FITNESS & HEALTH
Mengapa Generasi Sandwich Rentan Mengalami Kesehatan Mental?
Raka Lestari
Rabu 18 Agustus 2021 / 10:18
Jakarta: Pernah dengar istilah ‘generasi sandwich’? Seseorang yang berada dalam kelompok ini akan lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, lho. Lalu, apa sebenarnya generasi sandwich? Mengapa bisa lebih rentan mengalami gangguan mental?
Generasi sandwich (sandwich generation) adalah suatu istilah yang merujuk pada sekelompok individu yang 'terjepit' di antara tuntutan simultan dalam merawat orangtuanya yang telah lanjut usia, dan merawat anak-anaknya yang masih bergantung padanya. Baik secara fisik, mental-emosional, maupun finansial.
Istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.
"Sebagai pelaku rawat, individu yang berada di generasi sandwich ini umumnya dituntut untuk memberikan dukungan fisik, mental-emosional, dan finansial baik bagi anak-anaknya dan juga orangtuanya yang telah lanjut usia," ujar dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Pondok Indah.
Menurut dr. Zulvia, secara umum karakteristik individu yang berada di generasi sandwich biasanya adalah pria dan wanita berusia 30 tahun ke atas, yang telah menikah dan bekerja.
"Generasi sandwich menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lainnya, baik bagi anak-anaknya maupun orangtuanya," tambah dr. Zulvia.
Menurut dr. Zulvia, generasi sandwich yang menjadi pelaku rawat bagi Dua generasi ini lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental, antara lain:
- Burnout (kelelahan fisik dan mental),
- Gangguan tidur (banyak tidur atau kurang tidur),
- Perasaan bersalah,
- Merasa khawatir terus-menerus,
- Hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi,
- Ansietas (kecemasan), dan
- Depresi.
Tantangan menjadi bagian dari generasi sandwich di masa pandemi covid-19 semakin meningkat, karena kebutuhan untuk merawat kesehatan anak dan orang tua agar terlindungi dari infeksi covid-19 juga semakin besar.
“Pada saat yang bersamaan, individu tersebut juga harus tetap menjaga imunitas dirinya agar tidak terinfeksi. Karenanya, penting sekali bagi generasi sandwich untuk mempelajari cara menjaga kesehatan diri, baik fisik maupun mental, serta menyeimbangkan berbagai peran yang dimilikinya,” tutup dr. Zulvia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Generasi sandwich (sandwich generation) adalah suatu istilah yang merujuk pada sekelompok individu yang 'terjepit' di antara tuntutan simultan dalam merawat orangtuanya yang telah lanjut usia, dan merawat anak-anaknya yang masih bergantung padanya. Baik secara fisik, mental-emosional, maupun finansial.
Istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.
"Sebagai pelaku rawat, individu yang berada di generasi sandwich ini umumnya dituntut untuk memberikan dukungan fisik, mental-emosional, dan finansial baik bagi anak-anaknya dan juga orangtuanya yang telah lanjut usia," ujar dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Pondok Indah.
Menurut dr. Zulvia, secara umum karakteristik individu yang berada di generasi sandwich biasanya adalah pria dan wanita berusia 30 tahun ke atas, yang telah menikah dan bekerja.
"Generasi sandwich menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lainnya, baik bagi anak-anaknya maupun orangtuanya," tambah dr. Zulvia.
Menurut dr. Zulvia, generasi sandwich yang menjadi pelaku rawat bagi Dua generasi ini lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental, antara lain:
- Burnout (kelelahan fisik dan mental),
- Gangguan tidur (banyak tidur atau kurang tidur),
- Perasaan bersalah,
- Merasa khawatir terus-menerus,
- Hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi,
- Ansietas (kecemasan), dan
- Depresi.
Tantangan menjadi bagian dari generasi sandwich di masa pandemi covid-19 semakin meningkat, karena kebutuhan untuk merawat kesehatan anak dan orang tua agar terlindungi dari infeksi covid-19 juga semakin besar.
“Pada saat yang bersamaan, individu tersebut juga harus tetap menjaga imunitas dirinya agar tidak terinfeksi. Karenanya, penting sekali bagi generasi sandwich untuk mempelajari cara menjaga kesehatan diri, baik fisik maupun mental, serta menyeimbangkan berbagai peran yang dimilikinya,” tutup dr. Zulvia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)