FITNESS & HEALTH
Ketahui 5 Fakta tentang Kanker Sarkoma Menurut Dokter Onkologi
Medcom
Jumat 22 Maret 2024 / 10:00
Jakarta: Belum lama ini, kabar mengkhawatirkan datang dari artis cantik, Alice Norin yang didiagnosis mengidap kanker sarkoma. Wanita berusia 36 tahun ini mengumumkan ke publik bahwa penyakit langka tersebut muncul di organ rahimnya.
Melalui akun Instagram-nya, Alice mengaku sering merasakan sakit pada perut di bagian bawah, dan akhirnya didiagnosis menderita kanker sarkoma pada Desember 2023.
Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Indonesia dan Singapura, Alice Norin akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi demi menyembuhkan penyakitnya. Alice memilih rumah sakit di Singapura untuk menangani operasi kanker sarkoma di rahimnya.
Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre mengatakan bahwa sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.
Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh mengenai sarkoma, Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre memaparkan lima fakta yang perlu diketahui, antara lain:
"Jika kita membicarakan mengenai sarkoma rahim. Penyakit ini sebetulnya sangat khusus, kemudian jika kita membicarakan kanker yang umum muncul pada rahim itu adalah karcinoma uterus atau karsinoma rahim, sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka, angkanya sekitar 3 persen per tahun," jelas Dr. Richard sesi jumpa pers via Zoom di Teras Budhe Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).
Biasanya, lanjut Dr. Richard, yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal. Kemudian gejala lainnya yang dirasakan adalah perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarkoma ke kantong saluran kencing. Tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja.
"Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda," kata Dr Richard.
- Paparan bahan kimia; seperti monomer vinil klorida, dioksin, atau arsenic.
- Paparan virus; seperti Human Herpesvirus 8 (HHV8), juga disebut Kaposi Sarcoma Herpesvirus (KSHV), dapat menyebabkan berkembangnya subtipe sarkoma yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi pada individu dengan kekebalan rendah.
- Paparan radiasi; biasanya setelah perawatan radiasi untuk kanker lain, dapat meningkatkan risiko sarkoma terkait radiasi pada seseorang.
- Kelainan genetik; seperti sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial, dapat meningkatkan risiko sarkoma pada seseorang.
- Pembengkakan jangka panjang (limfedema), pembengkakan yang terus-menerus, atau sistem limfatik yang tersumbat atau sakit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena subtipe sarkoma yang disebut limfangiosarkoma.

(Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
- Benjolan dan benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit
- Sakit perut yang terus-menerus
- Tinja berwarna hitam
- Darah pada tinja atau muntahan
- Lesi kulit
- Pembengkakan terus-menerus
Sarkoma tulang, seperti:
- Nyeri tulang yang terus-menerus, terutama pada malam hari
- Pembengkakan tulang
- Patah tulang akibat trauma minimal atau tanpa sebab yang jelas
- Benjolan disertai nyeri dan bengkak pada stadium lanjut
- Mobilitas terbatas
- Sensasi mati rasa, kesemutan atau kelemahan (dalam kasus kanker tulang belakang).
"Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja. Sehingga untuk mendeteksi dini apabila kita merasakan adanya benjolan di tubuh kita yang terus bertumbuh, jadi ukurannya terus bertambah. Apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak," jelas dr. Richard.
Dokter mungkin menyarankan pilihan pengobatan khusus, seperti:
- Pembedahan; di mana tumor diangkat bersama dengan jaringan sehat di sekitarnya. Subtipe sarkoma tertentu seperti chondrosarcoma paling baik diobati dengan operasi saja.
- Terapi radiasi; di mana sinar atau partikel berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker.
- Kemoterapi; prosedur yang mengganggu kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan membelah. Sarkoma yang sensitif terhadap kemoterapi termasuk sarkoma Ewing dan rhabdomyosarcoma.
- Terapi target; di mana obat atau antibodi buatan menghambat pertumbuhan sel sarkoma.
"Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut," tutup Dr Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Melalui akun Instagram-nya, Alice mengaku sering merasakan sakit pada perut di bagian bawah, dan akhirnya didiagnosis menderita kanker sarkoma pada Desember 2023.
Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Indonesia dan Singapura, Alice Norin akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi demi menyembuhkan penyakitnya. Alice memilih rumah sakit di Singapura untuk menangani operasi kanker sarkoma di rahimnya.
Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre mengatakan bahwa sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.
Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh mengenai sarkoma, Dr Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre memaparkan lima fakta yang perlu diketahui, antara lain:
1. Satu persen dari diagnosis kanker orang dewasa
Menurut Dr. Richard Quek, sarkoma merupakan salah satu bentuk kanker yang paling langka yang menyerang sekitar 5 per 100 ribu populasi. Saat ini, sarkoma hanya 1 persen dari diagnosis kanker pada orang dewasa dan sekitar 15 persen dari diagnosis kanker pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat."Jika kita membicarakan mengenai sarkoma rahim. Penyakit ini sebetulnya sangat khusus, kemudian jika kita membicarakan kanker yang umum muncul pada rahim itu adalah karcinoma uterus atau karsinoma rahim, sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka, angkanya sekitar 3 persen per tahun," jelas Dr. Richard sesi jumpa pers via Zoom di Teras Budhe Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).
Biasanya, lanjut Dr. Richard, yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal. Kemudian gejala lainnya yang dirasakan adalah perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarkoma ke kantong saluran kencing. Tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja.
2. Ada lebih dari 70 subtipe sarkoma
Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen. Setidaknya terdapat sekitar 70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda."Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda," kata Dr Richard.
3. Subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya
Risiko seseorang terkena kanker bergantung pada banyak hal, antara lain usia, genetika, gaya hidup, dan faktor lingkungan. Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Faktor risiko umum untuk sarkoma meliputi:- Paparan bahan kimia; seperti monomer vinil klorida, dioksin, atau arsenic.
- Paparan virus; seperti Human Herpesvirus 8 (HHV8), juga disebut Kaposi Sarcoma Herpesvirus (KSHV), dapat menyebabkan berkembangnya subtipe sarkoma yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi pada individu dengan kekebalan rendah.
- Paparan radiasi; biasanya setelah perawatan radiasi untuk kanker lain, dapat meningkatkan risiko sarkoma terkait radiasi pada seseorang.
- Kelainan genetik; seperti sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial, dapat meningkatkan risiko sarkoma pada seseorang.
- Pembengkakan jangka panjang (limfedema), pembengkakan yang terus-menerus, atau sistem limfatik yang tersumbat atau sakit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena subtipe sarkoma yang disebut limfangiosarkoma.

(Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
4. Tanda dan gejalanya bervariasi
Tanda dan gejala sarkoma biasanya bergantung pada subtipe dan tempat kejadiannya. Sarkoma jaringan lunak, antara lain:- Benjolan dan benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit
- Sakit perut yang terus-menerus
- Tinja berwarna hitam
- Darah pada tinja atau muntahan
- Lesi kulit
- Pembengkakan terus-menerus
Sarkoma tulang, seperti:
- Nyeri tulang yang terus-menerus, terutama pada malam hari
- Pembengkakan tulang
- Patah tulang akibat trauma minimal atau tanpa sebab yang jelas
- Benjolan disertai nyeri dan bengkak pada stadium lanjut
- Mobilitas terbatas
- Sensasi mati rasa, kesemutan atau kelemahan (dalam kasus kanker tulang belakang).
"Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja. Sehingga untuk mendeteksi dini apabila kita merasakan adanya benjolan di tubuh kita yang terus bertumbuh, jadi ukurannya terus bertambah. Apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak," jelas dr. Richard.
5. Sarkoma kompleks dan sulit diobati
Umumnya, pengobatan akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum. Menurut Dr. Richard, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya.Dokter mungkin menyarankan pilihan pengobatan khusus, seperti:
- Pembedahan; di mana tumor diangkat bersama dengan jaringan sehat di sekitarnya. Subtipe sarkoma tertentu seperti chondrosarcoma paling baik diobati dengan operasi saja.
- Terapi radiasi; di mana sinar atau partikel berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker.
- Kemoterapi; prosedur yang mengganggu kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan membelah. Sarkoma yang sensitif terhadap kemoterapi termasuk sarkoma Ewing dan rhabdomyosarcoma.
- Terapi target; di mana obat atau antibodi buatan menghambat pertumbuhan sel sarkoma.
"Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut," tutup Dr Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)