FITNESS & HEALTH
Riset Pengurangan Bahaya Tembakau Harus Terus Berlanjut
Medcom
Sabtu 25 Maret 2023 / 12:12
Jakarta: Peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran (FKG Unpad), Amaliya menghadiri undangan acara Philippine College of Oral & Maxillofacial Surgeons (PCOMS) yang diadakan di Manila, Filipina. Selama di sana, Amaliya memberikan paparan tentang perkembangan riset pengurangan bahaya tembakau.
Amaliya menjelaskan masalah prevalensi merokok di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan, khususnya gigi dan mulut. Dia mendorong adanya riset pengurangan bahaya tembakau yang memanfaatkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan. Riset tersebut mencakup uji laboratorium, survei, studi observasi, uji klinis, dan tinjauan sistematis.
"Dari hasil studi tersebut, kami menyimpulkan terdapat perbedaan profil risiko vape dan produk tembakau yang dipanaskan dibandingkan dengan rokok konvensional, yaitu risiko dari kedua produk tembakau alternatif ini lebih rendah daripada rokok terhadap kesehatan," kata Amaliya.
Selain Amaliya, acara ini turut dihadiri oleh peserta lain dari Indonesia yakni Peneliti Pusat Studi Kedokteran Gigi Militer Universitas Padjadjaran, Yun Mukmin Akbar dan Peneliti Departemen Periodonsia, FKG Unpad, Siti Sopiatin.
Hasil studi juga menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki peran potensial dalam membantu mengurangi kebiasaan merokok bagi perokok aktif yang sulit berhenti merokok dengan metode konvensional.
"Saat ini, kami sedang melanjutkan studi baru yakni SMILE Study yang mengevaluasi dampak penggunaan produk tembakau alternatif secara jangka panjang yang berkolaborasi dengan peneliti dari beberapa negara seperti Italia, Polandia, dan Moldova. Perkembangan riset pengurangan bahaya tembakau akan terus berlanjut ke depannya," jelasnya.
Yun Mukmin, salah satu peserta, mengatakan acara ini dapat menjadi ajang untuk kerja sama dan kolaborasi riset antara Indonesia dan Filipina di bidang kedokteran gigi.
“Acara ini memberikan peluang bagi kami sebagai peneliti dan dokter gigi untuk aktif berdiskusi secara ilmiah dan melakukan berbagai penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum," ujarnya.
Edukasi bahaya merokok dan konsep pengurangan bahaya tembakau di kalangan militer dapat menjadi permulaan untuk melakukan kajian serupa di bidang kedokteran gigi militer.
"Riset pengurangan bahaya tembakau punya potensi yang besar terutama mengkaji perilaku merokok di kalangan militer yang menerapkan keilmuan di bidang kedokteran gigi militer melalui kerja sama dan kolaborasi riset dengan berbagai pihak,” jelas Yun Mukmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Amaliya menjelaskan masalah prevalensi merokok di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan, khususnya gigi dan mulut. Dia mendorong adanya riset pengurangan bahaya tembakau yang memanfaatkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan. Riset tersebut mencakup uji laboratorium, survei, studi observasi, uji klinis, dan tinjauan sistematis.
"Dari hasil studi tersebut, kami menyimpulkan terdapat perbedaan profil risiko vape dan produk tembakau yang dipanaskan dibandingkan dengan rokok konvensional, yaitu risiko dari kedua produk tembakau alternatif ini lebih rendah daripada rokok terhadap kesehatan," kata Amaliya.
Selain Amaliya, acara ini turut dihadiri oleh peserta lain dari Indonesia yakni Peneliti Pusat Studi Kedokteran Gigi Militer Universitas Padjadjaran, Yun Mukmin Akbar dan Peneliti Departemen Periodonsia, FKG Unpad, Siti Sopiatin.
Hasil studi juga menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki peran potensial dalam membantu mengurangi kebiasaan merokok bagi perokok aktif yang sulit berhenti merokok dengan metode konvensional.
"Saat ini, kami sedang melanjutkan studi baru yakni SMILE Study yang mengevaluasi dampak penggunaan produk tembakau alternatif secara jangka panjang yang berkolaborasi dengan peneliti dari beberapa negara seperti Italia, Polandia, dan Moldova. Perkembangan riset pengurangan bahaya tembakau akan terus berlanjut ke depannya," jelasnya.
Yun Mukmin, salah satu peserta, mengatakan acara ini dapat menjadi ajang untuk kerja sama dan kolaborasi riset antara Indonesia dan Filipina di bidang kedokteran gigi.
“Acara ini memberikan peluang bagi kami sebagai peneliti dan dokter gigi untuk aktif berdiskusi secara ilmiah dan melakukan berbagai penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum," ujarnya.
Edukasi bahaya merokok dan konsep pengurangan bahaya tembakau di kalangan militer dapat menjadi permulaan untuk melakukan kajian serupa di bidang kedokteran gigi militer.
"Riset pengurangan bahaya tembakau punya potensi yang besar terutama mengkaji perilaku merokok di kalangan militer yang menerapkan keilmuan di bidang kedokteran gigi militer melalui kerja sama dan kolaborasi riset dengan berbagai pihak,” jelas Yun Mukmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)