FITNESS & HEALTH

Studi: Sereal yang Dipasarkan ke Anak-anak Kurang Sehat

Aulia Putriningtias
Selasa 08 Juli 2025 / 19:08
Jakarta: Sereal menjadi santapan yang cepat untuk sang buah hati sebelum beraktivitas. Namun, penelitian baru menemukan bahwa sereal yang dipasarkan kepada anak-anak menjadi kurang sehat dalam beberapa tahun terakhir, ada apa?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat melaporkan bahwa sereal siap saji merupakan salah satu makanan sarapan yang paling sering dikonsumsi oleh anak-anak berusia 2 hingga 19 tahun. Angkanya mencapai sekitar 27 persen anak-anak mengonsumsinya setiap hari. Anak-anak di semua kelompok usia mengonsumsi sereal dengan kadar gula yang tinggi, yang didefinisikan sebagai kadar gula lebih dari 21,2 gram per 100 gram sereal.

Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open pada bulan Mei menganalisis 1.200 produk sereal anak-anak yang diluncurkan antara tahun 2010 hingga 2023, menemukan bahwa nutrisi yang mengganggu seperti natrium, lemak, dan gula meningkat, sementara kadar serat dan protein menurun.

Baca juga: Selain Enak, 5 Buah Ini Bantu Tingkatkan Kecerdasan Otak Anak

Menurut Josiemer Mattei, PhD, MPH, seorang profesor madya gizi di Universitas Harvard, temuan ini menambah kekhawatiran yang ada tentang nilai gizi sereal anak-anak—terutama kandungan gulanya. Kandungan gula tambahan dalam sereal sarapan siap saji cenderung tinggi sejak awal.

Para peneliti menggunakan analisis statistik untuk menentukan tren gizi secara keseluruhan. Hasilnya tidak menguntungkan bagi kesehatan, menunjukkan bahwa, secara keseluruhan.
 

1. Kandungan bahan yang tidak sehat meningkat


Diketahui bahwa kandungan lemak dalam sereal meningkat sebesar 33,6 persen, kandungan natrium meningkat sebesar 32,1 persen, dan kandungan gula meningkat sebesar 10,9 persen.
 

2. Beberapa nutrisi utama menurun


Meskipun protein berfluktuasi selama 14 tahun, protein dinilai menurun dari rata-rata 1,97 gram per sajian menjadi 1,69 gram per sajian. Serat makanan tetap stabil sebelum tahun 2021, kemudian menurun dari 3,82 gram per sajian menjadi 2,94 gram pada 2023.
 

Masalah dengan natrium dan gula pada kemasan sereal


Tak sedikit anak-anak di dunia, bahkan di Indonesia, mengonsumsi gula jauh lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan. Hal ini meningkatkan risiko obesitas pada masa kanak-kanak, kerusakan gigi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit hati berlemak, dan masalah kesehatan lainnya.

Asosiasi Jantung Amerika mencatat bahwa peningkatan natrium berkontribusi terhadap peningkatan risiko tekanan darah tinggi pada anak-anak. Sebaliknya, asupan serat rendah telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti sembelit, obesitas, dan diabetes tipe 2.
 

Bagaimana cara mencari sereal yang baik dan bernutrisi?


Sereal dapat menjadi sumber vitamin dan mineral yang baik (terutama vitamin B), karena sebagian besarnya telah difortifikasi. Penelitian tahun 2014 yang membahas manfaat sereal menyatakan bahwa orang yang rutin mengonsumsi sereal sarapan cenderung memiliki asupan tiamin, riboflavin, niasin, folat, vitamin C, kalsium, magnesium, zat besi, seng, dan serat yang direkomendasikan.

Menurut ahli diet keluarga Qianzhi Jiang, PhD, RDN, LDN, pemilik The Nutrition Changer dan profesor tambahan di Framingham State University, menemukan sereal yang sehat sebagian besar adalah soal membaca label. Selalu membaca label untuk membeli suatu produk kemasan adalah hal yang baik untuk mencegah mengonsumsi makanan tanpa nutrisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH