FITNESS & HEALTH

Pasca Pandemi Kasus Mata Minus pada Anak Meningkat, Dokter Rekomendasikan Terapi Tanpa Operasi

Yuni Yuli Yanti
Minggu 26 Mei 2024 / 07:48
Jakarta: Kenaikan mata minus yang terjadi secara signifikan atau dikenal dengan Myopia Booming kini menjadi perhatian serius yang bisa mengancam masa depan anak-anak.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh VIO optical Clinic pada tahun 2022, menunjukkan bahwa fenomena Myopia Booming ini meningkat sebesar 70 persen untuk anak usia Sekolah Dasar, terutama sejak pandemi Covid-19.

Berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli kesehatan mata dunia memproyeksikan fenomena Myopia Booming ini akan semakin meningkat hingga 49,1 persen dari populasi dunia pada tahun 2050 nanti. 

Dokter Optometri dan Founder VIO Optical Clinic, Andri Agus Syah, OD, FPCO, FAAO, FIALVS mengatakan dari data tersebut artinya hampir 40 persen anak-anak di usia sekolah dasar tidak melakukan pemeriksaan mata, baik di optik maupun dokter mata.

"Nah dari data itu juga dihitungkan 30 persen dari mereka itu ternyata mengalami mata minus atau mata silinder. Jadi cukup besar. Meski di Indonesia belum keluar data mengenai berapa persentase kenaikan anak-anak setelah pandemi. Tetapi kalau kita bicara negara maju seperti Jepang, China, Taiwan dan Singapura itu terjadi kenaikan hampir 30 persen untuk anak-anak mengalami minus setelah pandemi," ujar dr. Andri dalam konferensi pers bersama VIO Optical Clinic, pada Sabtu (25/5/2024), di Hotel Vertu, Jakarta.    

Dengan kata lain, separuh dari populasi dunia akan bermata minus. Namun, perlu diketahui juga bahwa mata minus bukanlah satu-satunya gangguan penglihatan yang dihadapi anak-anak. Ada pula gangguan penglihatan lainnya seperti mata silinder, mata malas, mata juling, low vision, penglihatan ganda yang kebanyakan disebabkan oleh faktor genetik atau turunan dari orang tua mereka.

Kacamata menjadi salah satu solusi untuk membantu penglihatan anak yang memiliki gangguan refraksi seperti mata minus dan mata silinder. Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa penggunaan kacamata biasa kurang efektif dalam menahan laju kenaikan mata minus anak, terutama mereka yang aktif berkegiatan menggunakan gawai. 

Tentunya hal ini begitu mencemaskan para orang tua karena bisa mengganggu aktivitas belajar anak-anak, bahkan akan menyulitkan anak-anak ketika mereka ingin melanjutkan pendidikan sekolah kedinasan. 


(Kacamata kerap menjadi salah satu solusi untuk membantu penglihatan anak yang memiliki gangguan refraksi seperti mata minus dan mata silinder. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Terapi Ortho-K

Menempuh operasi lasik pun belum direkomendasikan untuk anak yang usianya di bawah 19 tahun. VIO Optical Clinic, sebagai vision therapy pertama di Indonesia, melayani Myopia Control Management untuk menghambat laju pertumbuhan mata minus anak dengan beberapa metode, salah satunya adalah Terapi Ortho K yang bekerja membentuk ulang kornea mata pasien secara alami sehingga penglihatan pasien menjadi jelas kembali. 

Dr. Andri menjelaskan metode Orthokeratology dilakukan menggunakan lensa kontak khusus yang disebut dengan lensa Ortho-k. Terapi Ortho-k adalah sebuah proses membentuk ulang permukaan kornea menggunakan lensa Ortho-k untuk mengkoreksi kelainan miopia (mata minus) dan astigmatism (silinder) tanpa operasi, sehingga Anda dapat memiliki penglihatan yang nyaman tanpa harus memakai apa pun setelah melepas lensa Ortho-k.

"Sebenarnya sampai usia dewasa pun bisa kita lakukan terapi ini. Tetapi memang target pasar mata kita adalah anak-anak. Karena kita percaya bahwa mereka kan belum boleh mendapatkan tindakan refractive surgery, belum boleh dilakukan operasi. Jadi, kita harapkan masa depan bangsa ini untuk ke depannya tidak mempunyai minus yang tinggi-tinggi lagi," jelas dr. Andri. 

Berdasarkan rekomendasi Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, terapi Ortho-K, bisa dilakukan maksimal pada mata minus 6 dan silinder 2. Jika bicara efektivitas perawatan Ortho-K, antara 1 hingga 3 bulan bergantung minusnya. 

"Artinya, kalau cuma minus 1, ya pasti akan lebih cepat turunnya dibanding dengan orang yang minus 6.  Tetapi di VIO sendiri kita berkomitmen, tidak hanya melakukan treatment sampai turun aja minusnya. Karena dari pengalaman kita, yang menjadi tantangan itu bukan turuninnya, tapi menjaga supaya tidak naik lagi. Kita enggak bisa bilang itu akan permanent. Artinya kalau aktivitas gadgetnya banyak, istirahatnya kurang, ada kemungkinan minusnya timbul lagi. Karena itulah kita harus jaga supaya jangan sampai yang udah kita lakukan itu jadi sia-sia," tambahnya. 

Dr. Andri menyampaikan agar terapi Ortho-K berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Seperti memberikan rekomendasi untuk aktivitas-aktivitas yang dilakukan. 

Misalnya, bermain gadget untuk anak di bawah usia 10 tahun tidak lebih dari 1 jam perhari. Pastikan untuk tidur kurang lebih selama 7 jam setiap malam. Jadi, tidurnya tidak boleh terlalu malam dan tidak boleh kurang dari waktu yang kita tentukan," sarannya. 


(Ki-ka: M Yuszak Yahya - Chairman of VIO Optical Clinic, Andri Agus Syah, OD, FPCO, FAAO, FIALVS - Optometry Doctor, Muhammad Agus Shandi - Product Manager VIO Optical Clinic dalam acara peluncuran soft launching produk RICHIE dan Lensa Myocare di Hotel Vertu Harmoni Jakarta pada Sabtu, 25 Mei 2024. Foto: Dok. Yuni)
 

Frame RICHIE dan lensa Myocare 

Untuk beberapa kasus, VIO memahami ada yang belum siap dengan terapi Ortho K ini baik secara kemampuan ataupun kemauan. Oleh sebab itu, VIO merilis produk baru berupa kacamata khusus dengan fitur lensa Myopia Control untuk membantu menahan laju kenaikan mata minus pada anak. 

Dr. Andri mengatakan Frame RICHIE dibuat dengan material yang fleksibel di mana gagang frame bisa diganti dengan mudah sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan. Cocok sekali dengan anak-anak yang aktif, karena frame-nya lentur, tahan banting ataupun patah. Materialnya juga ringan serta aman digunakan karena terbuat dari silikon sintetis hypoallergenic yang tidak menimbulkan alergi dan iritasi pada kulit.

"Kami bangga memperkenalkan frame RICHIE dan lensa Myocare sebagai inovasi terbaru dari VIO Optical Clinic. Produk ini merupakan wujud komitmen VIO Optical Clinic untuk melindungi penglihatan anak-anak kita. Bukan hanya untuk mengoreksi penglihatan anak, namun produk ini bisa menjadi solusi jangka panjang yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak. Saya dan VIO Optical Clinic percaya bahwa kacamata ini bisa menjadi langkah besar dalam memerangi masalah penglihatan anak-anak," tutup dr. Andri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH