FITNESS & HEALTH

Super Flu Melonjak Drastis Belakangan Ini, Lalu Apa Gejalanya?

Yatin Suleha
Rabu 31 Desember 2025 / 14:33
Jakarta: Super Flu adalah nama populer untuk jenis virus influenza yang dianggap lebih ganas, cepat menyebar, dan menyebabkan gejala yang lebih serius dibandingkan flu musiman biasa.

Jenis virus yang paling banyak ditemukan sekarang adalah Influenza A H3N2, terutama varian bermutasi dan disebut subklade K.

Varian ini lebih mudah menular dan sering dikaitkan dengan gejala yang lebih parah, sehingga diperkirakan sebagai penyebab meningkatnya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

Walaupun diberi label 'super flu', Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa belum ada bukti kuat bahwa varian ini lebih fatal dibandingkan jenis virus flu sebelumnya.
 
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa tingkat aktivitas flu mencapai level tinggi hingga sangat tinggi di 32 negara bagian dan wilayah. 

Hal ini mengindikasikan bahwa flu sedang aktif di banyak area, dengan potensi penyebaran yang besar.

Laporan awal dari rumah sakit mengungkapkan bahwa lebih banyak penduduk New York datang ke unit gawat darurat untuk masalah terkait flu pada minggu yang berakhir tanggal 20 Desember, dibandingkan dengan periode serupa selama 10 tahun terakhir sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times pada hari Jumat.

Menurut beberapa sumber, sistem pemantauan ruang gawat darurat kota mencatat sekitar 10.000 kunjungan untuk kondisi seperti influenza, melampaui puncak yang pernah terjadi bahkan selama musim flu paling buruk dalam satu dekade.
 

Gejala Super Flu



(Beberapa pasien super flu juga mengalami sesak napas, nyeri dada, masalah pencernaan, dan kelemahan berkepanjangan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Pasien melaporkan gejala yang sangat parah dan dapat memburuk dengan cepat, terutama pada lansia, anak-anak, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Meskipun penyakit ini mirip dengan influenza tradisional, dokter mengatakan tingkat keparahan dan waktu pemulihan yang lebih lama membedakannya.

Melansir dari Newsweek, gejala yang dilaporkan meliputi demam tinggi, nyeri tubuh parah, kelelahan ekstrem, batuk persisten, sakit tenggorokan, dan sakit kepala yang seringkali lebih intens daripada kasus flu biasa.

 

Beberapa pasien juga mengalami sesak napas, nyeri dada, masalah pencernaan, dan kelemahan berkepanjangan yang dapat bertahan berminggu-minggu setelah penyakit akut mereda. Gejala ini bisa membuat penderitanya sulit beraktivitas sehari-hari.

Para ahli menekankan bahwa pengobatan dini, vaksinasi, dan mengetahui kapan harus mencari perawatan medis sangat penting seiring dengan terus meningkatnya kasus.


Secillia Nur Hafifah


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH