mengalami salah satu gejala utama – diare.
Para ilmuwan menguji metode ini pada data audio dari sumber online, dengan mengubah setiap sampel audio dari peristiwa ekskresi menjadi spectrogram, yang dapat menangkap suara dalam bentuk visual.
Bagaimana cara kerjanya?
Dilansir dari earth.com, para ahli berpendapat, peristiwa terkait pencernaan yang berbeda menghasilkan fitur yang berbeda dalam audio dan spectrogram. Misalnya, saat buang air kecil menghasilkan nada yang konsisten, buang air besar memiliki nada tunggal, dan diare lebih acak.
Dengan menggunakan mikrofon penangkap suara saat orang menggunakan toilet, lalu memanfaatkan algoritme pada mikroprosesor terintegrasi.
Setelah merancang teknik ini, para peneliti memasukkan gambar spektogram ke algoritme pembelajaran mesin yang dipelajari dari waktu ke waktu untuk mengklasifikasikan setiap peristiwa berdasarkan fiturnya.
Performa algoritme ini diuji terhadap data dengan dan tanpa suara latar belakang untuk memastikan bahwa algoritme ini mempelajari fitur suara yang benar, terlepas dari lingkungan tempat sensor ditempatkan.
Bahkan di fasilitas kesehatan dipergunakan untuk memantau pergerakan usus pasien secara otomatis. Dan suatu hari nanti, algoritme ini dapat juga digunakan untuk perangkat pintar di rumah, sebagai pemantau pergerakan usus dan kesehatan seseorang.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)
RELATED ARTICLE
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0252 [53]
