FITNESS & HEALTH
Sistem Talent Pool Kemenkes, Studi Tiru Beberapa Institusi Salah Satunya CDC di AS
Yatin Suleha
Selasa 23 September 2025 / 07:05
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus memperkuat kepemimpinan manajerial internal melalui program Manajerial Leaders Batch 3.
Salah satu agenda utama program ini adalah Leader’s Talk bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, yang menekankan pentingnya talent management yang terukur, terintegrasi, dan berbasis kinerja.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi menegaskan perlunya klasifikasi talenta di rumah sakit maupun unit kerja Kemenkes.
Program Manajerial Leaders Batch 3 menghadirkan kuliah daring dan luring, serta studi tiru beberapa institusi seperti CDC Amerika Serikat, Airport Health Accreditation di Singapura, Siloam Hospital, Paragon Corp, dan Laboratorium Prodia.
Peserta Manajerial Leaders Batch 3 juga mendapatkan pembelajaran ekperiental di beberapa lokus UPT Vertikal terpilih untuk membuat proyek aksi pembelajaran yang bermanfaat sebagai tugas akhir.
.jpg)
(Sistem talent pool Kemenkes yaitu menggunakan kriteria yang mencakup kinerja, latar belakang pendidikan, potensi, dan kompetensi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Baca juga: Viral Kasus Cacingan di Sukabumi, Ini Upaya Pencegahan Anak Cacingan
Menkes Budi menjelaskan, sistem talent pool Kemenkes menggunakan kriteria yang mencakup kinerja, latar belakang pendidikan, potensi, dan kompetensi.
“Menentukan Box 7, 8, 9 kita pakai variabel antara lain kinerja, latar belakang termasuk pendidikan. Kinerja itu mencakup kalibrasi dan pemeringkatan,” jelas Menkes.
Selain itu, ia menyoroti peran strategis Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) sebagai garda terdepan pengendalian penyakit menular lintas batas.
Menkes mendorong BKK mengoptimalkan otomasi dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat surveilans kesehatan.
“Saya ingin BKK lebih diotomatisasi, lebih disimplifikasi. Kalau bisa kreatif sedikit, gunakan AI agar surveillance lebih baik,” ungkapnya.
Menkes menambahkan, fungsi BKK tidak hanya terbatas pada pengawasan di pintu masuk negara, tetapi juga harus menjadi “radar” Kemenkes dalam mendeteksi penyakit menular di wilayah masing-masing.
Baca juga: Apa Itu Strategi Quick Win TBC?
“Saya mau tambah satu lagi, radarnya Kemenkes, untuk bisa melakukan surveilans penyakit menular di daerah dia berada. Jadi bukan hanya mengurus lintas batas,” tegas Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Salah satu agenda utama program ini adalah Leader’s Talk bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, yang menekankan pentingnya talent management yang terukur, terintegrasi, dan berbasis kinerja.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi menegaskan perlunya klasifikasi talenta di rumah sakit maupun unit kerja Kemenkes.
Program Manajerial Leaders Batch 3 menghadirkan kuliah daring dan luring, serta studi tiru beberapa institusi seperti CDC Amerika Serikat, Airport Health Accreditation di Singapura, Siloam Hospital, Paragon Corp, dan Laboratorium Prodia.
Peserta Manajerial Leaders Batch 3 juga mendapatkan pembelajaran ekperiental di beberapa lokus UPT Vertikal terpilih untuk membuat proyek aksi pembelajaran yang bermanfaat sebagai tugas akhir.
.jpg)
(Sistem talent pool Kemenkes yaitu menggunakan kriteria yang mencakup kinerja, latar belakang pendidikan, potensi, dan kompetensi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Baca juga: Viral Kasus Cacingan di Sukabumi, Ini Upaya Pencegahan Anak Cacingan
Menkes Budi menjelaskan, sistem talent pool Kemenkes menggunakan kriteria yang mencakup kinerja, latar belakang pendidikan, potensi, dan kompetensi.
“Menentukan Box 7, 8, 9 kita pakai variabel antara lain kinerja, latar belakang termasuk pendidikan. Kinerja itu mencakup kalibrasi dan pemeringkatan,” jelas Menkes.
Selain itu, ia menyoroti peran strategis Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) sebagai garda terdepan pengendalian penyakit menular lintas batas.
Menkes mendorong BKK mengoptimalkan otomasi dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat surveilans kesehatan.
“Saya ingin BKK lebih diotomatisasi, lebih disimplifikasi. Kalau bisa kreatif sedikit, gunakan AI agar surveillance lebih baik,” ungkapnya.
Menkes menambahkan, fungsi BKK tidak hanya terbatas pada pengawasan di pintu masuk negara, tetapi juga harus menjadi “radar” Kemenkes dalam mendeteksi penyakit menular di wilayah masing-masing.
Baca juga: Apa Itu Strategi Quick Win TBC?
“Saya mau tambah satu lagi, radarnya Kemenkes, untuk bisa melakukan surveilans penyakit menular di daerah dia berada. Jadi bukan hanya mengurus lintas batas,” tegas Menkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)