FITNESS & HEALTH
3 Mitos soal Pilates, Salah Satunya Olahraga untuk Perempuan Saja!
Aulia Putriningtias
Rabu 24 September 2025 / 16:10
Jakarta: Olahraga pilates ramai disukai dalam satu tahun terakhir ini. Biasanya memang diganderungi oleh para perempuan yang mencoba atau melakukannya. Padahal, pilates bukan hanya untuk perempuan, loh! Ini sederet mitos soal pilates.
Pilates adalah metode latihan berdampak rendah yang dikembangkan oleh Joseph Pilates di awal abad ke-20. Metode ini berfokus pada pembentukan kekuatan inti, perbaikan postur, peningkatan fleksibilitas, dan keseimbangan secara keseluruhan.
Tidak seperti kebanyakan latihan lainnya, pilates sangat mudah beradaptasi dan cocok untuk pemula. Pun, olahraga ini dikatakan cukup ringan untuk rehabilitasi cedera namun cukup menantang bagi para atlet.
Pilates menggabungkan gerakan terkontrol, teknik pernapasan, dan penyelarasan yang presisi, sehingga efektif bagi tubuh dan pikiran, sebagaimana ditemukan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Muscle Ligaments and Tendons Journal.
Baca juga: Pertama di Indonesia! Serunya Yoga dan Pilates di Atas Air, Mau Coba?
Olahraga ini dilakukan di atas matras maupun menggunakan peralatan seperti reformer. Pilates sendiri pada dasarnya melatih kekuatan, daya tahan, dan mobilitas tanpa memberikan tekanan yang tidak perlu pada sendi.
Namun, ada beberapa mitos dari olahraga satu ini. Dilansir dalam Healthshots, inilah beberapa mitos dan juga fakta sebenarnya tentang pilates, antara lain:
Salah satu kesalahpahaman terbesar yang disorot adalah pilates hanya untuk perempuan. Banyak orang percaya pilates hanya untuk perempuan dan bukan untuk laki-laki. Padahal, pilates sebenarnya digagas oleh seorang pria bernama Joseph Pilates untuk para pria di medan perang.
Pilates membangun daya tahan otot, meningkatkan mobilitas, dan meningkatkan performa, hal-hal yang dibutuhkan setiap atlet. Jadi, jika laki-laki menganggap pilates 'terlalu feminin', sudah saatnya untuk berpikir ulang.
Pilates sebenarnya sangat mudah disesuaikan, tergantung pada struktur kelas dan tingkat kebugaran individu. Latihan ini bisa berupa rutinitas ringan yang berfokus pada rehabilitasi, atau bisa juga berupa sesi yang menguras keringat dan membakar otot bagi praktisi tingkat lanjut.
Gerakan-gerakan yang terkontrol mungkin terlihat sederhana. Namun, ketika dilakukan dengan benar, gerakan-gerakan tersebut akan melibatkan kelompok otot dalam yang bahkan tidak kamu sadari.
Kemampuan adaptasi ini membuat pilates cocok untuk pemula, lansia, dan atlet. Kuncinya terletak pada bagaimana latihan ini dirancang dan dipraktikkan. Jadi, pilates tidak bisa dianggap mudah sekali atau terlalu sulit sekali pun, ya!
Mitos umum lainnya adalah bahwa pilates hanya tentang peregangan dan fleksibilitas. Padahal, pilates bukan hanya untuk fleksibilitas, tetapi juga membangun kekuatan, meningkatkan tenaga, daya tahan otot, keseimbangan, dan stabilitas.
Kenyataannya, pilates dapat membantu mengembangkan massa otot tanpa lemak, meningkatkan kekuatan fungsional, dan bahkan mendukung penurunan berat badan seiring waktu.
Dengan menargetkan otot-otot penstabil yang lebih kecil bersama dengan kelompok otot yang lebih besar, pilates meningkatkan kekuatan dan kinerja tubuh secara keseluruhan. Jadi, jika ingin meningkatkan kekuatan, mungkin saja pilates memang yang dibutuhkan tubuh.
