FITNESS & HEALTH
Mengenal Kanker Limfoma Hodgkin, Apa Saja Faktor Risikonya?
Raka Lestari
Selasa 15 Februari 2022 / 17:47
Jakarta: Limfoma Hodgkin adalah kanker pada sistem kelenjar getah bening. Sistem kelenjar getah bening adalah kumpulan jaringan dan organ yang membantu tubuh menyerang infeksi dan penyakit.
Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia. Dan, dr. Johan Kurnianda, Sp.PD KHOM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik menjelaskan, faktor risiko dari Limfoma Hodgkin belum dapat diketahui. Namun sekitar 40 persen kasus Limfoma Hodgkin diasosiasikan dengan adanya infeksi Epstein-Barr Virus (EBV).
"Selain itu ada pula faktor risiko seperti penurunan sistem imun, riwayat keluarga inti dengan Limfoma Hodgkin, jenis kelamin pria, dan kelompok usia tertentu (usia 15-30 tahun, dan usia lebih dari 55 tahun),” ujar dr. Johan, dalam Media Briefing, pada Selasa, 15 Februari 2022.
Pada umumnya gejala yang muncul berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha. Dapat pula disertai B symptoms (demam lebih dari 38 o C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10 persen bobot badan selama 6 bulan), dan gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami reaksi yang buruk terhadap alkohol.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis pengobatan Limfoma Hodgkin di antaranya: kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan imunoterapi.
“Pengobatan inovatif seperti terapi target dapat menjadi pilihan pengobatan. Brentuximab vedotin merupakan terapi target yang terdiri dari gabungan antibodi monoklonal dan MMAE. Antibodi monoklonal ini hanya menargetkan sel kanker yang memiliki CD30 pada permukaannya. MMAE merupakan zat penghancur sel kanker," jelas dr. Johan.
Pada penelitian yang melibatkan 102 pasien Limfoma Hodgkin dari berbagai negara, terapi target menggunakan Brentuximab vedotin diberikan pada pasien yang sudah tidak merespon terhadap kemoterapi & stem cell transplant. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi target dapat memberikan angka harapan hidup hingga 40,5 bulan.
Setelah pengobatan selesai, pasien perlu melakukan kontrol berkala dalam 5 tahun pertama. Setiap 3-6 bulan selama 1-2 tahun, kemudian setiap 6-12 bulan sampai 3 tahun, selanjutnya setiap 1 tahun sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia. Dan, dr. Johan Kurnianda, Sp.PD KHOM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik menjelaskan, faktor risiko dari Limfoma Hodgkin belum dapat diketahui. Namun sekitar 40 persen kasus Limfoma Hodgkin diasosiasikan dengan adanya infeksi Epstein-Barr Virus (EBV).
"Selain itu ada pula faktor risiko seperti penurunan sistem imun, riwayat keluarga inti dengan Limfoma Hodgkin, jenis kelamin pria, dan kelompok usia tertentu (usia 15-30 tahun, dan usia lebih dari 55 tahun),” ujar dr. Johan, dalam Media Briefing, pada Selasa, 15 Februari 2022.
Pada umumnya gejala yang muncul berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha. Dapat pula disertai B symptoms (demam lebih dari 38 o C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10 persen bobot badan selama 6 bulan), dan gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami reaksi yang buruk terhadap alkohol.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis pengobatan Limfoma Hodgkin di antaranya: kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan imunoterapi.
“Pengobatan inovatif seperti terapi target dapat menjadi pilihan pengobatan. Brentuximab vedotin merupakan terapi target yang terdiri dari gabungan antibodi monoklonal dan MMAE. Antibodi monoklonal ini hanya menargetkan sel kanker yang memiliki CD30 pada permukaannya. MMAE merupakan zat penghancur sel kanker," jelas dr. Johan.
Pada penelitian yang melibatkan 102 pasien Limfoma Hodgkin dari berbagai negara, terapi target menggunakan Brentuximab vedotin diberikan pada pasien yang sudah tidak merespon terhadap kemoterapi & stem cell transplant. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi target dapat memberikan angka harapan hidup hingga 40,5 bulan.
Setelah pengobatan selesai, pasien perlu melakukan kontrol berkala dalam 5 tahun pertama. Setiap 3-6 bulan selama 1-2 tahun, kemudian setiap 6-12 bulan sampai 3 tahun, selanjutnya setiap 1 tahun sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)