FITNESS & HEALTH
Periskop Kesehatan 2026: Longevity Hingga AI dalam Kesejahteraan
Yatin Suleha
Rabu 31 Desember 2025 / 19:04
Jakarta: Dunia kesehatan saat ini sedang bergeser dari pengobatan reaktif (mengobati yang sakit) menjadi proaktif dan personal. Beberapa prediksi dunia kesehatan sedikit banyak sudah ada tergambar dari tahun ini, contohnya AI.
Penggunaan Artificial Intelligence/AI dalam kesehatan sangat luas, mencakup diagnosis penyakit lebih cepat dan akurat (seperti kanker, penyakit jantung) melalui analisis citra medis dan data besar, personalisasi pengobatan, pemantauan pasien jarak jauh lewat perangkat wearable.
Termasuk otomatisasi tugas rutin, hingga membantu bedah jarak jauh. AI meningkatkan efisiensi, akurasi, dan akses layanan, namun memerlukan regulasi khusus untuk keamanan data pasien dan mengatasi tantangan seperti ketimpangan literasi digital.
Berikut adalah rangkuman tren kesehatan utama yang diprediksi akan mendominasi di tahun 2026:
Fokus masyarakat kini bukan sekadar hidup lama, tapi tetap bugar di usia tua (healthspan).
Suplemen NAD+ dan NMN: Populer untuk regenerasi sel.
Terapi paparan suhu: Penggunaan sauna dan ice bath (mandi es) semakin umum untuk meningkatkan imun dan metabolisme.
Pemeriksaan genetik: Tes DNA untuk menentukan pola makan dan olahraga yang paling cocok dengan tubuh kita secara spesifik.
.jpg)
(Teknologi wearable yang lebih cerdas dan dapat membantu aktivitas kita. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bukan lagi sekadar penghitung langkah, alat di tubuh kita kini semakin canggih:
CGM (Continuous Glucose Monitor): Alat pemantau gula darah yang kini mulai dipakai oleh orang sehat (bukan hanya pengidap diabetes) untuk menjaga stabilitas energi.
Cincin pintar (smart rings): Seperti Oura atau Samsung Ring yang fokus pada kualitas tidur dan pemulihan tubuh.
Setelah era isolasi, tren beralih ke kesehatan mental yang bersifat sosial:
Klub jalan kaki (walking clubs): Menggabungkan olahraga ringan dengan interaksi sosial.
Detoks digital: Gerakan kembali ke ponsel "bodoh" (dumbphones) atau hobi tanpa layar untuk mengurangi kecemasan akibat media sosial.
Makanan bukan lagi sekadar pengenyang, tapi berfungsi sebagai "obat":
Kesehatan mikrobioma (Usus): Fokus besar pada makanan fermentasi dan prebiotik untuk mendukung gut-brain axis (hubungan usus dan otak).
Jamur fungsional: Penggunaan Lion’s Mane atau Reishi dalam kopi atau minuman untuk fokus dan ketenangan.
AI mulai menjadi asisten kesehatan pribadi misalnya AI Health Coach. Aplikasi yang memberikan saran olahraga dan nutrisi secara real-time berdasarkan data dari jam tangan pintar kamu.
Deteksi dini: Penggunaan AI untuk memantau perubahan kecil pada pola tidur atau suara yang bisa menjadi tanda awal stres atau penyakit.
Tren kesehatan selalu berkembang. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan profesional medis sebelum mencoba suplemen atau terapi ekstrem baru ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Penggunaan Artificial Intelligence/AI dalam kesehatan sangat luas, mencakup diagnosis penyakit lebih cepat dan akurat (seperti kanker, penyakit jantung) melalui analisis citra medis dan data besar, personalisasi pengobatan, pemantauan pasien jarak jauh lewat perangkat wearable.
Termasuk otomatisasi tugas rutin, hingga membantu bedah jarak jauh. AI meningkatkan efisiensi, akurasi, dan akses layanan, namun memerlukan regulasi khusus untuk keamanan data pasien dan mengatasi tantangan seperti ketimpangan literasi digital.
Berikut adalah rangkuman tren kesehatan utama yang diprediksi akan mendominasi di tahun 2026:
1. Longevity dan biohacking (panjang umur)
Fokus masyarakat kini bukan sekadar hidup lama, tapi tetap bugar di usia tua (healthspan).
Suplemen NAD+ dan NMN: Populer untuk regenerasi sel.
Terapi paparan suhu: Penggunaan sauna dan ice bath (mandi es) semakin umum untuk meningkatkan imun dan metabolisme.
Pemeriksaan genetik: Tes DNA untuk menentukan pola makan dan olahraga yang paling cocok dengan tubuh kita secara spesifik.
2. Teknologi wearable yang lebih cerdas
.jpg)
(Teknologi wearable yang lebih cerdas dan dapat membantu aktivitas kita. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bukan lagi sekadar penghitung langkah, alat di tubuh kita kini semakin canggih:
CGM (Continuous Glucose Monitor): Alat pemantau gula darah yang kini mulai dipakai oleh orang sehat (bukan hanya pengidap diabetes) untuk menjaga stabilitas energi.
Cincin pintar (smart rings): Seperti Oura atau Samsung Ring yang fokus pada kualitas tidur dan pemulihan tubuh.
3. Kesehatan mental berbasis komunitas
Setelah era isolasi, tren beralih ke kesehatan mental yang bersifat sosial:
Klub jalan kaki (walking clubs): Menggabungkan olahraga ringan dengan interaksi sosial.
Detoks digital: Gerakan kembali ke ponsel "bodoh" (dumbphones) atau hobi tanpa layar untuk mengurangi kecemasan akibat media sosial.
4. Nutrisi berbasis sains (functional food)
Makanan bukan lagi sekadar pengenyang, tapi berfungsi sebagai "obat":
Kesehatan mikrobioma (Usus): Fokus besar pada makanan fermentasi dan prebiotik untuk mendukung gut-brain axis (hubungan usus dan otak).
Jamur fungsional: Penggunaan Lion’s Mane atau Reishi dalam kopi atau minuman untuk fokus dan ketenangan.
5. Kecerdasan Buatan (AI) dalam kesejahteraan
AI mulai menjadi asisten kesehatan pribadi misalnya AI Health Coach. Aplikasi yang memberikan saran olahraga dan nutrisi secara real-time berdasarkan data dari jam tangan pintar kamu.
Deteksi dini: Penggunaan AI untuk memantau perubahan kecil pada pola tidur atau suara yang bisa menjadi tanda awal stres atau penyakit.
Tren kesehatan selalu berkembang. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan profesional medis sebelum mencoba suplemen atau terapi ekstrem baru ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)