FITNESS & HEALTH
Kanker Kolorektal: Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Pengobatannya
Raka Lestari
Jumat 29 Januari 2021 / 16:06
Jakarta: Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus). Dari data Globocan 2012, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker.
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker. Beberapa gejala yang dapat muncul, antara lain:
- Diare atau konstipasi.
- Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
- Darah pada tinja.
- Mual.
- Muntah.
- Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
- Tubuh mudah lelah.
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Beberapa faktor yang dapat memicu kanker kolorektal, yaitu:
1. Usia
Risiko kanker kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih dari 90% kasus kanker kolorektal dialami oleh seseorang berusia 50 tahun atau lebih.
2. Riwayat penyakit
Seseorang dengan riwayat penyakit kanker atau polip kolorektal lebih berisiko terserang kanker kolorektal. Begitu juga seseorang dari keluarga yang pernah mengalami penyakit kanker atau polip kolorektal
3. Penyakit genetik
Seseorang dengan penyakit yang diturunkan dari keluarga, seperti sindrom Lynch, berisiko tinggi mengalami kanker kolorektal.
4. Radang usus
Kanker kolorektal berisiko tinggi menyerang penderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
5. Gaya hidup
Kurang olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan, konsumsi minuman beralkohol, obesitas atau berat badan berlebih, dan merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal.
6. Radioterapi
Paparan radiasi pada area perut meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Klasifikasi pengobatan KKR dibagi menjadi 3, yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal), lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut). Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran.
Sedangkan pada kondisi metastasis, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama. Operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi dan tidak banyak dan berukuran kecil, serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Gejala Kanker Kolorektal (KKR)
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker. Beberapa gejala yang dapat muncul, antara lain:
- Diare atau konstipasi.
- Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
- Darah pada tinja.
- Mual.
- Muntah.
- Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
- Tubuh mudah lelah.
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Faktor Risiko Kanker Kolorektal
Beberapa faktor yang dapat memicu kanker kolorektal, yaitu:
1. Usia
Risiko kanker kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih dari 90% kasus kanker kolorektal dialami oleh seseorang berusia 50 tahun atau lebih.
2. Riwayat penyakit
Seseorang dengan riwayat penyakit kanker atau polip kolorektal lebih berisiko terserang kanker kolorektal. Begitu juga seseorang dari keluarga yang pernah mengalami penyakit kanker atau polip kolorektal
3. Penyakit genetik
Seseorang dengan penyakit yang diturunkan dari keluarga, seperti sindrom Lynch, berisiko tinggi mengalami kanker kolorektal.
4. Radang usus
Kanker kolorektal berisiko tinggi menyerang penderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
5. Gaya hidup
Kurang olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan, konsumsi minuman beralkohol, obesitas atau berat badan berlebih, dan merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal.
6. Radioterapi
Paparan radiasi pada area perut meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Pengobatan KKR
Klasifikasi pengobatan KKR dibagi menjadi 3, yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal), lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut). Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran.
Sedangkan pada kondisi metastasis, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama. Operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi dan tidak banyak dan berukuran kecil, serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)