Jakarta: Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker, baik di negara maju maupun berkembang.
Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 menunjukkan stroke sebagai penyebab kematian utama di Indonesia (19,42% dari total kematian). Berdasarkan hasil Riskesdas prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56% dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Dalam terbaru dari Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, prevalensi penyakit stroke Indonesia mencapai 8,3 per mil atau per 1000 penduduk usia di atas 15 tahun pada tahun 2023.
Dan stroke menjadi penyakit yang menghabiskan biaya BPJS Kesehatan terbesar ketiga yakni Rp5,2 triliun pada tahun tersebut. Sementara itu Jawa Timur memiliki prevalensi stroke di atas rata-rata nasional yakni 9,0 per 1.000 penduduk.
Skrining kesehatan penting karena dapat membantu mendeteksi dini potensi masalah kesehatan dan mencegah komplikasi yang lebih serius, termasuk stroke. Dan bertepatan dengan peringatan Hari Stroke Sedunia, PT Dexa Medica kembali menggelar Cek Segitiga yang merupakan program skrining penyakit kronis gratis untuk masyarakat.
"Dengan mengetahui kondisi kesehatan sejak dini, kita dapat mencegah penyakit yang lebih serius. Kami percaya bahwa investasi dalam kesehatan masyarakat adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik," ungkap Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto usai acara Cek Segitiga di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 27 Oktober 2024.

(Stroke sesuai tingkatannya bisa sampai menyebabkan kematian atau kecacatan yang otomatis bisa menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke. Foto: Dok. Istimewa)
Cek Segitiga merupakan skrining penyakit kronis gratis yang meliputi pengecekan kolesterol, tensi, dan gula darah. PT Dexa Medica telah menggelar Cek Segitiga di Jakarta, Tangerang Selatan, Palembang, Bandung, dan terakhir di Surabaya.
"Melalui program skrining kesehatan gratis ini, Dexa Medica berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit," imbuh Hery.
PT Dexa Medica menggandeng Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (RS PHC Surabaya) dalam acara Cek Segitiga di Surabaya. Selain cek kesehatan gratis, acara ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan stroke.
Dokter Spesialis Neurologi dari RS PHC Surabaya, dr. Andina Yuliani, Sp.N, memberikan penjelasan komprehensif tentang stroke dan bagaimana gaya hidup aktif dapat berkontribusi dalam pencegahannya.
"Dulu, stroke lebih umum terjadi pada usia di atas 50 tahun, tetapi kini kami melihat peningkatan kasus di kalangan orang berusia 30 tahun ke atas," papar dia.
Ia pun menekankan pentingnya olahraga dalam mencegah stroke. "Hanya dengan berolahraga selama 30 menit, 5 kali dalam seminggu, risiko terkena stroke dapat berkurang hingga 25 persen," katanya.
Ia menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya berperan dalam pengendalian berat badan, tetapi juga membantu mengatasi faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki, berkebun, dan menggunakan tangga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke.
Direktur Operasional PT PHC (RS PHC Surabaya), dr. Pudji Djanuartono, M.Kes, mengungkapkan pentingnya deteksi dini untuk menghindari perkembangan stroke yang lebih parah.
"Semakin awal kita mendeteksi, semakin baik peluang pemulihan bagi pasien," tambahnya.
Dirinya menilai, kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan sudah meningkat. Hal ini ditandai dengan antusiasme masyarakat dalam mengikuti program Cek Segitiga.
"Luar biasa, kami sangat luar biasa dengan adanya acara ini, kolaborasi antara Dexa Medica dengan Rumah Sakit PHC Surabaya dalam rangka mengedukasi masyarakat bahwa stroke itu penyakit yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," ungkap dr Pudji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 menunjukkan stroke sebagai penyebab kematian utama di Indonesia (19,42% dari total kematian). Berdasarkan hasil Riskesdas prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56% dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Dalam terbaru dari Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, prevalensi penyakit stroke Indonesia mencapai 8,3 per mil atau per 1000 penduduk usia di atas 15 tahun pada tahun 2023.
Dan stroke menjadi penyakit yang menghabiskan biaya BPJS Kesehatan terbesar ketiga yakni Rp5,2 triliun pada tahun tersebut. Sementara itu Jawa Timur memiliki prevalensi stroke di atas rata-rata nasional yakni 9,0 per 1.000 penduduk.
Pentingnya skrining kesehatan
Skrining kesehatan penting karena dapat membantu mendeteksi dini potensi masalah kesehatan dan mencegah komplikasi yang lebih serius, termasuk stroke. Dan bertepatan dengan peringatan Hari Stroke Sedunia, PT Dexa Medica kembali menggelar Cek Segitiga yang merupakan program skrining penyakit kronis gratis untuk masyarakat.
"Dengan mengetahui kondisi kesehatan sejak dini, kita dapat mencegah penyakit yang lebih serius. Kami percaya bahwa investasi dalam kesehatan masyarakat adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik," ungkap Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto usai acara Cek Segitiga di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 27 Oktober 2024.

(Stroke sesuai tingkatannya bisa sampai menyebabkan kematian atau kecacatan yang otomatis bisa menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke. Foto: Dok. Istimewa)
Cek Segitiga merupakan skrining penyakit kronis gratis yang meliputi pengecekan kolesterol, tensi, dan gula darah. PT Dexa Medica telah menggelar Cek Segitiga di Jakarta, Tangerang Selatan, Palembang, Bandung, dan terakhir di Surabaya.
"Melalui program skrining kesehatan gratis ini, Dexa Medica berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit," imbuh Hery.
Olahraga salah satu upaya mencegah stroke
PT Dexa Medica menggandeng Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (RS PHC Surabaya) dalam acara Cek Segitiga di Surabaya. Selain cek kesehatan gratis, acara ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan stroke.
Dokter Spesialis Neurologi dari RS PHC Surabaya, dr. Andina Yuliani, Sp.N, memberikan penjelasan komprehensif tentang stroke dan bagaimana gaya hidup aktif dapat berkontribusi dalam pencegahannya.
"Dulu, stroke lebih umum terjadi pada usia di atas 50 tahun, tetapi kini kami melihat peningkatan kasus di kalangan orang berusia 30 tahun ke atas," papar dia.
Ia pun menekankan pentingnya olahraga dalam mencegah stroke. "Hanya dengan berolahraga selama 30 menit, 5 kali dalam seminggu, risiko terkena stroke dapat berkurang hingga 25 persen," katanya.
Ia menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya berperan dalam pengendalian berat badan, tetapi juga membantu mengatasi faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki, berkebun, dan menggunakan tangga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke.
Direktur Operasional PT PHC (RS PHC Surabaya), dr. Pudji Djanuartono, M.Kes, mengungkapkan pentingnya deteksi dini untuk menghindari perkembangan stroke yang lebih parah.
"Semakin awal kita mendeteksi, semakin baik peluang pemulihan bagi pasien," tambahnya.
Dirinya menilai, kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan sudah meningkat. Hal ini ditandai dengan antusiasme masyarakat dalam mengikuti program Cek Segitiga.
"Luar biasa, kami sangat luar biasa dengan adanya acara ini, kolaborasi antara Dexa Medica dengan Rumah Sakit PHC Surabaya dalam rangka mengedukasi masyarakat bahwa stroke itu penyakit yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," ungkap dr Pudji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)