Itulah beberapa mitos mengenai pilates. Jadi, untuk Sobat Medcom, jangan takut untuk mencoba pilates karena perihal gender atau kesulitan. Karena olahraga ini juga cocok untuk pemula, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Pilates adalah metode latihan berdampak rendah yang dikembangkan oleh Joseph Pilates di awal abad ke-20. Metode ini berfokus pada pembentukan kekuatan inti, perbaikan postur, peningkatan fleksibilitas, dan keseimbangan secara keseluruhan.
Tidak seperti kebanyakan latihan lainnya, pilates sangat mudah beradaptasi dan cocok untuk pemula. Pun, olahraga ini dikatakan cukup ringan untuk rehabilitasi cedera namun cukup menantang bagi para atlet.
Pilates menggabungkan gerakan terkontrol, teknik pernapasan, dan penyelarasan yang presisi, sehingga efektif bagi tubuh dan pikiran, sebagaimana ditemukan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Muscle Ligaments and Tendons Journal.
Baca juga: Pertama di Indonesia! Serunya Yoga dan Pilates di Atas Air, Mau Coba?
Olahraga ini dilakukan di atas matras maupun menggunakan peralatan seperti reformer. Pilates sendiri pada dasarnya melatih kekuatan, daya tahan, dan mobilitas tanpa memberikan tekanan yang tidak perlu pada sendi.
Namun, ada beberapa mitos dari olahraga satu ini. Dilansir dalam Healthshots, inilah beberapa mitos dan juga fakta sebenarnya tentang pilates, antara lain:
1. Pilates hanya untuk wanita
Salah satu kesalahpahaman terbesar yang disorot adalah pilates hanya untuk perempuan. Banyak orang percaya pilates hanya untuk perempuan dan bukan untuk laki-laki. Padahal, pilates sebenarnya digagas oleh seorang pria bernama Joseph Pilates untuk para pria di medan perang.
Pilates membangun daya tahan otot, meningkatkan mobilitas, dan meningkatkan performa, hal-hal yang dibutuhkan setiap atlet. Jadi, jika laki-laki menganggap pilates 'terlalu feminin', sudah saatnya untuk berpikir ulang.
2. Pilates terlalu mudah atau sulit
Pilates sebenarnya sangat mudah disesuaikan, tergantung pada struktur kelas dan tingkat kebugaran individu. Latihan ini bisa berupa rutinitas ringan yang berfokus pada rehabilitasi, atau bisa juga berupa sesi yang menguras keringat dan membakar otot bagi praktisi tingkat lanjut.
Gerakan-gerakan yang terkontrol mungkin terlihat sederhana. Namun, ketika dilakukan dengan benar, gerakan-gerakan tersebut akan melibatkan kelompok otot dalam yang bahkan tidak kamu sadari.
Kemampuan adaptasi ini membuat pilates cocok untuk pemula, lansia, dan atlet. Kuncinya terletak pada bagaimana latihan ini dirancang dan dipraktikkan. Jadi, pilates tidak bisa dianggap mudah sekali atau terlalu sulit sekali pun, ya!
3. Pilates tidak membantu kekuatan tubuh
Mitos umum lainnya adalah bahwa pilates hanya tentang peregangan dan fleksibilitas. Padahal, pilates bukan hanya untuk fleksibilitas, tetapi juga membangun kekuatan, meningkatkan tenaga, daya tahan otot, keseimbangan, dan stabilitas.
Kenyataannya, pilates dapat membantu mengembangkan massa otot tanpa lemak, meningkatkan kekuatan fungsional, dan bahkan mendukung penurunan berat badan seiring waktu.
Dengan menargetkan otot-otot penstabil yang lebih kecil bersama dengan kelompok otot yang lebih besar, pilates meningkatkan kekuatan dan kinerja tubuh secara keseluruhan. Jadi, jika ingin meningkatkan kekuatan, mungkin saja pilates memang yang dibutuhkan tubuh.
Itulah beberapa mitos mengenai pilates. Jadi, untuk Sobat Medcom, jangan takut untuk mencoba pilates karena perihal gender atau kesulitan. Karena olahraga ini juga cocok untuk pemula, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)