FITNESS & HEALTH

Mengenal Bedah Jantung Minimal Invasif, dan Kondisi Apa Saja yang Bisa Ditangani

Medcom
Rabu 04 September 2024 / 13:11
Jakarta: Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh. Berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

Teknik minimal invasif ini dapat menawarkan keuntungan seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka. Biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.

"Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif," ujar dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD.

"Kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja," sambungnya.
 

Kondisi Apa yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif?


Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan berikut:
 

1. Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung


Prosedur bypass arteri koroner pada pasien dengan penyumbatan yang banyak
 

2. Masalah Katup Jantung


Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak, seperti katup mitral atau aorta, dengan sayatan yang lebih kecil
 

3. Lubang pada Jantung


Penanganan kecacatan seperti lubang di dinding jantung (ASD)
 

4. Gangguan Irama Jantung


Penanganan aritmia seperti fibrilasi atrium dengan risiko lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.
 

5. Tumor Jantung


Pengangkatan Tumor jinak di dalam jantung
 

6. Pemasangan Alat Pacu Jantung


Pemasangan alat pacu jantung atau defibrillator dengan sayatan minimal
 

Prosedur Bedah Jantung Minimal Invasif


Operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan:

1. Membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada pasien.
2. Menggunakan instrument operasi yang khusus dan lebih Panjang dari instrument biasa.
3. Mengarahkan alat di antara tulang rusuk Anda untuk mencapai jantung pasien.
4. Memperbaiki jantung pasien, mulai dari penggantian katup jantung, pemasangan alat atau pengangkatan tumor.
5. Menutup sayatan dengan jahitan.
 

Keunggulan Bedah Jantung Minimal Invasif


Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, operasi jantung minimal invasif mungkin menawarkan manfaat seperti:
1. Pemulihan lebih cepat.
2. Lebih sedikit kehilangan darah.
3. Bekas luka yang kurang terlihat.
4. Menurunkan risiko pendarahan atau infeksi.
5. Mengurangi rasa sakit.
6. Masa rawat inap lebih singkat.


Salah satu rumah sakit yang menerapkan prosedur ini adalah Bethsaida Hospital. Rumah sakit ini fokus pada peningkatan layanan unggulan, khususnya pada Heart & Vascular Center.

Dengan menggunakan teknologi medis terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital berkomitmen untuk menghadirkan penanganan jantung untuk segala kondisi, salah satunya melalui layanan bedah jantung minimal invasive dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasien yang semakin kompleks dengan tetap menjaga kenyamanan dan keamanan mereka.

"Bethsaida Hospital terus fokus pada pengembangan layanan unggulan di center-center kami, khususnya Heart & Vascular Center. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat bangga bisa menghadirkan layanan bedah jantung minimal invasif yang ditangani oleh dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV," ungkap dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital.
 
"Ini adalah salah satu upaya kami untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berfokus pada kenyamanan serta keselamatan pasien," sambungnya.
 

Pemulihan yang lebih cepat dan tingkat komplikasi yang rendah


Dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal. Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien untuk lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH