FITNESS & HEALTH
9 Gejala Omicron bagi yang Lengkap Vaksinasi dan 2 Tanda Awalnya
Mia Vale
Selasa 22 Februari 2022 / 10:00
Jakarta: Pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Hong Kong pada November 2021, Omicron segera dikonfirmasi sebagai varian dominan di Inggris pada Desember.
Tetapi berkat penurunan jumlah selama beberapa minggu terakhir, Inggris kembali di bawah langkah-langkah rencana awal di mana pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menghapus aturan isolasi diri covid-19 dalam beberapa minggu.
Melansir dari keterangan yang dikutip melalui laman Independent, ada 66.638 kasus covid-19 yang dilaporkan di Inggris dengan jumlah kematian meningkat 206.
Namun begitu, Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada Delta, ada lebih sedikit kematian dan rawat inap dengan varian yang lebih baru.
Di sini, kita melihat beberapa gejala yang paling umum dengan varian baru untuk yang divaksinasi lengkap, dan dua tanda peringatan dini yang mungkin kamu miliki.
Peneliti di Norwegia melakukan penelitian dengan mewawancarai 111 dari 117 tamu dari sebuah pesta pada 26 November 2021 di mana terjadi wabah Omicron.
Dari kelompok yang diwawancarai, 66 memiliki kasus definitif Covid-19 dan 15 memiliki kemungkinan kasus virus. Dari 111 peserta, 89 persen telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak ada yang menerima suntikan booster.
.jpg)
(Kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi, Eurosurveillance, ada delapan gejala utama yang dialami oleh kelompok pengunjung pesta yang divaksinasi penuh. Ini adalah batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam dan bersin.
Studi tersebut menemukan bahwa batuk, pilek, dan kelelahan adalah gejala paling umum pada individu yang divaksinasi, sementara bersin dan demam paling jarang terjadi.
Pakar kesehatan masyarakat juga menambahkan mual ke daftar gejala ini pada orang yang divaksinasi yang telah tertular varian Omicron.
Sifat gejala yang ringan membuat sulit bagi orang untuk membedakan virus dari flu biasa. Tetapi, menurut Profesor Tim Spector, di balik Aplikasi Studi Gejala ZOE, berkisar 50 persen dari pilek saat ini sebenarnya adalah covid-19.
Para ahli juga mengatakan ada dua gejala berbeda yang bisa menjadi tanda tes positif sudah dekat, yakni kelelahan dan pusing/pingsan. Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan dapat diterjemahkan menjadi nyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan bahwa kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Pusing/pingsan adalah tanda kedua bahwa seseorang mungkin menderita Omicron. Sebuah laporan baru dari Jerman menunjukkan, ada hubungan antara pingsan dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan covid-19 memicu pingsan berulang untuk pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Inggris berencana untuk mengakhiri semua pembatasan covid-19 domestik. Namun oleh para ilmuwan langkah ini dicap sebagai tindakan yang sangat berani dan sangat bodoh.
Inggris tidak ragu melakukan itu semu karena melihat penurunan yang signifikan dalam infeksi baru sejak awal Januari 2022, di mana varian Omicron sempat mencapai 200 ribu per hari.
Dan kasus ini sekarang berkisar sepertiga dari angka tersebut, dengan rata-rata 69.296 per minggu. Rawat inap juga turun.
Tetapi data pemerintah menunjukkan masih ada lebih banyak pasien rawat inap yang dirawat karena virus sekarang daripada sebagian besar tahun 2021.
Ada 13.126 orang di rumah sakit dengan virus korona pada 10 Februari 2022. Dengan mengabaikan puncak Januari baru-baru ini, jumlah orang di rumah sakit belum setinggi itu sejak 26 Februari 2021.
Profesor Tim Spector, yang menjalankan aplikasi Zoe studi Covid di King's College London, mengatakan bahwa menghapus lima hari isolasi untuk orang yang terinfeksi adalah "gila".
"Saya pikir itu memberi kesan bahwa Inggris, telah mengalahkan covid-19. Tapi saya pikir itu benar-benar cara yang salah untuk melakukannya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tetapi berkat penurunan jumlah selama beberapa minggu terakhir, Inggris kembali di bawah langkah-langkah rencana awal di mana pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menghapus aturan isolasi diri covid-19 dalam beberapa minggu.
Melansir dari keterangan yang dikutip melalui laman Independent, ada 66.638 kasus covid-19 yang dilaporkan di Inggris dengan jumlah kematian meningkat 206.
Namun begitu, Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada Delta, ada lebih sedikit kematian dan rawat inap dengan varian yang lebih baru.
Di sini, kita melihat beberapa gejala yang paling umum dengan varian baru untuk yang divaksinasi lengkap, dan dua tanda peringatan dini yang mungkin kamu miliki.
Gejala paling umum bagi vaksinasi lengkap:
Peneliti di Norwegia melakukan penelitian dengan mewawancarai 111 dari 117 tamu dari sebuah pesta pada 26 November 2021 di mana terjadi wabah Omicron.
Dari kelompok yang diwawancarai, 66 memiliki kasus definitif Covid-19 dan 15 memiliki kemungkinan kasus virus. Dari 111 peserta, 89 persen telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak ada yang menerima suntikan booster.
.jpg)
(Kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi, Eurosurveillance, ada delapan gejala utama yang dialami oleh kelompok pengunjung pesta yang divaksinasi penuh. Ini adalah batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam dan bersin.
Studi tersebut menemukan bahwa batuk, pilek, dan kelelahan adalah gejala paling umum pada individu yang divaksinasi, sementara bersin dan demam paling jarang terjadi.
Pakar kesehatan masyarakat juga menambahkan mual ke daftar gejala ini pada orang yang divaksinasi yang telah tertular varian Omicron.
Sifat gejala yang ringan membuat sulit bagi orang untuk membedakan virus dari flu biasa. Tetapi, menurut Profesor Tim Spector, di balik Aplikasi Studi Gejala ZOE, berkisar 50 persen dari pilek saat ini sebenarnya adalah covid-19.
Dua tanda peringatan dini
Para ahli juga mengatakan ada dua gejala berbeda yang bisa menjadi tanda tes positif sudah dekat, yakni kelelahan dan pusing/pingsan. Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan dapat diterjemahkan menjadi nyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan bahwa kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Pusing/pingsan adalah tanda kedua bahwa seseorang mungkin menderita Omicron. Sebuah laporan baru dari Jerman menunjukkan, ada hubungan antara pingsan dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan covid-19 memicu pingsan berulang untuk pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Tetap jaga prokes
Inggris berencana untuk mengakhiri semua pembatasan covid-19 domestik. Namun oleh para ilmuwan langkah ini dicap sebagai tindakan yang sangat berani dan sangat bodoh.
Inggris tidak ragu melakukan itu semu karena melihat penurunan yang signifikan dalam infeksi baru sejak awal Januari 2022, di mana varian Omicron sempat mencapai 200 ribu per hari.
Dan kasus ini sekarang berkisar sepertiga dari angka tersebut, dengan rata-rata 69.296 per minggu. Rawat inap juga turun.
Tetapi data pemerintah menunjukkan masih ada lebih banyak pasien rawat inap yang dirawat karena virus sekarang daripada sebagian besar tahun 2021.
Ada 13.126 orang di rumah sakit dengan virus korona pada 10 Februari 2022. Dengan mengabaikan puncak Januari baru-baru ini, jumlah orang di rumah sakit belum setinggi itu sejak 26 Februari 2021.
Profesor Tim Spector, yang menjalankan aplikasi Zoe studi Covid di King's College London, mengatakan bahwa menghapus lima hari isolasi untuk orang yang terinfeksi adalah "gila".
"Saya pikir itu memberi kesan bahwa Inggris, telah mengalahkan covid-19. Tapi saya pikir itu benar-benar cara yang salah untuk melakukannya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)