FITNESS & HEALTH

Apakah Multitasking Tingkatkan Produktivitas atau Justru Menguras Energi? Ini Jawabannya

Aulia Putriningtias
Jumat 07 Februari 2025 / 15:11
Jakarta: Multitasking di tengah kesibukan sehari-hari mungkin tampak sebagai cara terbaik untuk tetap produktif. Namun, sebenarnya multitasking itu bentuk meningkatkan produktivitas atau menguras energi, ya?

Memiliki banyak tugas dan pekerjaan membuat kita segera ingin menyelesaikannya ssgera. Multitasking adalah cara untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan mengerjakan secara sekaligus tanpa bergantian.

Dalam wawancara dengan HT, Dr. Ajit Dandekar, HoD, Psikiatri dan Kesehatan Mental di Rumah Sakit Super Spesialis Nanavati Max di Mumbai, multitasking menghambat efisiensi dan kualitas output. Multitasking melibatkan mengerjakan dua tugas atau lebih dan bolak-balik.

"Memang benar bahwa multitasking telah menjadi kebutuhan dalam lingkungan profesional modern, tetapi pada saat yang sama, hal itu dapat menyebabkan kelebihan beban kognitif dan kelelahan," jelas Dr. Dandekar, dalam Hindustan Times.

Baca juga: Studi: ADHD pada Orang Dewasa Dapat Pengaruhi Harapan Hidup
 

Kapan multitasking dapat dikatakan berhasil?


Memahami batasan saat melakukan banyak tugas secara bersamaan bergantung pada intensitas tugas yang dilakukan. Tugas-tugas ini sering kali berbenturan, dan ironisnya, apa yang awalnya dimaksudkan untuk memaksimalkan produktivitas dapat berakhir dengan penurunan produktivitas dalam kenyataan.

Penting untuk memahami tugas mana yang cocok untuk dikerjakan secara bersamaan dan mana yang tidak. Menurut Dr. Dandekar tugas yang memerlukan menulis atau memecahkan masalah tidak dapat dilakukan sambil mengerjakan banyak tugas. Hal ini karena dapat mengganggu fokus dan efisiensi.

Namun, memadukan dua tugas otomatis atau kreatif seperti melukis atau memahat sambil mendengarkan musik, dapat menjadi efektif. Seseorang juga dapat menggabungkan tugas yang berorientasi pada meja dengan beberapa tugas fisik untuk memecah kebosanan dan meningkatkan fokus.

"Meskipun ini merupakan bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan, mengetahui kapan harus fokus pada satu tugas dapat membuat pekerjaan lebih efektif dan tidak terlalu melelahkan," ungkap Dr. Dandekar.

Berdasarkan sifat pekerjaan, orang harus memutuskan apakah akan melakukan multitasking atau tidak. Beberapa tugas bersifat intensif dan membutuhkan pemrosesan kognitif yang tinggi.

Pekerjaan yang melibatkan pemrosesan kognitif tinggi, tidak cocok untuk multitasking karena membutuhkan perhatian yang cukup. Mencoba menjejalkan dengan tugas lain dapat menyebabkan kelelahan.

Itulah penjelasan mengenai multitasking apakah disebut menambah produktivitas atau justru menguras energi. Untuk kebaikan kesehatan, sebaiknya mengerjakan pekerjaan satu demi satu dengan skala prioritas yang telah dibuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH