FITNESS & HEALTH

Mungkin Kamu Belum Sadar, 4 Makanan Ini Bisa Bikin Lemot Otak

Mia Vale
Minggu 12 Januari 2025 / 11:08
Jakarta: Ketika kamu kesulitan untuk bangun pagi dengan fresh, biasanya akan merasa lesu dan menunda-nunda apa yang perlu dilakukan. Dan kemungkinan besar hal itu ada hubungannya dengan asupan yang kamu makan. 

Ya, faktanya, nutrisi merupakan salah satu pilar pengetahuan diri di mana bisa memengaruhi otak dan kehidupan dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan. 

Mempertahankan pola makan yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan, dan memainkan peran penting dalam mendukung fungsi kognitif dan memori. 

Meskipun beberapa makanan dikenal karena khasiatnya untuk meningkatkan fungsi otak, makanan lain menimbulkan kekhawatiran karena potensi dampak negatifnya pada daya ingat.

Nah, pada artikel kali ini, kami mengeksplorasi beragam makanan yang umumnya dianggap kurang bermanfaat bagi kesehatan kognitif.
 

1. Makanan tinggi gula 



(Konsumsi gula berlebih dapat memicu peradangan kronis di otak, yang dapat merusak neuron dan jaringan saraf. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Dengan mengonsumsi minuman dan makanan yang sangat manis, gula darah akan meningkat, sehingga berisiko penyakit jantung dan diabetes tipe-2. Kedua penyakit tersebut memiliki riwayat dampak negatif pada otak. 

Mengonsumsi gula secara berlebihan, menukil lama NDTV, juga dapat meningkatkan resistensi insulin di otak, yang dapat berdampak negatif pada pembelajaran, memori, dan perkembangan neuron. So, makanan tinggi gula dapat berdampak negatif pada otak kamu. 

Baca juga: Apa Itu Diet MIND, yang Mampu Tingkatkan Kesehatan Otak bagi Lansia

 

2. Lemak trans 


Penelitian yang dilakukan oleh Harvard dan dipublikasikan dalam Annals of Neurology menunjukkan bahwa pola makan yang tinggi akan lemak jenuh dapat memengaruhi fungsi otak. Produktivitas otak dan aktivitas saraf diperlambat oleh adanya peradangan, yang berhubungan dengan lemak trans. 

Asam lemak Omega-3, yang sangat baik untuk kesehatan otak dan pertumbuhan sel, sebaiknya dikonsumsi dalam makanan. Meskipun lemak jenuh tidak perlu sepenuhnya dihindari, ada baiknya memilih versi rendah atau tanpa lemak dari produk hewani seperti keju, yoghurt, dan susu.
 

3. Karbohidrat olahan 


Makanan yang dibuat menggunakan tepung putih bisa mengandung biji-bijian olahan. Karena indeks glikemiknya yang tinggi, mereka mudah diserap oleh tubuh. Hal ini biasanya menyebabkan peningkatan gula darah dan kadar insulin, yang berdampak pada perkembangan memori orang dewasa. 

Hipokampus atau wilayah otak yang bertanggung jawab untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang, akan terkena dampak langsung oleh peradangan yang disebabkan oleh lonjakan tersebut.
 

4. Makanan cepat saji


Sebuah studi yang dilakukan di Inggris pada 2011 terhadap hampir 4 ribu anak menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan sejak usia 3 tahun mengalami penurunan IQ yang kecil 5 tahun kemudian jika dibandingkan dengan anak-anak yang mengonsumsi makanan lebih sehat. 

Penurunan IQ ini tetap terlihat meskipun peneliti telah mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua. Memang, mengajak anak-anak yang pemilih dalam makanan untuk makan makanan sehat bisa menjadi tantangan. 

Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memerlukan paparan berulang untuk mulai menyukai makanan baru. Untuk menggantikan camilan olahan, orang tua bisa memberikan camilan sehat seperti keju batang atau yoghurt.

Ingat, apa yang kamu taruh di piring dapat menyehatkan atau membahayakan otak. Dengan menghindari makanan terburuk bagi otak, kamu dapat melindungi kemampuan kognitif, meningkatkan daya ingat, dan mengurangi risiko penurunan kognitif terkait usia. Pilihlah alternatif yang meningkatkan otak seperti buah-buahan segar, sayuran, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH