FITNESS & HEALTH

Pada Usia Berapa Tahi Lalat Muncul?

A. Firdaus
Selasa 22 Juli 2025 / 14:23
Jakarta: Tahi lalat atau disebut juga nevus atau nevus pigmentosus merupakan bintik kecil berwarna cokelat, agak kehitaman, dan terletak di atas permukaan kulit. Tahi lali muncul akibat pengelompokan sel-sel melanosit, atau sel penghasil zat warna kulit.

Selain berwarna cokelat atau agak gelap, warna tahi lalat juga ada yang sama persis dengan warna kulit. Bentuknya ada yang bulat, oval, menonjol, atau datar. Tekstur permukaan tahi lalat juga bervariasi, ada yang halus atau kasar, bahkan beberapa di antaranya ada yang ditumbuhi bulu.

Melansir Halodoc, tahi lalat umumnya banyak dimiliki oleh orang-orang berkulit terang ketimbang mereka yang berkulit gelap. Umumnya tahi lalat muncul selama 30 tahun pertama kehidupan. Namun, ada juga tahi lalat yang muncul sejak lahir.

Baca juga: Hati-hati! Ini 5 Tanda Skin Barrier Kamu Rusak

Hal yang perlu ditegaskan, jumlah dan tampilan tahi lalat bisa saja berubah seiring perubahan hormon. Misalnya, jumlah tahi lalat bisa bertambah saat memasuki usia remaja. Di samping itu, warna tahi lalat juga cenderung berubah jadi lebih gelap pada wanita hamil.
 

Kapan tahi lalat mulai muncul?


Tahi lalat, atau nevus, bisa muncul kapan saja selama hidup, tetapi paling sering muncul pada 20 tahun pertama kehidupan. Sebagian besar tahi lalat sudah ada sejak lahir, tetapi ada juga yang baru muncul setelah lahir. 

Meskipun demikian, tahi lalat masih bisa muncul bahkan setelah usia 20 tahun, bahkan hingga usia 40-an. 
 

Kapan seharusnya khawatir dengan kehadiran tahi lalat


Tahi lalat umumnya tak berbahaya, tapi kondisi ini bisa menurunkan rasa percaya diri sebagian orang karena bentuknya yang mengganggu penampilan. Sementara itu, tahi lalat yang berbahaya merupakan tahi lalat yang menjadi tanda dari kanker kulit.

Lebih tepatnya kanker kulit ganas yang disebut melanoma. Ciri-ciri tahi lalat melanoma ini cenderung berbeda bila dibandingkan dengan tahi lalat normal.

Penampilan tahi lalat melanoma bentuknya tidak simetris, tepiannya agak kasar dan tidak rata, dan umumnya terdiri dari dua atau tiga warna. Sedangkan diameternya umumnya lebih besar. Dalam kebanyakan kasus, tahi lalat melanoma terasa gatal, bahkan terkadang bisa mengeluarkan darah.

Seseorang dengan kondisi-kondisi berikut ini memiliki risiko lebih besar untuk terkena melanoma, di antaranya:

- Memiliki tahi lalat biasa lebih dari 50 buah.

- Sering terpapar sinar matahari. Radiasi sinar UV bisa merusak jaringan kulit. Hal ini bisa meningkatkan risiko terserang kanker kulit.

- Memiliki riwayat keluarga berpenyakit melanoma.

- Sering mengonsumsi obat-obatan, seperti obat antidepresan atau antibiotik. Obat-obatan jenis ini dapat menurunkan kinerja sistem kekebalan tubuh dan membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.

- Memiliki tahi lalat dengan bentuk yang tidak biasa. Kamu harus hati-hati jika kamu memiliki tahi lalat berukuran lebih besar dibandingkan tahi lalat normal dengan warna coklat tua di tengahnya atau dengan warna lebih terang pada tepiannya yang tidak rata.

- Sudah pernah mengidap melanoma.

- Memiliki kulit sensitif yang mudah terbakar sinar matahari.
 

Fakta unik tahi lalat


1. Tahi lalat tidak selalu berukuran sama sejak lahir. Tanda ini bisa tumbuh seiring bertambahnya usia, terutama saat masa pubertas atau saat hamil.

2. Walaupun kebanyakan tahi lalat berwarna cokelat, tanda ini juga bisa berwarna lain, mulai dari merah muda hingga hitam.

3. Bahkan, ada tahi lalat yang tidak berwarna sama sekali. Meskipun kebanyakan muncul di permukaan kulit, tahi lalat juga bisa ditemukan di dalam mulut, hidung, atau bahkan organ dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH