FITNESS & HEALTH
Tak Banyak yang Tahu, Ini Alasan Pentingnya Vaksinasi Dewasa
A. Firdaus
Jumat 18 Juli 2025 / 16:08
Jakarta: Vaksinasi kerap kali dikaitkan dengan anak-anak. Padahal, menurut para pakar kesehatan, vaksinasi juga sangat penting bagi orang dewasa untuk melindungi diri dari berbagai penyakit menular maupun tidak menular.
“Vaksinasi bukan hanya soal masa kecil, tetapi bagian dari perjalanan kesehatan seumur hidup,” ujar Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PP PAPDI, Dr dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, KAI, FINASIM saat peluncuran Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa.
Dr. Sukamto menambahkan bahwa vaksinasi dewasa bisa menjadi kunci pencegahan terhadap penyakit yang bisa mengganggu kualitas hidup dan membebani sistem kesehatan.
Baca juga: PAPDI Luncurkan Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh manusia menurun, membuat orang dewasa lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi penyakit. Kondisi ini dikenal sebagai immunosenescence. Dalam jangka panjang, penurunan daya tahan tubuh ini membuat lansia lebih mudah jatuh sakit dan membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif.
Penyakit seperti influenza, pneumonia, herpes zoster, hingga hepatitis A dan B, dapat dicegah atau diminimalkan dampaknya dengan vaksinasi yang tepat.
“Sayangnya, tingkat cakupan vaksinasi dewasa di Indonesia masih jauh di bawah negara tetangga seperti Vietnam,” ungkap Dr. Sukamto.
Imunisasi terbagi dua: aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah proses pemberian vaksin agar tubuh membentuk kekebalan sendiri. Sementara imunisasi pasif adalah pemberian antibodi secara langsung, biasanya untuk kondisi darurat dan hanya bertahan sementara.
Vaksin sendiri ada yang bersifat hidup (live attenuated) dan mati (inactivated). Vaksin hidup tidak disarankan untuk individu dengan imunitas rendah, sementara vaksin mati umumnya aman untuk semua kelompok usia.
Untuk menentukan jenis vaksin yang tepat bagi orang dewasa, Dr. Sukamto menyarankan untuk mempertimbangkan empat faktor utama:
- Health (kesehatan): Riwayat penyakit seperti asma, diabetes, atau gangguan jantung perlu diperhatikan.
- Age (usia): Semakin tua usia seseorang, semakin besar kebutuhan vaksinnya.
- Lifestyle (gaya hidup): Pola makan, mobilitas, dan kebiasaan sosial mempengaruhi jenis vaksin yang dibutuhkan.
- Occupation (pekerjaan): Pekerja medis, pengajar, hingga pelaku layanan publik memiliki risiko paparan lebih tinggi.
Peningkatan literasi masyarakat mengenai vaksinasi dewasa menjadi hal yang mendesak. Buku-buku panduan yang praktis dan mudah dipahami diharapkan bisa menjadi alat bantu bagi masyarakat dan tenaga medis untuk membuat keputusan vaksinasi yang tepat.
Dengan bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya jumlah lansia, pemerintah bersama masyarakat perlu bergerak aktif membangun budaya vaksinasi sepanjang hayat. "Sehat adalah hak setiap warga negara, dan vaksinasi adalah salah satu jalannya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Vaksinasi bukan hanya soal masa kecil, tetapi bagian dari perjalanan kesehatan seumur hidup,” ujar Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PP PAPDI, Dr dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, KAI, FINASIM saat peluncuran Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa.
Dr. Sukamto menambahkan bahwa vaksinasi dewasa bisa menjadi kunci pencegahan terhadap penyakit yang bisa mengganggu kualitas hidup dan membebani sistem kesehatan.
Baca juga: PAPDI Luncurkan Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa
Mengapa Vaksinasi Dewasa Diperlukan?
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh manusia menurun, membuat orang dewasa lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi penyakit. Kondisi ini dikenal sebagai immunosenescence. Dalam jangka panjang, penurunan daya tahan tubuh ini membuat lansia lebih mudah jatuh sakit dan membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif.
Penyakit seperti influenza, pneumonia, herpes zoster, hingga hepatitis A dan B, dapat dicegah atau diminimalkan dampaknya dengan vaksinasi yang tepat.
“Sayangnya, tingkat cakupan vaksinasi dewasa di Indonesia masih jauh di bawah negara tetangga seperti Vietnam,” ungkap Dr. Sukamto.
Jenis Imunisasi dan Fungsinya
Imunisasi terbagi dua: aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah proses pemberian vaksin agar tubuh membentuk kekebalan sendiri. Sementara imunisasi pasif adalah pemberian antibodi secara langsung, biasanya untuk kondisi darurat dan hanya bertahan sementara.
Vaksin sendiri ada yang bersifat hidup (live attenuated) dan mati (inactivated). Vaksin hidup tidak disarankan untuk individu dengan imunitas rendah, sementara vaksin mati umumnya aman untuk semua kelompok usia.
Faktor Penentu Vaksinasi Dewasa
Untuk menentukan jenis vaksin yang tepat bagi orang dewasa, Dr. Sukamto menyarankan untuk mempertimbangkan empat faktor utama:
- Health (kesehatan): Riwayat penyakit seperti asma, diabetes, atau gangguan jantung perlu diperhatikan.
- Age (usia): Semakin tua usia seseorang, semakin besar kebutuhan vaksinnya.
- Lifestyle (gaya hidup): Pola makan, mobilitas, dan kebiasaan sosial mempengaruhi jenis vaksin yang dibutuhkan.
- Occupation (pekerjaan): Pekerja medis, pengajar, hingga pelaku layanan publik memiliki risiko paparan lebih tinggi.
Peningkatan literasi masyarakat mengenai vaksinasi dewasa menjadi hal yang mendesak. Buku-buku panduan yang praktis dan mudah dipahami diharapkan bisa menjadi alat bantu bagi masyarakat dan tenaga medis untuk membuat keputusan vaksinasi yang tepat.
Dengan bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya jumlah lansia, pemerintah bersama masyarakat perlu bergerak aktif membangun budaya vaksinasi sepanjang hayat. "Sehat adalah hak setiap warga negara, dan vaksinasi adalah salah satu jalannya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)