FITNESS & HEALTH
Kembali Mewabah! Inilah Gejala, Pencegahan, Sampai Komplikasi TBC
Mia Vale
Minggu 04 Mei 2025 / 12:25
Jakarta: Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki jumlah pasien TBC terbanyak. Bahkan, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menunjukkan ada sebanyak 11.772 kasus TBC pada tahun 2024.
Data itu juga menunjukkan sebanyak 1.948 pasien di antaranya merupakan anak-anak. Melihat tingginya angka kasus TBC ini, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan, pihaknya terus berupaya mengawal penanggulangan TBC di Kota Bogor dengan target mencapai Eliminasi TBC di tahun 2030.
Sebenarnya, banyak yang keliru mengatakan, batuk dan TBC adalah penyakit yang sama. MemaNg, keduanya sama-sama penyakit batuk, tapi memiliki perbedaan jauh.
TBC (tuberkulosis) merupakan penyakit menular dan mematikan dengan tingkat pasien tinggi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Nah, agar tidak salah antara batuk biasa dan TBC, yuk, ketahui lebih jauh mengenai TBC.
.jpg)
(Bila tidak ditangani dengan tepat atau hingga tuntas, TBC bisa berkembang menjadi kasus yang berat karena dapat menyebabkan kerusakan di organ tubuh lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
TBC menjadi salah satu penyakit infeksi pada paru yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah, saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi.
Penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita. Itu mengapa, penularan lebih sering terjadi pada anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
Baca juga: Berkat Program Penemuan Kasus Aktif, Satu RW di Kota Malang Bebas TBC
Pada penderita TBC yang tidak mengalami gejala (TBC laten), bakteri TBC tetap tinggal di dalam tubuhnya. Bakteri TBC dapat berkembang menjadi aktif jika daya tahan tubuh penderita melemah.
Namun, penderita TBC laten ini tidak menularkan bakteri penyebab TBC ke orang lain. Meski TBC dikategorikan sebagai penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu.
Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain.
Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul menurut penjelasan Alodokter, dapat berupa:
Baca juga: Kemenkes Sebut Penanggulangan TBC Perlu Pendekatan Holistik
Ternyata, selain menyerang paru-paru, TBC juga bisa menyerang selain paru-paru. Organ tersebut, meliputi, ginjal, usus, otak, tulang belakang, atau kelenjar. Dan berikut contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru-paru, menurut organ yang terkena:
- Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TBC kelenjar
- Kencing berdarah pada TBC ginjal
- Nyeri punggung pada TBC tulang belakang
- Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak
- Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus
Bila mengalami gejala TBC, segera periksakan ke dokter, utamanya jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC. Diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Untuk mendiagnosis TB, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan frisk dan tes TB.
TBC dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
- Melakukan pemeriksaan TB bagi orang yang bergejala dan berisiko tinggi terpapar kuman TB
- Menjalani pengobatan TB jika sudah terdiagnosa menderita TB laten dan termasuk kelompok yang rentan, sebelum TB menjadi aktif
- Memperbaiki sirkulasi udara dan pencahayaan sinar matahari di rumah untuk mencegah bakteri berdiam dalam ruangan
- Mendapatkan imunisasi BCG, terutama bagi anak-anak dan orang yang berisiko tinggi tertular TBC
Meskipun penularan TBC nyatanya tidak semudah yang dikira, kamu tetap disarankan untuk waspada. Bakteri TB yang ada di udara siap menyerang kapan saja. Konsumsilah makanan bergizi dan beristirahatlah yang cukup agar kekebalan tubuh tetap optimal. Dengan demikian, TBC dan penyakit lainnya tidak akan mudah menyerang.
Semua penyakit, bila tidak diobati segera, bisa bertambah parah. Begitu pula dengan TBC. Bila terlambat ditangani, beberapa komplikasi bisa terjadi, yakni:
Bila mengalami beberapa gejala TBC, seperti batuk lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, demam, keringat dingin di malam hari, dan berat badan turun drastis, terlebih jika terdapat orang serumah atau sekantor yang memiliki gejala serupa, segeralah periksakan diri ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Data itu juga menunjukkan sebanyak 1.948 pasien di antaranya merupakan anak-anak. Melihat tingginya angka kasus TBC ini, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan, pihaknya terus berupaya mengawal penanggulangan TBC di Kota Bogor dengan target mencapai Eliminasi TBC di tahun 2030.
Sebenarnya, banyak yang keliru mengatakan, batuk dan TBC adalah penyakit yang sama. MemaNg, keduanya sama-sama penyakit batuk, tapi memiliki perbedaan jauh.
TBC (tuberkulosis) merupakan penyakit menular dan mematikan dengan tingkat pasien tinggi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Nah, agar tidak salah antara batuk biasa dan TBC, yuk, ketahui lebih jauh mengenai TBC.
Penyebab TBC (Tuberkulosi)
.jpg)
(Bila tidak ditangani dengan tepat atau hingga tuntas, TBC bisa berkembang menjadi kasus yang berat karena dapat menyebabkan kerusakan di organ tubuh lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
TBC menjadi salah satu penyakit infeksi pada paru yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah, saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi.
Penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita. Itu mengapa, penularan lebih sering terjadi pada anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
Baca juga: Berkat Program Penemuan Kasus Aktif, Satu RW di Kota Malang Bebas TBC
Pada penderita TBC yang tidak mengalami gejala (TBC laten), bakteri TBC tetap tinggal di dalam tubuhnya. Bakteri TBC dapat berkembang menjadi aktif jika daya tahan tubuh penderita melemah.
Namun, penderita TBC laten ini tidak menularkan bakteri penyebab TBC ke orang lain. Meski TBC dikategorikan sebagai penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu.
Gejala TBC (Tuberkulosis)
Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain.
Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul menurut penjelasan Alodokter, dapat berupa:
- - Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih)
- - Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah
- - Nyeri dada saat bernapas atau batuk
- - Berkeringat di malam hari
- - Hilang nafsu makan
- - Penurunan berat badan
- - Demam dan menggigil
- - Kelelahan
Baca juga: Kemenkes Sebut Penanggulangan TBC Perlu Pendekatan Holistik
Ternyata, selain menyerang paru-paru, TBC juga bisa menyerang selain paru-paru. Organ tersebut, meliputi, ginjal, usus, otak, tulang belakang, atau kelenjar. Dan berikut contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru-paru, menurut organ yang terkena:
- Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TBC kelenjar
- Kencing berdarah pada TBC ginjal
- Nyeri punggung pada TBC tulang belakang
- Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak
- Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus
Bila mengalami gejala TBC, segera periksakan ke dokter, utamanya jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC. Diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Untuk mendiagnosis TB, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan frisk dan tes TB.
Yuk, cegah TBC!
TBC dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
- Melakukan pemeriksaan TB bagi orang yang bergejala dan berisiko tinggi terpapar kuman TB
- Menjalani pengobatan TB jika sudah terdiagnosa menderita TB laten dan termasuk kelompok yang rentan, sebelum TB menjadi aktif
- Memperbaiki sirkulasi udara dan pencahayaan sinar matahari di rumah untuk mencegah bakteri berdiam dalam ruangan
- Mendapatkan imunisasi BCG, terutama bagi anak-anak dan orang yang berisiko tinggi tertular TBC
Meskipun penularan TBC nyatanya tidak semudah yang dikira, kamu tetap disarankan untuk waspada. Bakteri TB yang ada di udara siap menyerang kapan saja. Konsumsilah makanan bergizi dan beristirahatlah yang cukup agar kekebalan tubuh tetap optimal. Dengan demikian, TBC dan penyakit lainnya tidak akan mudah menyerang.
Komplikasi yang bisa terjadi
Semua penyakit, bila tidak diobati segera, bisa bertambah parah. Begitu pula dengan TBC. Bila terlambat ditangani, beberapa komplikasi bisa terjadi, yakni:
- - Kerusakan paru-paru permanen
- - Penyebaran tuberkulosis ke organ lain, seperti nyeri dan patah tulang belakang, kerusakan sendi, meningitis, gangguan kelenjar getah bening, gangguan pada hati atau ginjal, serta penyakit jantung
- - Kematian, bila TBC sudah menyebar luas ke organ-organ lain berisiko menyebabkan kematian
Bila mengalami beberapa gejala TBC, seperti batuk lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, demam, keringat dingin di malam hari, dan berat badan turun drastis, terlebih jika terdapat orang serumah atau sekantor yang memiliki gejala serupa, segeralah periksakan diri ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)