FITNESS & HEALTH

Jangan Sepelekan Demam, Dehidrasi, dan Tangisan Tak Biasa pada Bayi

A. Firdaus
Rabu 24 Desember 2025 / 17:15
Jakarta: Ketika bayi sakit, itu bisa membuat orang tua khawatir karena bayi tidak bisa bicara tentang apa yang mereka rasakan. Gejala seperti demam, dehidrasi, atau tangisan yang tidak biasa sering muncul sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh kecil mereka.

Memahami gejala ini penting agar orang tua bisa bertindak cepat dan tepat dan mencegah masalah kecil menjadi besar. Bayi memiliki sistem tubuh yang masih berkembang, jadi mereka lebih rentan terhadap infeksi atau masalah kesehatan dibandingkan anak yang lebih besar.

Penting untuk percaya pada insting sebagai orang tua, tapi juga jangan takut konsultasi dokter jika ada keraguan. Dengan pengetahuan ini, orang tua bisa merasa lebih tenang dan siap menjaga kesehatan bayi mereka sehari-hari.

Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah gejala demam, dehidrasi, dan tangisan yang tak biasa pada bayi yang harus menjadi perhatian Moms:
 

1. Demam


Demam pada bayi adalah tanda sakit, tapi demam itu sendiri biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika bayi di bawah 3 bulan memiliki demam 38 derajat C atau lebih tinggi, periksa segera.

“Jika bayi 3 bulan atau lebih mengalami demam tapi tampak sehat secara keseluruhan, boleh biarkan di rumah dan pantau selama beberapa hari,” kata Liz Donner, dokter spesialis anak di rumah sakit di Orlando, Florida.

Hubungi dokter jika demam berlangsung empat hari atau lebih, agar periksa komplikasi seperti infeksi telinga atau pneumonia. Setiap kali bayi atau anak demam, segera pantau dehidrasi.

Hubungi segera dokter jika bayi demam persisten setelah di tempat panas, seperti mobil terlalu panas. Mereka mungkin risiko heat stroke atau heat exhaustion.

Jika ragu, hubungi penyedia layanan kesehatan. Penting merasa tenang, dan tidak salah berkonsultasi dengan dokter anak. Untuk ukur demam yang benar, gunakan termometer digital di ketiak atau rektal untuk bayi kecil, dan catat suhu serta gejala lain seperti ruam atau batuk.
 

2. Dehidrasi


Bayi bisa dehidrasi jika tidak dapat cukup cairan dan kehilangan terlalu banyak cairan. Ini bisa terjadi jika demam, muntah, diare, atau berkeringat berlebihan. Tingkat dehidrasi bervariasi dari ringan hingga parah dan mengancam nyawa.

Tanda dehidrasi ringan hingga sedang, seperti produksi urine normal setidaknya 6 popok basah per hari, urine lebih gelap dan berbau lebih kuat dari biasanya, mulut dan bibir kering dan lengket, air mata berkurang saat menangis.

Jika bayi dehidrasi parah, tandanya adalah mata cekung, lesu, tidur berlebihan atau rewel, hanya satu atau dua popok basah dalam sehari, mulut dan bibir kering dan pecah-pecah, tidak ada air mata saat menangis, fontanelle (titik lunak kepala) cekung.

Jika bayi menunjukkan tanda dehidrasi parah, bawa ke ruang gawat darurat segera. Jika ringan hingga sedang, bicarakan dengan dokter. Mereka mungkin sarankan bawa bayi diperiksa.

Penting ketahui penyebab dehidrasi dan tangani masalah dasar. Untuk cegah dehidrasi, tawarkan ASI atau susu botol lebih sering saat sakit, dan hindari minuman manis yang bisa perburuk diare.
 

3. Tangisan yang tidak biasa


Jika bayi menangis tanpa henti atau bertingkah tidak biasa dan mudah marah, coba langkah menenangkan sederhana dulu, seperti beri makan, buang angin, ganti popok, dan gerakan mengayun lembut. Jika tidak bisa tenangkan bayi, hubungi dokter anak.

Meski mungkin awal kolik (terutama usia 2 hingga 4 minggu), hubungi dokter untuk diskusikan alasan lain yang mungkin bisa menyebabkan tangisan berlebihan. Hal sama berlaku sebaliknya jika bayi tidak menangis, tapi tampak tidak aktif dan sulit bangunkan, hubungi dokter.

Tangisan bayi bisa tanda lapar, sakit perut, atau infeksi telinga. Jika tangisan berlanjut lebih dari 3 jam sehari itu bisa ganggu tidur, jadi cari bantuan dini.

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH